Dalam tanaman kelapa sawit pasti Anda sudah sering mendengar istilah pemuliaan yang dilakukan para petani terhadap kelapa sawit untuk menghasilkan buah-buah yang maksimal. Pemuliaan ini sering juga disebut dengan teknologi persilangan antara dua varietas kelapa sawit yang berbeda untuk mendapatkan bibit-bibit unggul yang kelak memberi keuntungan pada pengelolanya.
Dalam bidang ini, tanaman dikenal berbagai skema seleksi, dan yang sering digunakan pada pemuliaan kelapa sawit adalah Reciprocal Recurrent Selection (RRS) dan Modified Recurrent Selection (MRS). Seleksi ini dilakukan tidak sembarangan.
Ada beberapa tahapan lagi yang harus dilakukan secara cermat agar proses pemuliaan tanaman kelapa sawit mendapatkan hasil memuaskan. Secara umum, di setiap proses ini terdapat tahapan inti mencakup pembentukan populasi dasar, evaluasi, seleksi, serta rekombinasi. Ketiga tahapan inilah yang menentukan hasil akhir dari sebuah tanaman.
Jika salah satu saja tahapan ini dilakukan dengan tidak maksimal dan tidak total, maka akan mengakibatkan pemuliaan pada tanaman ini takkan berhasil. Dan bibit unggul yang dimaksud tidak akan pernah tercipta. Padahal untuk berhasil dari segi hasil panen, diperlukan bibit-bibit awal yang unggul dan tanpa cacat cela.
Dari populasi dasar yang telah dibentuk dilakukan suatu tahapan evaluasi melalui pengujian keturunan (progeny test) untuk menganalisis dan menentukan persilangan terbaik yang akan direproduksi berdasarkan nilai daya gabung umum (GCA) dan daya gabung khusus (SCA) dari tetua (progenitor) yang diuji.
Berdasarkan informasi daya gabung tersebut tersebut dilakukan seleksi untuk menentukan tetua yang dapat dijadikan pohon induk untuk produksi benih. Indukan inilah yang secara mutlak memengaruhi turunan bibit-bibit unggul tersebut. Tanpa mereka, sebuah tanaman kelapa sawit tak mungkin bisa berkembang. Awal yang baik, memberikan hasil akhir yang tak kalah baik.
Selain untuk menentukan materi pohon induk, pada tahapan seleksi ini juga dilakukan pemilihan tetua yang akan direkombinasikan untuk mencari materi persilangan dengan potensi yang lebih baik yang digunakan pada siklus pemuliaan berikutnya. Melalui rekombinasi diharapkan dapat membentuk suatu populasi dasar baru dengan sifat-sifat yang lebih baik dari populasi dasar sebelumnya.
Contoh proses ini misalnya tanaman sawit-sawit adalah jika varietas dura yang tidak memiliki daging yang tebal disilangkan dengan jenis tenera yang sangat tahan serta tak mudah tumbang dan terserang hama, maka kedua jenis tanaman ini akan menghasilkan sebuah bibit unggul baru yang jelas kualitasnya sangat mencengangkan.
Kecacatan dan kekurangan pada dua jenis kelapa sawit yang disilangkan ini bisa ditanggulangi dengan hanya disilangkan dan mengambil kebaikan keduanya saja. Proses penyilangan ini adalah satu pemuliaan yang paling lazim dilakukan di perkebunan.
Perkebunan sawit harus melakukan rekayasa genetika agar mampu mencapai hasil yang maksimal dengan sebaik-baiknya.