Sawit Notif – Isu selisih harga tandan buah segar (TBS) antara sawit dengan petani dengan petani plasma dan swadaya masih menjadi perbincangan. Fakta ini juga dialami oleh para petani sawit swadaya di wilayah Nagan Raya.
Mengutip Infosawit.com, Salah satu petani kelapa sawit di Kabupaten Nagan Raya, Teuku Muktar, mengatakan harga TBS di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) masih sangat rendah dibandingkan kabupaten lain bahkan di luar Provinsi Aceh, seperti Sumatera, yang sudah mencapai 2.500/ Kg.
Karena itu, Teuku Muchtar berharap harga yang ditetapkan pemerintah benar-benar ditegakkan, sehingga petani swadaya bisa mendapatkan harga yang adil. Termasuk saat ini petani merasa tertindas baik dari dampak larangan ekspor maupun berbagai macam beban pajak, sehingga berdampak pada TBS sawit yang rendah.
Teuku mengatakan, “Penerapan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) harus segera dicabut,” ujarnya.
Apalagi, menurut Muktar, hanya bea keluar (BK) dan pungutan ekspor (PE) yang digunakan untuk meringankan beban petani swadaya.
“Kami berharap pemerintah bisa segera bereaksi agar harga TBS sawit bisa kembali naik dan petani bisa kembali mengimbangi tingginya permintaan yang masih berlanjut,” kata Muchtar.
Sumber: Infosawit.com,