Lima Emiten CPO dengan Lahan Sawit Terluas di Bursa Efek Indonesia

emiten-sawit

Sawit Notif – Sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menjadi pemain utama dalam industri minyak sawit mentah (CPO). Emiten-emiten ini tidak hanya mengelola perkebunan, tetapi juga mengolah hasil panen menjadi berbagai produk turunan, mulai dari minyak goreng hingga bahan dasar industri lainnya.

Dilansir dari idxchannel.com, saham-saham CPO masih memiliki prospek menarik untuk perdagangan jangka pendek karena pergerakannya yang mengikuti siklus harga komoditas.

  1. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
    Sebagai anak usaha PT Astra International Tbk, Astra Agro Lestari mengelola sekitar 284.831 hektare perkebunan sawit yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Sebagian besar merupakan kebun inti. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp15,35 triliun, saham AALI diperdagangkan di harga Rp7.975 pada 21 Oktober 2025, tumbuh 29,67% sejak awal tahun.
  2. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP)
    Perusahaan milik Salim Group ini menguasai 241.208 hektare lahan sawit per 2024. SIMP dikenal sebagai produsen merek minyak goreng populer seperti Bimoli dan Palmia. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp9,61 triliun dengan harga Rp620 per saham, naik 64% sepanjang 2025.
  3. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR)
    Bagian dari Sinar Mas Group, SMAR mengoperasikan 137.000 hektare kebun inti dan plasma, serta memiliki berbagai fasilitas pengolahan seperti 16 pabrik kelapa sawit, 4 pabrik inti, pabrik biodiesel, dan oleokimia. Produknya, seperti Filma dan Kunci Mas, banyak dikenal di pasar domestik. Kapitalisasi pasar SMAR mencapai Rp14,58 triliun dengan harga saham Rp5.075, meningkat 41,76% sejak awal tahun.
  4. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
    Awalnya bergerak di industri perkayuan sejak 1980, DSNG kini fokus pada perkebunan sawit dengan luas area tertanam mencapai 110.700 hektare. Kapitalisasi pasarnya sebesar Rp19,66 triliun, dengan harga saham Rp1.855, naik signifikan hingga 106,11% sejak awal 2025.
  5. PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP)
    Masih berada di bawah Salim Group, LSIP mengelola 111.367 hektare kebun sawit yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan memiliki 12 pabrik kelapa sawit. Nilai kapitalisasi pasarnya mencapai Rp9,24 triliun, dengan harga saham Rp1.360, meningkat 39,49% sejak awal tahun.

Kelima emiten tersebut menjadi representasi utama kekuatan industri kelapa sawit nasional di pasar modal, dengan potensi pertumbuhan yang masih terbuka lebar seiring permintaan global terhadap produk turunan CPO.

Dengan luas lahan dan kinerja saham yang impresif, kelima emiten CPO tersebut menunjukkan peran strategis sektor perkebunan sawit dalam menopang ekonomi nasional. Selain menjadi tulang punggung industri agribisnis Indonesia, keberlanjutan dan efisiensi pengelolaan perkebunan akan menjadi faktor kunci dalam menjaga daya saing di tengah fluktuasi harga komoditas global. (AD)(DK)(SD)