Atasi Serangan Ulat Api Dengan Teknologi PKT – Monthly Update Volume 13

Perkebunan kelapa sawit pastinya tidak terlepas dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), khususnya hama. Meningkatnya pemakaian lahan secara besar-besaran untuk penanaman kelapa sawit di Indonesia menambah jumlah lahan monokultur yang menguntungkan bagi perkembangan hama.

Ulat api merupakan salah satu hama penting dan musuh yang sangat di takuti dalam perkebunan kelapa sawit, karena ulat tersebut menimbulkan efek kerugian yang sangat besar terhadap tanaman kelapa sawit. Ulat ini hidup berkelompok, memakan daun mulai dari ujung ke arah bagian pangkal daun hingga habis dan hanya menyisakan tulang daun atau lidi. Dalam kondisi yang sangat parah tanaman akan kehilangan daun hingga 50% – 90 % dan pohon menjadi mati kering seperti bekas terbakar.

daun melidi yang diakibatkan serangan ulat api

Anak daun pada ujung pelepah adalah bagian yang paling disukai hama ini. Ulat api terkenal sangat rakus, dalam sehari saja mampu menghabiskan 300 hingga 500 cm helaian daun kelapa sawit. Tidak terbayang jika terdapat 5 ekor ulat api pada 1 pohon, pasti semua daun sawit akan habis dalam sekejap. Maka jangan menunda-nunda untuk pengendalian hama ini jika ingin menyelamatkan tamanan sawit Anda.

Pada Mei 2019 ditemukan tanaman yang bermasalah, dengan ciri-ciri tanaman :

  • Tanaman kehilangan daun dan hanya menyisakan lidi
  • Warna daun kekuningan
  • Daun menjadi kering
  • Pelepah daun berpatahan
  • Pohon kekurangan unsur hara
  • Produksi rendah

Kerusakan pada tanaman menyebabkan suplai air dan haratidak cukup untuk pembentukan bunga dan buah  sehingga terjadinya kehilangan produksi. Tanaman harus segera dilakukan pengendalian agar tanaman tidak mati.

Setelah melalui proses analisa dan formulasi oleh PKT maka pada Agustus 2019 diaplikasikan pupuk MOAF® untuk mensuplai hara makro dan mikro guna memperbaiki perkembangan vegetatif pohon kemudian dilanjutkan aplikasi CHIPS® 3.1 untuk pengendalian hama ulat api. Pengamatan terakhir setelah 6 bulan aplikasi, pH tanah menjadi stabil (pH 6,5), penyerapan hara optimal, dapat juga dilihat dari perubahan daun seperti warna daun menjadi menghijau mengkilat, pucuk daun muda telah membuka, dan tidak ditemukan serangan hama ulat api kembali pada tanaman serta terbentuknya bunga di ketiak pelepah.

————————————————————————————

Pada Januari 2019 diketahui adanya serangan ulat api pada tanaman kelapa sawit dimana terdapat daun yang melidi, warna daun kekuningan, daun terlihat kering, pelepah daun berpatahan serta perolehan produksi rendah. Ditemukan juga kondisi pH tanah rendah (pH 3,5) yang diakibatkan residu bahan kimia dalam tanah.

Setelah melalui proses analisa dan formulasi oleh PKT, maka pada Maret 2019 dilakukan aplikasi pupuk MOAF® dengan cara di tabur merata pada piringan untuk mensuplai hara makro dan mikro guna memperbaiki perkembangan vegetatif pohon. Dilanjutkan aplikasi CHIPS® 3.1 untuk pengendalian hama ulat api.

Hasil pengamatan setelah 6 bulan aplikasi menunjukkan perubahan vegetatif yang lebih baik, dimana pertumbuhan pucuk daun muda mulai normal kembali dan warna daun telah berubah menjadi hijau mengkilap. Terbentuknya bunga pada ketiak pelepah serta tidak ditemukan serangan ulat api kembali pada tanaman. Pengamatan terakhir kami pada Mei 2020, pohon yang diaplikasi secara rutin dengan MOAF® dan CHIPS® 3.1 memiliki vegetatif dan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan blok kontrol.

Bagaimana ? sangat mudah kan untuk mengendalikan hama ulat api

Bagi perusahaan yang memiliki masalah yang sama dan ingin bertanya lebih lanjut mengenai cara mengendalikan serangan ulat api dan hama penyakit lainnya, dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.