Sawit Notif – Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat penerimaan negara lewat bea keluar melonjak tajam mencapai 1.056,72 persen per Agustus 2021. Kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan ekspor dan lonjakan harga komoditas dari tembaga hingga Crude Palm Oil (CPO), mengutip dari artikel terbitan CNNIndonesia.com (23/9) lalu.
Penyumbang penerimaan bea keluar terbesar berasal dari bea keluar produk sawit dengan pertumbuhan 3.163,9 persen untuk periode sama karena tingginya harga referensi CPO global.
Bea keluar terbesar selanjutnya berasal dari komoditas mineral yang tumbuh 118 persen dan juga dipengaruhi oleh kenaikan volume ekspor dan harga acuan yang melambung.
Sepanjang tahun 2021, jumlah bea masuk tumbuh 111,8 persen. Lonjakan terjadi berkat tren kinerja impor nasional yang meningkat.
Khusus cukai pertumbuhannya mencapai 17,7 persen, didorong pertumbuhan cukai hasil tembakau (CHT), efek limpahan pelunasan kredit pita cukai tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, kinerja penerimaan kepabeanan dan cukai pada Agustus 2021 tumbuh dua digit, yakni 30,4 persen secara tahunan. Sehingga, penerimaan kepabeanan dan cukai per 31 Agustus 2021 mencapai Rp 158 triliun.
Dari data ini, Sri Mulyani menilai bea cukai tahun 2021 masih tetap terjaga, dengan terlihatnya komposisi non cukai yang juga cukup stabil di tengah kondisi pemilihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Sumber: CNNIndonesia.com.