Sawit Notif – Minyak sawit mentah (CPO), selain menjadi bahan baku untuk berbagai produk konsumsi, juga memiliki potensi besar sebagai sumber energi terbarukan. Salah satu bentuk pemanfaatan CPO sebagai energi adalah dalam bentuk bahan bakar nabati atau biodiesel.
Apa itu Biodiesel?
Biodiesel adalah bahan bakar cair yang dihasilkan dari minyak nabati atau lemak hewan melalui proses transesterifikasi. Biodiesel dapat digunakan sebagai pengganti seluruhnya atau sebagian bahan bakar diesel fosil pada mesin diesel.
Proses Pembuatan Biodiesel dari CPO
Proses pembuatan biodiesel dari CPO melibatkan beberapa tahapan, yaitu:
* Preparasi CPO yaitu CPO yang digunakan sebagai bahan baku harus memiliki kualitas yang baik dan bebas dari kotoran.
* Proses Transesterifikasi yaitu CPO direaksikan dengan alkohol (biasanya metanol atau etanol) dengan bantuan katalis (biasanya natrium hidroksida atau kalium hidroksida). Reaksi ini menghasilkan metil ester (untuk metanol) atau etil ester (untuk etanol) yang merupakan komponen utama biodiesel, serta gliserin sebagai produk samping.
* Proses pemisahan yaitu produk reaksi kemudian dipisahkan menjadi dua lapisan, yaitu lapisan atas berisi metil atau etil ester (biodiesel) dan lapisan bawah berisi gliserin.
* Proses pencucian yaitu Biodiesel yang dihasilkan kemudian dicuci dengan air untuk menghilangkan sisa-sisa katalis dan kotoran lainnya.
* Proses pengeringan yaitu Biodiesel yang telah dicuci kemudian dikeringkan untuk menghilangkan kandungan air.
Keunggulan Biodiesel dari CPO
* Ramah Lingkungan karena Biodiesel menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar diesel fosil, sehingga dapat mengurangi polusi udara dan efek rumah kaca.
* Energi Terbarukan yakni Biodiesel berasal dari sumber daya yang dapat diperbarui, yaitu tanaman kelapa sawit, sehingga tidak akan habis seperti bahan bakar fosil.
* Meningkatkan Nilai Tambah CPO dengan cara pemanfaatan CPO sebagai bahan baku biodiesel dapat meningkatkan nilai tambah produk kelapa sawit dan membuka peluang pasar baru.
* Mendukung Energi Nasional dengan cara pengembangan biodiesel yang mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dan meningkatkan ketahanan energi nasional.
Tantangan dalam Pengembangan Biodiesel
* Harga CPO yang fluktuatif karea harga CPO dapat mempengaruhi harga produksi biodiesel.
* Perlunya Infrastruktur karena pengembangan infrastruktur yang memadai untuk produksi, distribusi, dan penggunaan biodiesel.
Implementasi Biodiesel di Indonesia
Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan mandatori pencampuran biodiesel dalam solar, yang dikenal dengan program B30 (30% biodiesel dalam solar). Program ini bertujuan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan.
Kesimpulan
Biodiesel dari minyak sawit memiliki potensi besar sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Namun, pengembangan biodiesel perlu dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.(SD)