Menyiasati proses pemupukan sawit ketika harga pupuk sedang naik adalah tindakan yang diperlukan bagi para petani. Tak bisa dipungkiri bahwa pandemic Covid-19 ini telah membuat banyak sektor kelimpungan, termasuk sektor pertanian dan perkebunan. Selama Covid-19 menyerang, ketersediaan pupuk sangat terbatas hingga harganya pun melonjak tajam. Hal inilah yang telah membuat banyak petani menjerit.
Selama pandemik, kenaikan harga pupuk sawit telah mencapai 70 hingga 120 persen. Harga pupuk yang tadinya hanya berkisar Rp6.500 per kilogram meningkat menjadi Rp12.000 per kilogram. Hal tersebut tentu berdampak langsung pada produktivitas dan keuntungan yang diperoleh petani sawit.
Penyebab Naiknya Harga Pupuk Sawit
Ada beberapa hal yang membuat harga pupuk sawit melonjak drastis. Berikut faktor yang diduga menjadi biang kerok naiknya harga pupuk kelapa sawit:
- Naiknya harga komoditas
Melejitnya harga pupuk ini disebabkan karena naiknya harga komoditas di pasar internasional. Hal tersebut juga berpengaruh besar pada produksi pupuk di dunia, termasuk Indonesia. Seperti yang kita ketahui, bahan baku pembuatan pupuk Kimia adalah phosphate rock, amoniak, dan KCL.
Bahan-bahan tersebut termasuk dalam komoditas dunia yang harganya turut melonjak tajam di tengah pandemic ini. Negara-negara pengekspor bahan baku pupuk, seperti Rusia dan China menahan ekspor demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.
- Keterbatasan kontainer pengangkut
Selain itu, keterbatasan kontainer pengangkut juga menjadi biang kerok naiknya bahan baku pupuk. Adanya lockdown di sejumlah negara dan pembatasan perdagangan lintas negara berakibat pada terhambatnya perputaran arus barang melalui container. Akibatnya, ongkos angkut container juga meningkat drastis hingga ratusan persen. Kombinasi kedua faktor inilah yang menyebabkan ketersediaan pupuk pun terbatas sehingga berpengaruh terhadap harga.
Kenaikan harga pupuk ini diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2022 mendatang karena ketersediaan stok dari distributor yang belum stabil. Sementara itu, petani harus segera mengambil langkah strategis untuk menyiasati pemupukan di tengah kenaikan harga pupuk yang entah kapan akan berakhir ini.
Cara Siasati Pemupukan Sawit Saat Harga Pupuk Naik
Meski harga pupuk naik, petani tetap harus melakukan pemupukan agar hasil budidaya tetap optimal. Karena itu, harus melakukan langkah tertentu sebagai cara menyiasati pemupukan sawit saat harga pupuk naik. Berikut cara siasati pemupukan sawit saat harga pupuk sawit naik:
-
Melakukan substitusi pupuk
Melakukan substitusi pupuk bisa menjadi langkah utama untuk menyiasati pemupukan sawit saat harga pupuk naik. Oleh karena itu, alangkah baiknya memakai pupuk organik dengan formulasi yang tepat dengan harga yang terjangkau yang bertujuan untuk proses pertumbuhan dan juga produksi yang bagus.
Salah satu pupuk organik terbaik yaitu pupuk MOAF®, diproduksi PT Propadu Konair Tarahubun (Plantation Key Technology/PKT) yang bergerak di bidang teknologi sawit yang tak hanya menciptakan pupuk organik, tetapi juga membasmi hama dan penyakit, dan merangkap sebagai konsultan pertanian sawit. Pupuk MOAF® telah banyak digunakan oleh perusahan besar di Indonesia serta mendapat banyak pengakuan dari pengusaha dan pengelola bisnis kelapa sawit.
Kelebihan Pupuk MOAF® Dibandingkan Pupuk Konvensional Lainnya.
1). Pupuk MOAF® dapat meningkatkan pH tanah, sedangkan pupuk konvensional lainnya dapat menurunkan pH tanah menjadi asam, pH yang rendah dapat menciptakan lingkungan yang cocok untuk berkembang biak hama penyakit. Reaksi MOAF® jauh lebih cepat dan bersifat lebih tahan lama dan stabil.
2). Pelepasan nutrisi dalam pupuk MOAF® dapat terkontrol sehingga dapat diaplikasi pada saat musim hujan maupun musim kemarau, dimana pupuk dapat mengikat agregat tanah sehingga penyerapan unsur hara dapat lebih baik, struktur tanah lebih stabil dan dapat menyerap air secara maksimal. Pupuk konvensional lainnya cenderung lebih cepat menguap pada saat musim kemarau dan mudah terbawa air pada saat musim hujan, sehingga unsur hara yang seharusnya dapat diserap oleh perakaran secara maksimal menjadi berkurang.
3). Pupuk MOAF® ramah lingkungan pada cuaca yang ekstrem (1 – 2 musim kemarau) tidak merusak fungsi perakaran & tidak terjadi plasmolisis pada perakaran tanaman serta pupuk yang ditabur dalam piringan masih dapat diserap. Pupuk konvensional lainnya tidak ramah lingkungan, dimana dapat meninggalkan residu bahan kimia yang merusak pohon. Pupuk kimia yang ditaburkan tidak bisa diserap secara maksimal oleh perakaran tanaman, sehingga terjadi defisiensi hara yang akut.
4). Pupuk yang diproduksi oleh PKT (Plantation Key Technology) memiliki formulasi yang berbeda-beda untuk setiap perkebunan, dikarenakan kebutuhan setiap tanaman pasti berbeda. Oleh karena itu PKT terlebih dahulu melakukan survey, analisa sampel akar, tanah dan daun, untuk mengetahui unsur hara yang dibutuhkan dan serangan hama penyakit yang ada pada tanaman. MOAF® menyesuaikan kebutuhan tanaman sehingga tepat nutrisi serta membuat akar lebih cepat menyerap nutrisi.
Sedangkan Pupuk konvensional diproduksi secara masal, tidak ada spesifikasi khusus kepada semua perkebunan. Semua jenis tanah dan jenis tanaman dianggap sama karena tidak ada kegiatan survey seperti analisa akar, tanah dan daun tanaman terlebih dahulu.
5). Mempercepat dan meningkatkan hasil produksi panen sawit baik dari berat rata tandan dan jumlah tandan, serta peningkatan rendemen atau ekstraksi minyak. Teknologi MOAF® juga merupakan syarat mutlak bagi perkebunan yang ingin mengurangi serangan hama dan penyakit.
- Melakukan Pembenahan Tanah
Ketika harga pupuk sawit mahal, petani bisa mencoba melakukan pembenahan tanah. Hal ini bisa dilakukan dengan menyingkirkan gulma yang terdapat pada lahan. Gulma yang ada pada lahan bisa menyerap kandungan unsur hara yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan sawit.
Karena itu, lakukan pemupukan setelah pengendalian gulma. Hindari memupuk tanaman saat kondisi gulma sedang semak. Maka dari itu, para petani harus membersihkan gulma sebelum pemupukan. Pembersihan gulma bisa dilakukan secara manual atau menggunakan bahan kimia. Jika menggunakan bahan kimia, perhatikan dosis yang digunakan. Sebab, dosis bahan kimia yang digunakan juga turut mempengaruhi kesehatan tanah.
- Menggunakan Agen Hayati
Agen hayati ini bisa berupa jamur, bakteri, virus, dan berbagai jenis hewan lainnya yang dapat kita manfaatkan untuk mengendalikan hama tanaman. Agen hayati ini bisa berupa jamur, bakteri, virus, dan berbagai jenis hewan lainnya yang dapat kita manfaatkan untuk mengendalikan hama tanaman. Penggunaan agen hayati walaupun dapat mengendalikan hama tanaman dan sebagai stimulator pertumbuhan tanaman. Namun, juga harus digunakan dengan sangat hati-hati. Karena jika tidak digunakan akan menimbulkan efek samping yang lebih berbahaya. Salah satu agen hayati yang sering dimanfaatkan oleh petani untuk mempercepat pertumbuhan tanaman adalah Trichoderma sp.
Trichoderma sp. merupakan jamur tanah yang bisa kita dapatkan dengan mengisolasi akar tanaman. Jenis jamur ini bisa kita temukan dengan mudah pada tanah hutan, tanah pertanian, atau di dalam tunggul kayu. Banyak sekali produsen masih menggunakan Trichoderma sp untuk mengendalikan Ganoderma, padahal tidak semua varietas Ganoderma bisa dikendalikan dengan Trichoderma sp ini.
Pengendalian Ganoderma yang tepat dengan menggunakan pengendalian hayati dapat dimulai dari analisa tanah & hama penyakit, untuk menilai kualitas tanah, penentuan status unsur hara & sifat fisik tanah secara cepat dan akurat, serta varietas Ganoderma yang dihadapi. Hasil uji tersebut dapat digunakan sebagai dasar rekomendasi pemupukan dan pengendalian hama penyakit secara efisien. Jika tanah ternyata tidak sehat, maka harus disehatkan terlebih dahulu seperti dengan cara memakai pupuk organik yang stabil seperti pupuk MOAF®. Pemberian pupuk MOAF® sangat penting karena selain dapat meningkatkan produksi, formulasi ini tidak menyebabkan kerusakan tanah maupun keseimbangan ekosistem serta membantu perkembangan mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
- Menggunakan Bio Stimulant
Bio stimulant adalah senyawa organik yang dapat menstimulasi proses alami yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Rumput laut bisa digunakan sebagai bio stimulant tanaman karena mengandung soil conditioner. Vitamin, hara mikro, protein, dan asam humat, yang semuanya dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Untuk mengubah rumput laut menjadi bio stimulant, Anda bisa melakukan fermentasi menggunakan mikroba atau kapang.
Itulah empat cara siasati pemupukan sawit saat harga pupuk sedang naik. Tak bisa kita pungkiri pandemic ini telah membuat berbagai sektor kelimpungan. Selain sektor wisata, sektor pertanian dan perkebunan juga terkena imbas besar dari pandemi. Harga pupuk yang melonjak tajam membuat petani kelimpungan.
Selain mengharapkan bantuan dari pemerintah, petani juga harus mengambil langkah mandiri dengan melakukan berbagai cara siasati pemupukan sawit saat harga pupuk naik. Petani juga harus bisa melakukan efisiensi dan mampu menakar dosis pupuk dengan tepat agar hasil budidaya tetap optimal.
Bagi perusahaan perkebunan yang memiliki masalah yang sama dan ingin bertanya lebih lanjut mengenai cara siasati pemupukan sawit saat harga pupuk naik, dapat mengunjungi website kami www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp kami +62 821 2000 6888 untuk menemukan pupuk terbaik dengan harga yang terjangkau.