Sawit Notif – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut B. Pandjaitan, mengatakan target pemerintah adalah menghentikan impor bahan bakar fosil pada tahun 2024. Hal ini disebabkan bahan bakar alternatif berbasis minyak kelapa sawit yang banyak diproduksi di Indonesia akan dikembangkan. (24/1)
Mengutip Wartaekonomi.co.id, Luhut B. Pandjaitan juga mengatakan bahwa pemerintah tengah melakukan riset mendalam soal bahan bakar dari minyak sawit. Rencananya, pada tahun 2045 nanti, Indonesia bisa memproduksi sebanyak 100 juta ton minyak sawit dari saat ini yang baru mencapai sekitar 50 juta ton.
Kemudian, Luhut juga mengatakan berdasarkan total produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) tersebut, sekitar 30 persen akan digunakan untuk bahan baku pangan dan sebanyak 70 persen digunakan sebagai bahan bakar nabati.
Maka itu, pengembangan bahan bakar alternatif menjadi satu dari lima pilar ekonomi hijau yang tengah digencarkan Indonesia. Keempat pilar lainnya ialah dekarbonisasi sektor kelistrikan, transportasi rendah karbon yang salah satunya berupa adopsi kendaraan listrik, industri hijau, dan carbon sinks yang meliputi carbon capture dan carbon offset market.
Selain itu, pemerintah tengah melakukan moratorium izin perkebunan kelapa sawit agar tingkat produktivitas bisa ditingkatkan dari 2,3 ton per hektare menjadi 8-10 ton per hektare dalam 10-15 tahun ke depan.
Maka, dengan kebijakan moratorium ini diharapkan dapat menekan angka deforestasi akibat ekspansi kebun kelapa sawit.
Sumber: Wartaekonomi.co.id