PKT Portfolio

Penggunaan agroinput berbasis kimia secara terus-menerus, terbukti menjadikan ekosistem semakin parah dan keragaman hayati dalam tanah menurun sangat drastis termasuk musuh alami Ganoderma. Dari keadaan inilah maka potensi infeksi Ganoderma akan semakin aktif dan kesadaran untuk menyehatkan tanah menjadi sangat penting untuk segera dilakukan.

Apabila serangan Ganoderma dibiarkan tanpa antisipasi pencegahan maka dapat dipastikan jamur tular tanah ini akan memperluas serangannya dengan menggerogoti populasi sawit yang akhirnya menimbulkan kerugian yang lebih besar pada perkebunan sawit.

Serangan Ganoderma telah berkembang pesat di perkebunan Indonesia, dimana semakin banyak tanaman mati dan produksi tidak dapat diharapkan lagi. Banyak pengelola perkebunan kelapa sawit ingin mengendalikan penyakit yang berpotensi menggagalkan target produksi ini. Penggunaan agroinput berbasis kimia dan hayati telah dilakukan untuk mengendalikan Ganoderma, namun cara ini tetap gagal.

Bisnis sawit terancam kehilangan triliunan rupiah akibat penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma). Dalam keadaan normal, keseimbangan alam sudah terjaga dengan baik dimana rantai makanan antara predator alami dan patogen sudah berimbang namun karena pemakaian pupuk kimia dan pestisida kimia yang berkelanjutan, menyebabkan keseimbangan alam terganggu sehingga predator alami mati dan berkembang patogen baru.

Betapa besarnya peran industri sawit terhadap perekonomian Indonesia, akan tetapi saat ini bisnis perkebunan sawit sedang mengalami kesulitan, karena harga CPO yang anjlok. Dimana sering terjadi pada saat krisis seperti ini, pemilik perkebunan hanya panen buah tanpa melakukan perawatan dan pemupukan, hal inilah yang akan memperparah kondisi kebun.

Bicara tentang Ganoderma memang tidak pernah ada habisnya. Mulai dari siklus hidup, cara penyebaran, sampai dampak buruk Ganoderma pada tanaman sawit. Seperti yang telah kita ketahui, dampak yang diberikan jamur yang menyebabkan penyakit Busuk Pangkal Batang (Basal Stem Rot/BSR) ini sangat meresahkan berbagai pihak yang berkecimpung di dunia perkebunan sawit.

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dibudidayakan secara monokultur. Orientasi pekebun selama ini hanya terpusat bagaimana meningkatkan produksi setinggi-tingginya dengan menggunakan agroinput berbasis kimia yang instan tanpa memperhatikan keberadaan dan kelangsungan keragaman hayati dalam tanah.

Supeno Surija,Ph.D, CEO PT Propadu Konair Tarahubun (PKT) yang juga merupakan Head of Research untuk Plantation Key Technology (PKT-USA), menjelaskan bahwa Ganoderma dapat mengganas akibat pemakaian pupuk dan bahan kimia dalam kurun waktu lama. Dampak lanjutannya jumlah predator alami Ganoderma menjadi berkurang di dalam tanah sehingga keseimbangan tanah tidak lagi terjadi. Inilah yang membuat Ganoderma dapat berkembang leluasa.