Jenis Bibit Sawit Pelepah Pendek dan Bedanya dengan Pelepah Panjang

Jenis Bibit Sawit Pelepah Pendek dan Bedanya dengan Pelepah Panjang

Saat ini, jenis bibit sawit pelepah pendek memang banyak diminati. Namun tidak sedikit yang belum memahami bagaimana cara menanam kelapa sawit tersebut dengan benar. Akibatnya, produksi sawit jadi kurang sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, penjelasan berikut ini mungkin akan sangat bermanfaat.

Saggi di potenza per la terapia cellulare e genica cenforce 50 i legislatori dell’iowa potrebbero aumentare il limite massimo di potenza del thc del 3% per la cannabis terapeutica

Cara Menanam Jenis Bibit Sawit Pelepah Pendek

Bagi yang tertarik memiliki bisnis kelapa sawit, berikut penjelasan mengenai bagaimana langkah-langkah untuk menanam bibit sawit pelepah pendek:

A. Pastikan Pasokan Air Cukup

Sebenarnya menanam bibit sawit pelepah pendek tidak jauh berbeda dengan menanam tanaman lainnya. Pengolahan lahan secara tepat untuk kelapa sawit menjadi faktor penting yang berpengaruh terhadap hasil panen.

Anda harus memastikan jika pasokan air di ladang sawit mencukupi. Apalagi jika Anda menanam kelapa sawit di kondisi lahan yang kering, Anda bisa menerapkan teknik berupa lembah tangkapan air. Artinya, Anda menggali tanah dengan bentuk lingkaran yang berdiameter sekitar 150 cm dan dalamnya 30 cm.

Pada bagian tengah bulatan tersebut, Anda gali lubang petak dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm. Ini yang akan menjadi lubang tanam. Tujuan menanam dengan teknik ini yaitu membantu memberikan asupan air yang cukup. Karena tanaman kelapa sawit sangat banyak menyerap air, maka dibutuhkan pasokan air yang cukup untuk menjamin pertumbuhan vegetatif tanaman lebih baik. 

B. Lakukan Antisipasi Terhadap Hama

Ketika menanam jenis bibit sawit pelepah pendek, sangat penting melakukan antisipasi hama. Berbagai hama serta penyakit berpotensi mengganggu perkembangan sawit sehingga bisa menyebabkan masalah. Bukan tidak mungkin malah Anda gagal panen.

Salah satu hama yang harus Anda waspadai yaitu tikus. Untuk tindakan antisipasinya bisa dengan membalut bibit sawit yang sudah ditanam di areal replanting menggunakan kawat kandang ayam. Bisa juga menggunakan kawat ram yang memiliki tinggi 50 cm.

Ketika memasang kawat tersebut, kawat harus kandas ke tanah. Anda juga bisa sedikit menancapkan ke tanah. Tujuannya agar tidak ada lubang bagi tikus untuk kabur atau mendekati tanaman Anda. Selain kawat, Anda juga bisa memanfaatkan seng bekas yang telah dipotong dengan ukuran 70 x 70 cm. Seng tersebut dilingkarkan di sekitar bonggol pangkal batang kelapa sawit dan menancapkan ke tanah. Kemudian, diikat agar tidak mudah dirusak oleh hama tikus.

C. Jangan Langsung Ditebang

Apakah Anda memiliki pohon sawit yang buahnya mengecil dan banyak duri landak? Jika iya, jangan langsung menebang pohon tersebut. Sebaiknya Anda lakukan perawatan terlebih dahulu daripada harus menebangnya.

Anda bisa mengumpulkan dedaunan kering, bakar dedaunan tersebut hingga bagian bawah pelepah sawit tersebut menjadi agak layu. Lakukan teknik ini kurang lebih 20 hari sekali, atau bisa juga dilakukan saat bersamaan dengan panen. 

Anda juga harus rutin membersihkan pelepah yang sudah layu tersebut. Tinggal menunggu waktu hingga pertumbuhan sawit akan kembali normal. Bisa jadi, hasilnya produktivitasnya akan bagus sesuai yang Anda harapkan.

Perbedaan Jenis Bibit Sawit Pelepah Pendek dan Panjang

Untuk lebih mengenal perbedaan jenis bibit sawit pelepah pendek dan panjang dan bibit kelapa sawit unggul, berikut pembahasannya:

1. Jarak Tanam

Perbedaan yang pertama bisa Anda lihat berdasarkan jarak tanam kedua jenis bibit tersebut. Secara ideal, untuk jarak tanam pelepah pendek yang  benar yaitu  8,77 x 7,60 m. Sedangkan, pelepah panjang jarak tanamnya yaitu 9,21 x 7,98 m. Ini merupakan jarak tanam yang ideal untuk memberikan hasil produksi TBS yang maksimal pada saat panen.

Akan tetapi, jarak tersebut bisa berbeda ketika bibit kelapa sawit Anda merupakan pelepah pendek. Varietas bibit sawit pendek memang bisa Anda tanam dengan jarak yang cenderung rapat daripada pelepah panjang.

Untuk itu, sebelum mulai menanam Anda mesti mengenal jenis bibit tersebut, apakah kelapa sawit yang akan Anda tanam termasuk pelepah panjang atau pendek.

2. Waktu Panen

Perbedaan kedua juga bisa Anda lihat berdasarkan waktu panen. Ini adalah saat yang memang ditunggu para petani atau pemilik kebun sawit. Sebagai pengusaha sawit, penting untuk mengetahui kapan waktu panennya.

Adapun untuk bibit sawit pelepah pendek waktu panennya cenderung lebih cepat. Anda bisa memanennya dalam jangka waktu pendek sampai menengah. Tentu saja ini merupakan hal yang sangat positif karena keuntungan yang Anda dapatkan bisa lebih cepat.

Dengan alasan inilah banyak yang beralih memilih bibit sawit pelepah pendek. Para petani tersebut dapat memanennya lebih cepat sehingga bisa segera menjualnya. 

3. Produktivitas

Perbedaan jenis bibit sawit pelepah pendek dan panjang bisa Anda lihat berdasarkan produktivitasnya. Menurut informasi, meskipun waktu panen bibit pelepah pendek lebih cepat, namun tetap saja terdapat kekurangan.

Adapun kekurangan tersebut mengenai produktivitasnya. Untuk jangka panjang, bibit pelepah panjang memiliki produktivitas lebih baik dari pelepah pendek. Selain itu, umurnya pun juga lebih lama daripada jenis pelepah pendek.

Ketika Anda menanam bibit sawit pelepah panjang, usianya mampu bertahan antara 3 hingga 4 tahun dari pelepah pendek. Jadi memang perbedaannya menjadi hal yang mesti benar-benar Anda pertimbangkan. Jika Anda mencari yang memiliki produktivitas baik, maka tentu Anda harus menanam sawit pelepah panjang.

4. Kekokohan

Masih ada perbedaan lain antara bibit pelepah pendek dan panjang. Untuk batang sawit pelepah pendek tidak begitu kokoh jika Anda membandingkannya dengan pelepah panjang karena jumlah dan panjang akar yang berbeda. Pada pelepah pendek jumlah akar tidak sebanyak pelepah panjang. Demikian juga panjang akar pada pelepah pendek yaitu lebih pendek dari pelepah panjang. Inilah yang menjadi alasan mengapa banyak pohon sawit pelepah pendek mudah tumbang.

Kasus-kasus tumbangnya pohon sawit tersebut karena memang bibit yang digunakan berjenis pelepah pendek. Akibatnya, pada saat proses peremajaan maka sisa pohon yang ada tidak lebih dari 60%. Berbeda dengan sawit yang berasal dari pelepah panjang. Masih terdapat 90% pohon sawit ketika melakukan proses peremajaan.

Kesimpulan

Demikian pembahasan tentang jenis bibit sawit pelepah pendek dan bedanya dengan pelepah panjang. Untuk itu, sebelum mulai menanam pohon sawit, pastikan Anda memilih bibit kelapa sawit unggul serta sesuai dengan kondisi lahan dan kebutuhan Anda.

FAQ

1. Apakah Jenis Bibit Sawit Pelepah Pendek Lebih Lama Panennya?

Tidak, karena bibit sawit pelepah pendek memiliki waktu panen yang cenderung lebih singkat daripada pelepah panjang. Ini memberikan keuntungan tersendiri bagi petani kelapa sawit karena mereka bisa segera menjual hasilnya dan memperoleh keuntungan.

2. Bagaimana untuk Lahan dengan Tingkat Keasaman Tinggi?

Jika Anda memiliki lahan kebun sawit dengan tingkat keasaman yang tinggi maupun kadar aluminium, Fe, dan Mn melebihi batas, Anda harus menerapkan teknik yang berbeda. Perlu melakukan tindakan antisipasi dengan menggunakan jenis pupuk yang dapat menaikkan pH tanah, memperbaiki struktur tanah, dan jaringan akar hingga menetralisir logam-logam berat dalam tanah seperti menggunakan pupuk MOAF® dari Plantation Key Technology (PKT).

Sebab, pupuk MOAF® yang diberikan kepada tanaman sesuai dengan dosis yang dibutuhkan untuk setiap tanaman, sehingga sangat baik untuk mengontrol tingkat keasaman yang tinggi pada lahan sawit Anda. Anda juga dapat mempraktikkan cara tersebut ketika memiliki lahan dengan lahan gambut maupun lahan mineral.

3. Apa Akibat Pemberian Pupuk yang Terlalu Banyak?

Memang Anda harus memastikan kebutuhan pupuk kelapa sawit mencukupi. Akan tetapi, pemberian pupuk yang terlalu banyak bisa menimbulkan masalah. Misalnya batang serta akar kelapa sawit yang menjadi rapuh. Bahkan terlihat banyaknya pelepah bagian bawah tajuk tanaman yang berpatahan (jaringan sekuler). Oleh sebab itu, disarankan bagi praktisi perkebunan sawit untuk menggunakan pupuk MOAF® dari PKT yang tepat dosis dan sesuai dengan kebutuhan pada tiap tanaman yang berbeda.

4. Kapan Waktu Terbaik Panen Sawit?

Umumnya TBS atau Tandan Buah Segar yang menandakan sawit siap dipanen ketika berusia 30 bulan setelah tanam. Kemudian tanaman tersebut juga akan terus produktif sampai usia 25 tahun.