Proyeksi Harga CPO 2026: Sawit Tetap Jadi Andalan Ekonomi Nasional

harga-CPO

Sawit Notif – Industri kelapa sawit kembali menegaskan posisinya sebagai penopang utama perekonomian Indonesia. Saat membuka 21st Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2026 Price Outlook di Nusa Dua, Bali, pada 13 November 2025, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa sektor ini tidak hanya menggerakkan ekonomi, tetapi juga memainkan peran penting dalam transisi menuju energi bersih.

Performa ekspor sawit tercatat kuat hingga September 2025. Neraca perdagangan masih mencatat surplus sebesar US$ 4,34 miliar, dengan volume ekspor minyak sawit mencapai 28,55 juta ton dan menghasilkan devisa sekitar US$ 27 miliar. India dan China masih menjadi pembeli terbesar, sementara permintaan dari Jepang dan Selandia Baru menunjukkan peningkatan.

Menurut Airlangga, “industri sawit tetap menjadi pilar ekonomi Indonesia,” terutama saat ekonomi global mengalami perlambatan. Kontribusi sektor migas dan nonmigas, termasuk sawit, dinilai membantu menjaga stabilitas ekonomi nasional. Pada kuartal III-2025, ekonomi tumbuh 5,04%, ditopang sektor manufaktur, perdagangan, dan pertanian. Investasi juga mencatatkan kenaikan menjadi Rp 1.434,3 triliun, dengan inflasi stabil di angka 2,86%.

Pemerintah memastikan kebijakan counter-cyclical terus dijalankan guna menjaga momentum pertumbuhan tersebut.

Di dalam negeri, harga komoditas sawit juga menguat. Harga tandan buah segar (TBS) mencapai sekitar Rp 3.000 per kilogram, memberikan dampak positif bagi produsen dan petani.

Selain itu, pemerintah terus memperkuat implementasi standar keberlanjutan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) agar selaras dengan tuntutan pasar global.

IPOC tahun ini berlangsung meriah dengan tingkat partisipasi tertinggi sepanjang penyelenggaraannya. Sebanyak 38 sponsor baru bergabung, seluruh 113 booth pameran terisi penuh menampilkan inovasi industri, dan total 1.545 peserta dari 28 negara hadir. Ketua Panitia Mona Surya menyebut capaian ini sebagai bukti kuatnya daya saing dan vitalitas industri sawit Indonesia di pasar internasional.

Rangkaian acara IPOC juga diperkaya dengan berbagai agenda networking, mulai dari turnamen golf, sesi koktail, hingga networking night yang menghadirkan hiburan. Seluruh rangkaian ini dirancang untuk memperluas jejaring bisnis dan membuka peluang kemitraan baru.

 

Ringkasan berita

  1. Sawit ditegaskan sebagai penopang utama ekonomi dan bagian dari transisi energi bersih.
  2. Ekspor sawit 28,55 juta ton menghasilkan devisa US$ 27 miliar dan menjaga surplus perdagangan.
  3. Ekonomi RI tumbuh 5,04% pada Q3-2025 dengan investasi Rp 1.434,3 triliun.
  4. Harga TBS sekitar Rp 3.000/kg dan penguatan ISPO terus dilakukan.
  5. IPOC 2025 mencatat rekor: 1.545 peserta, 113 booth, dan 38 sponsor baru. (AD)(DK)(SD)