Sawit Notif – Karantina Petania Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa Bengkulu mempunyai potensi ekspor komoditas kelapa sawit seperti minyak sawit mentah (CPO) secara langsung ke luar negeri.
Mengutip Antaranews.com, Kepala Kantor Karantina Pertanian Provinsi Bengkulu, Bukhari mengatakan ekspor CPO saat ini melewati Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta daripada Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu, pada Senin (16/1).
Bukhari juga menjelaskan bahwa enam pabrik CPO di Kabupaten Bengkulu Utara masih menjual CPO kepada pembeli di dalam negeri sebelum akhirnya diekspor ke luar negeri melalui Tanjung Priok. Kemudian, ia mengatakan salah satu perusahaan CPO di Kabupaten Bengkulu Utara, yakni PT Sandabi Indah Lestari (SIL), mampu memproduksi CPO hingga 51.720,6 ton per tahun, dan melakukan ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
Karena itu, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan beberapa pabrik CPO terkait pembatasan larangan ekspor di pelabuhan Pulau Baai, agar operasi ekspor bisa dilakukan langsung dari Bengkulu. Bukhari mengatakan, “kami akan terus berkoordinasi dengan mereka dan berupaya mencari solusi agar hasil perkebunan Bengkulu bisa langsung diekspor,” ujarnya.
Selain itu, tim Gratieks Karantina Pertanian Bengkulu terus menjajaki peluang ekspor bahan baku kelapa sawit di Bengkulu. Jika sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mengumumkan nilai ekspor Januari hingga Oktober 2022 sebesar Rp 4 triliun.
Nilai ekspor tersebut malah meningkat Rp547 miliar pada Oktober 2022 dibandingkan Oktober 2021 yang tercatat Rp337 miliar.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal juga mengatakan bahwa nilai ekspor di Provinsi Bengkulu 2022 terus naik dibanding tahun sebelumnya dan pada Oktober 2022 saja mencapai Rp547 miliar lebih. Serta, tingginya nilai ekspor Bengkulu dipengaruhi oleh permintaan batu bara dan komoditas cangkang sawit ke negara ASEAN.