Indonesia – Rencana penerapan aturan pelaksanaan atau delegated act kebijakan Renewable Energy Directive (RED) II terhadap minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), membuat perusahaan biofuel bingung akan keberlanjutan bisnis perusahaannya.
Pasalnya, perusahaan biofuel Eropa masih mengandalkan minyak kelapa sawit (CPO) sebagai sumber utama produksi biofuel.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman, Senin (8/4/2019).
“Tadi bertemu dengan kalangan perusahaan dari industri biofuel di Uni Eropa, Total, ENI dan Neste. Mereka mengatakan belum terpikirkan dari sumber minyak nabati lain selain kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan biofuel-nya di masa yang akan datang apabila CPO terkena diskriminasi dengan akan diadopsinya delegated regulation RED II,” kata Rizal kepada CNBC Indonesia.
Delegated act atas RED II memuat aturan teknis penghapusan bertahap penggunaan biofuel berbasis CPO di Uni Eropa hingga 2030.
Saat ini, delegasi RI yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tengah berada di Brussels, Belgia, atas misi bersama (joint mission) negara-negara yang tergabung dalam Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC).
Joint mission tersebut dilaksanakan dengan perwakilan negara produsen sawit lain, yakni Malaysia dan Kolombia, dengan tujuan menyampaikan kekecewaan pemerintah RI atas delegated act yang telah diadopsi oleh Komisi Eropa pada 13 Maret 2019 lalu.
Melakukan diplomasi dengan meminta dukungan pengusaha menjadi salah satu cara diplomasi pemerintah RI.
“Tadi Pak Menko [Darmin] ajak mereka untuk bersatu bicara kepada pemerintah mereka tentang masih diperlukannya CPO untuk industri biofuel di Eropa,” lanjut Rizal.
Selama dua hari kunjungan tersebut, para anggota delegasi melakukan pertemuan dengan Komisi Eropa, Parlemen Eropa, dan Dewan Eropa serta berbagai stakeholder yang terlibat dalam rantai pasok industri sawit di Benua Biru.
Anggota delegasi RI yang turut serta dalam lawatan ini antara lain Staf Khusus Kementerian Luar Negeri RI Peter F. Gontha, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdhalifah Mahmud, Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman, Direktur Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan Pradnyawati, dan perwakilan asosiasi kelapa sawit nasional.
Adapun delegasi Malaysia dipimpin Sekretaris Jenderal Kementerian Industri Utama (MPI) Malaysia Dato’ Dr. Tan Yew Chong, sementara Duta Besar Kolombia di Brussel, Felipe Garcia Echeverri memimpin delegasi Kolombia.
sumber: cnbcindonesia.com