Beragam Faktor Diprediksi Dorong Kinerja Emiten Sawit Tahun 2022

Harga TBS Sawit Naik, Petani Sawit Mukomuko Bungah

Sawit Notif – Mengawali tahun 2022, sejumlah pihak memprediksi kinerja emiten sawit akan meningkat dan mendulang keuntungan. Adapun peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya, penurunan bea keluar untuk ekspor dan kelanjutan program B30 yang akan menjadi katalis positif untuk emiten-emiten di sektor perkebunan sawit, mengutip Bisnis.com.

Sepanjang tahun 2021 lalu, riset dari NH Korindo Sekuritas Indonesia menyebutkan bahwa reli harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) menjadi salah satu katalis positif perkebunan, seiring dengan pengetatan pasokan dan tingginya permintaan yang hendak mengembangkan bahan bakar biodiesel di tengah krisis energi. 

Faktor lainnya, keputusan India untuk resmi menghilangkan pajak impor bertepatan dengan masa perayaan hari besar negara tersebut yang bertujuan untuk menjaga tingkat inflasi di level stabil. 

Pada tahun ini, salah satu sentimen yang akan mempengaruhi kinerja emiten sawit adalah revisi bea keluar CPO, di mana dalam sebuah peraturan baru, pemerintah Indonesia telah menetapkan bea keluar CPO diturunkan menjadi US$175 per metrik ton apabila harga CPO menembus US$1.000 per metrik ton. 

Penetapan tersebut berdasarkan riset yang memaparkan bahwa bea ekspor yang lebih rendah akan memicu pertumbuhan ekspor sawit dari produsen-produsen Indonesia dan hal itu akan berimbas kepada kenaikan harga CPO di pasar domestik. 

Program pengembangan bahan bakar biodiesel atau B30 di Indonesia yang terus berlanjut akan menopang kinerja perusahaan sawit Indonesia, serta peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan pelonggaran PPKM juga akan berdampak pada kenaikan permintaan makanan, terutama di hotel, restoran, dan kafe. 

Sementara itu, terdapat pula beberapa sentimen yang dapat menekan kinerja emiten CPO pada 2022, yakni kondisi cuaca yang kurang menguntungkan, serta pemulihan keterbatasan tenaga kerja di Malaysia yang lebih cepat dari perkiraan. Beriringan dengan hal ini, NH Korindo menyematkan rating overweight untuk sektor perkebunan dengan rekomendasi saham LSIP milik PP London Sumatra Indonesia. 

Sumber: Bisnis.com