Arti Kode Pupuk SL, EC, WP, SP, GR, TB, MC pada Kemasan Pestisida dan ZPT

kode-pupuk

Sawit Notif – Dalam dunia pertanian modern, penggunaan pestisida dan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) menjadi bagian penting untuk menjaga produktivitas tanaman. Namun, jika kita perhatikan, hampir setiap kemasan produk pestisida memiliki kode singkatan seperti EC, SL, WP, GR, dan sebagainya. Banyak orang mungkin sering menggunakannya tanpa benar-benar mengetahui arti di balik kode tersebut. Padahal, setiap kode formulasi menunjukkan cara penggunaan, bentuk fisik, dan sifat kimia dari produk itu sendiri. Memahami arti kode pada kemasan pestisida sangat penting agar petani tidak salah dalam mencampur, mengaplikasikan, maupun menyimpan produk, sehingga hasilnya bisa maksimal dan tetap aman bagi lingkungan.

Banyaknya jenis produk pestisida dan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) di pasaran seperti insektisida, herbisida, fungisida, dan jenis pestisida lainnya memudahkan kita memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan. Namun, di setiap kemasan pestisida atau ZPT biasanya terdapat kode singkatan huruf kapital seperti EC, SC, SL, WP, GR, WG, dan sebagainya.
Kode ini menunjukkan jenis formulasi produk tersebut, yang berpengaruh terhadap cara pencampuran dan aplikasi di lapangan.

Mengapa Formulasi Penting?

Setiap bahan aktif pestisida memiliki daya larut dan karakteristik yang berbeda. Produsen mempertimbangkan hal ini ketika memformulasikan produk agar sesuai target pengguna dan kondisi lapangan.

Satu merek dagang bisa saja memiliki formulasi berbeda misalnya:

  • Regent 50 SC
  • Regent 80 WG
  • Regent 0,3 GR

Meski namanya sama, cara aplikasi ketiganya berbeda karena perbedaan formulasi.

Komponen dan Jenis Dasar Formulasi

Secara umum, formulasi pestisida dibagi menjadi dua bentuk besar:

  1. Formulasi Cair
  2. Formulasi Padat

Sebelum mengenal kodenya, pahami dulu tiga istilah dasar kimia berikut:

  1. Solution (Larutan)

Larutan terbentuk ketika suatu zat terlarut sempurna dalam cairan dan tidak bisa dipisahkan secara mekanis. Contoh sederhana: gula yang dilarutkan dalam air.

  1. Suspension (Suspensi)

Suspensi adalah campuran yang mengandung partikel padat dalam cairan. Partikel tersebut tidak larut sempurna sehingga perlu pengadukan agar merata. Produk dengan formulasi ini biasanya diberi label “kocok sebelum digunakan.”

  1. Emulsion (Emulsi)

Emulsi terbentuk jika cairan berbasis minyak terdispersi dalam cairan lain (biasanya air).
Formulasi ini sering terlihat seperti “cairan susu”.

 

Jenis Formulasi Ciri Fisik
Solution Transparan
Suspension Keruh/buram
Emulsion Putih seperti susu

 

1. Formulasi Pestisida Bentuk Cair

EC (Emulsifiable Concentrate)

Formulasi pekatan yang dapat diemulsikan. Bahan aktifnya larut dalam minyak dan ditambahkan bahan pengemulsi agar bisa bercampur dengan air.
Hasil pencampurannya tampak seperti larutan susu dan stabil tanpa perlu pengadukan terus-menerus. Contoh: CRIPTAN 250 EC, CRONUS 18 EC, CROSS 100 EC, CROWEN 113 EC.

SC (Suspension Concentrate) dan WSC (Water Soluble Concentrate)

Mirip dengan EC, tetapi menggunakan pelarut berbasis air. Jika dicampur air, membentuk suspensi, bukan emulsi. Contoh SC: CULTAR 250 SC, ENTIBLU 450/100 SC, ZAMPRO 525 SC. Contoh WSC: MANUVER 400 WSC, AGROGIBB 40 WSC

SL (Soluble Liquid) dan L (Liquid)

Formulasi cair pekat yang mudah larut dalam air, membentuk larutan transparan.
Contoh: SPONTAN 400 SL, CRASH 160 SL, SISTEMIK 240 SL, SOFFELL 130 SL.

AS (Aqueous Solution) dan AC (Aqueous Concentrate)

Larutan pekat yang sepenuhnya larut dalam air, biasanya berbahan aktif garam dengan kelarutan tinggi. Contoh: AGRIFOS 400 AS.

F (Flowable), FW (Flowable in Water), FS (Flowable Suspension)

Formulasi cair pekat menyerupai pasta, membentuk suspensi jika dicampur air. Perlu pengadukan agar tidak mengendap. Contoh: PRONTO 600 FS.

2. Formulasi Pestisida Bentuk Padat

D (Dust)

Berbentuk tepung/debu siap pakai tanpa perlu dicampur air. Contoh: PARIGEN 0,5 D.

GR (Granule)

Berbentuk butiran padat siap tabur dengan kadar bahan aktif rendah.
Contoh: FURADAN 3 GR, SOFATAN 3 GR.

Bait (B), Ready Mix Bait (RB/RMB)

Umumnya untuk rodentisida (tikus, tupai, babi hutan).

  • B: harus dicampur umpan (mis. beras).
  • RB/RMB: siap pakai. Contoh: COPTON 0,5 RB.

BB (Block Bait)

Berbentuk blok padat siap pakai. Contoh: KLERAT 0,005 BB, CONTRAC 0,005 BB.

WG/WDG (Water Dispersible Granule) dan SG (Soluble Granule)

Berbentuk butiran halus.

  • WG/WDG: perlu dilarutkan, membentuk suspensi.
  • SG: larut sempurna dalam air. Contoh:WG: GARDENER 68 WG, ZEERON 20 WG SG: PROCLAIM 5 SG

WP (Wettable Powder)

Berbentuk tepung halus dengan bahan aktif tinggi (hingga 80%). Jika dicampur air membentuk suspensi dan perlu pengadukan lebih lama. Contoh: CONFIDOR 5 WP, ANTRACOL 70 WP.

SP (Soluble Powder)

Berbentuk tepung yang larut sempurna dalam air. Contoh: ZIDAN 50 SP, PROTHENE 75 SP.

SD (Seed Dressing)

Formulasi khusus untuk pelapis benih. Contoh: SAROMYL 35 SD.

 

3. Formulasi Khusus

Kode Jenis Formulasi Contoh Produk
MC Padatan lingkar ZEBRA 0,30 MC, COWBRAND 0,30 MC
PA Pasta CP 150 PA, PROTHEPHON 10 PA
LT Losion SOFFELL 13 LT, SLEEK ANTI MOSQUITO 12,5 LT
CS Mikro kapsul (Capsulated Suspension) DEMAND 100 CS
OD Larutan dalam minyak CORNELIA 265/35 OD
DF Granul dapat didispersikan air SPADA 60 DF
TB Tablet KINGPHOS 56 TB, GIBGRO 20 TB
ULV Ultra Low Volume (konsentrat tinggi, tanpa air)
LV Larutan volatil untuk rumah tangga BAYGON 13 LV, SIRMUK 7 LV

 

Penutup

Setiap kode pada kemasan pestisida dan ZPT menunjukkan bentuk formulasi dan cara penggunaan yang berbeda. Memahami arti kode-kode tersebut sangat penting agar produk digunakan secara efektif, aman, dan sesuai sasaran.

Kode seperti SL, EC, WP, SP, GR, TB, MC, dan lainnya pada kemasan pestisida maupun ZPT bukan sekadar singkatan teknis, melainkan menunjukkan bentuk formulasi dan cara penggunaan produk tersebut. Setiap formulasi memiliki karakteristik berbeda  mulai dari daya larut, cara pencampuran, hingga metode aplikasi di lapangan. Dengan memahami arti kode-kode ini, pengguna dapat memilih pestisida yang tepat sasaran, efektif, dan aman bagi tanaman, manusia, serta lingkungan. Kesadaran dan pengetahuan mengenai formulasi pestisida juga membantu mencegah kesalahan pencampuran dan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan kimia pertanian.

FAQ

  1. Apa fungsi kode seperti EC, SL, atau WP pada kemasan pestisida?

Kode tersebut menunjukkan jenis formulasi pestisida, yaitu bagaimana bahan aktif dicampur dan disiapkan untuk digunakan. Misalnya, EC (Emulsifiable Concentrate) berarti pestisida berbentuk pekatan yang bisa diemulsikan dalam air, sedangkan WP (Wettable Powder) berarti pestisida berbentuk tepung yang perlu dilarutkan sebelum disemprotkan.

  1. Mengapa penting memahami jenis formulasi pestisida sebelum digunakan?

Karena setiap formulasi memiliki cara aplikasi dan pencampuran berbeda. Kesalahan memahami kode bisa menyebabkan pestisida tidak efektif, merusak tanaman, atau bahkan berbahaya bagi pengguna dan lingkungan. Dengan mengenali kode formulasi, petani dapat mengaplikasikan pestisida secara tepat dan aman.

  1. Bagaimana cara mengetahui formulasi pestisida pada suatu produk?

Formulasi pestisida dapat ditemukan pada label atau kemasan produk, biasanya tertulis setelah nama merek misalnya: Furadan 3 GR, Spontan 400 SL, atau Confidor 5 WP. Huruf kode di belakang nama menunjukkan jenis formulasi yang digunakan.(AD)(DK)(SD)