Sawit Notif – Industri minyak sawit memprediksi kinerja produksi sawit tahun ini akan stagnan, melanjutkan tren sejak tahun 2019 lalu. Di tengah stagnasi produksi itu, industri juga dihadapkan pada tantangan kemungkinan lonjakan produksi imbas program biodiesel 35% (B35).
Mengutip Infosawit.com, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono, memaparkan, capaian produksi sawit selama 2022 mencapai 51,2 juta ton. Terdiri dari Crude Palm Oil (CPO) 46,7 juta ton dan Crude Palm Kernel Oil (CPKO) 4,5 juta ton. Kinerja tersebut tercatat turun 0,1 persen dari total produksi sawit 2021 lalu sebanyak 51,3 juta ton.
Menurutnya, angka produksi tahun ini masih stagnan. Karena berubah-ubah seperti bisa naik sedikit bisa turun sedikit, namun cenderung flat. Kemudian, Joko Supriyono mengatakan salah satu yang menjadi penyebab stagnasi produksi adalah karena peremajaan sawit yang cukup terlambat.
Selain itu, baik petani swadaya maupun perusahaan perkebuan sudah mengurangi penggunaan pupuk, dan diyakini situasi ini berdampak pada kinerja produksi tandan buah segar (TBS) sawit. Maka itu, para pengusaha sawit harus memiliki inisiatif agar bisa mempertahankan kinerja masing-masing. GAPKI juga terus mendorong setiap pelaku industri untuk bisa melakukan peremajaan sawit.
Oleh sebab itu, dengan adanya program B35, diharapkan kebutuhan untuk B35 ini bakal mengerek konsumsi sawit untuk biodiesel hingga mencapai 13 juta kilo liter atau setara 9,5 juta ton.
Sumber: Infosawit.com