Unsur Mikro, Makro: Peran, Dampak Cu, B, dan Zn dalam Produksi Kelapa Sawit

unsur-hara

Sawit Notif – Produksi kelapa sawit yang tinggi dan berkelanjutan tidak hanya bergantung pada pemenuhan unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Walaupun hanya diperlukan dalam jumlah minimal, unsur hara mikro berperan krusial dalam menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Di antara unsur mikro tersebut, tembaga (Cu), boron (B), dan seng (Zn) memiliki peranan kunci dalam berbagai fungsi fisiologis tanaman kelapa sawit. Ketidakseimbangan atau defisiensi salah satu dari unsur ini terbukti dapat menyebabkan gangguan morfologi tanaman, menurunnya produktivitas tandan buah segar (TBS), hingga potensi kerugian ekonomi.

 

Tembaga (Cu): Penopang Fotosintesis dan Ketahanan Tanaman

Tembaga berperan sebagai kofaktor enzim yang berkontribusi dalam jalannya proses respirasi serta fotosintesis pada tumbuhan. Unsur ini juga membantu pembentukan lignin komponen struktural yang memperkuat jaringan tanaman seperti batang dan pelepah. Perannya juga meliputi peningkatan ketahanan tanaman terhadap infeksi patogen.

Dampak Kekurangan Cu:

  • Ujung daun muda menjadi kering atau mengalami nekrosis.
  • Daun terlihat layu dan pertumbuhan vegetatif melambat.
  • Pelepah bisa melengkung ke bawah seperti ekor ikan (fishtail leaf).
  • Berkurangnya luas permukaan daun mengakibatkan penurunan efisiensi fotosintesis, yang pada akhirnya menghambat pembentukan biomassa dan menurunkan berat tandan

Boron (B): Unsur Kritis Pembentuk Bunga dan Buah

Boron memainkan peran penting dalam pembelahan sel, pembentukan dinding sel, transportasi gula, serta fungsi jaringan meristematik. Unsur Boron (B) sangat bermanfaat dalam proses penyerbukan dan pembentukan buah kelapa sawit.

Gejala Kekurangan B:

  • Daun muda tidak membuka sempurna (crinkle leaf), rapuh, atau menggulung ke atas (hook leaf).
  • Pelepah tampak kaku, lebih pendek dari normal.
  • Terjadi pembentukan buah yang tidak sempurna, bahkan bisa menghasilkan buah tanpa biji atau partenokarpi
  • Jumlah bunga betina berkurang, yang berdampak pada sedikitnya tandan buah atau meningkatnya jumlah tandan kosong.

Defisiensi boron sering disebut sebagai salah satu faktor utama yang menyebabkan turunnya produktivitas di perkebunan kelapa sawit. Dengan pemberian boron dalam bentuk borat atau pupuk khusus mikro, pembentukan bunga betina dapat dioptimalkan, memperbaiki struktur buah, dan meningkatkan jumlah TBS.

 

Seng (Zn): Pengatur Hormon dan Pertumbuhan Vegetatif

Seng sangat penting dalam sintesis hormon pertumbuhan (auksin), pemanjangan sel, dan aktivitas enzimatik tanaman. Zn juga mempengaruhi pembentukan jaringan daun dan akar yang sehat, serta metabolisme karbohidrat.

Gejala Kekurangan Zn:

  • Daun muda menjadi kecil, sempit (little leaf), dan mengalami klorosis antar tulang daun.
  • Ruas pelepah pendek sehingga pelepah saling berdekatan.
  • Tanaman menjadi kerdil dan lambat berkembang.
  • Gangguan sintesis auksin berdampak langsung pada terbatasnya pembentukan bunga dan buah.

Pemupukan Zn yang presisi tidak hanya membantu memperbaiki struktur daun dan akar, tetapi juga meningkatkan berat dan ukuran tandan buah hingga 10–15% dibandingkan tanaman yang tidak mendapatkan Zn.

 

Faktor Penentu Efektivitas Aplikasi Unsur Mikro

Keberhasilan pemupukan unsur mikro dipengaruhi oleh beberapa variabel penting:

  • pH tanah: Penyerapan unsur mikro optimal terjadi pada pH tanah netral hingga agak asam. Tanah dengan sifat alkalis cenderung mengurangi kemampuan tanaman dalam menyerap unsur tembaga (Cu), boron (B), dan seng (Zn) secara signifikan
  • Unsur hara mikro dapat diaplikasikan dalam bentuk chelate, sulfat, maupun borat, dan tiap bentuknya lebih efektif pada kondisi tanah yang berbeda
  • Waktu aplikasi: Aplikasi paling efektif dilakukan pada fase vegetatif aktif atau menjelang pembungaan agar terserap optimal oleh jaringan tanaman.

 

Pemantauan dan Praktik Lapangan

Pemupukan berbasis data lapangan menjadi kunci untuk keberhasilan manajemen hara mikro. Oleh karena itu, analisis jaringan daun (leaf sampling) secara berkala sangat dianjurkan untuk mengetahui status nutrisi aktual dan menentukan dosis korektif yang tepat.

Kesimpulan:

Meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil, unsur mikro seperti Cu, B, dan Zn memiliki peran penting yang tidak bisa digantikan dalam mendukung proses fisiologis dan hasil produksi kelapa sawit. Unsur ini dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman secara nyata. Dengan pengelolaan hara mikro yang tepat berdasarkan analisis tanah dan jaringan tanaman petani dan perusahaan perkebunan dapat meningkatkan efisiensi pupuk, mengurangi biaya, dan memaksimalkan hasil panen secara berkelanjutan.(AD)(DK)

Untuk informasi lebih lengkap terkait cara meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit Anda, silahkan hubungi  0821-2000-6888  atau kunjungi website www.pkt-group.com