Lembaga nirlaba multistakeholder Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) baru saja merilis Kinerja di tahun 2018, pada laporan itu menyoroti bahwa area seluas lebih dari 263.000 hektar telah dipergunakan untuk lahan Nilai Konservasi Tinggi (HCV), atau setara dengan hampir 350.000 lapangan sepakbola, telah disisihkan dan dikelola oleh anggota RSPO – ini merupakan peningkatan 39% dari tahun pelaporan sebelumnya.
Laporan penting lainnya termasuk kemajuan yang kuat dari pasar negara berkembang seperti di Amerika Latin dan Afrika, dimana pertumbuhan kawasan HCV yang disisihkan oleh anggota RSPO meningkat masing-masing sebesar 83% (66.229 hektar) dan 132% (18.043 hektar). Dalam hal total area bersertifikasi, anggota RSPO mencakup 3,2 juta hektar pada 30 Juni 2018, mewakili volume produksi tahunan bersertifikat 13,6 juta ton Certified Sustainable Palm Oil (CSPO). Keuntungan signifikan dibuat di Afrika di mana area bersertifikasi RSPO meningkat sebesar 94% dan 15% di Amerika Latin.
Chief Executive Officer (CEO) RSPO, Datuk Darrel Webber, mencatat, pengurangan emisi karbon dioksida (CO2) yang didapat melalui pengajuan penilaian Gas Rumah Kaca (GRK) diterima sejak 2015 telah menekan emisi setara 11o ribu mobil dalam setahun. “Kami memuji para anggota kami atas upaya mereka dan saya berharap kami dapat terus melihat kemajuan seperti ini di sepanjang tahun ini, ”katanya, dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Senin (12/11/2018).
Sementara terakit keanggotaan, RSPO memiliki sekitar 3.920 anggota di 91 negara hingga 30 Juni 2018 – ini setara peningkatan 15% dari tahun sebelumnya. Jumlah keanggotaan melampaui 4.000 dari 92 negara pada bulan Oktober, sebuah tonggak bersejarah bagi RSPO.
Lantas dalam Konferensi Tahunan Roundtable RSPO ke-16 tentang Minyak Sawit Berkelanjutan (RT 16) akan dimulai selama 13-15 November 2018 di Kota Kinabalu, Sabah. Pada RT 16 tahun ini kegiatan tersebut mengambil bertema, “Sebuah Komitmen yang Diperbarui untuk Mencapai Transformasi Pasar”
Dalam pertemuan tahunan tersebut, perwakilan dari industri minyak sawit global akan bertemu untuk membahas tantangan dan peluang terbaru yang dihadapi rantai nilai minyak sawit berkelanjutan, serta elemen-elemen kunci dari tinjauan Prinsip dan Kriteria RSPO (P&C) terbaru, seprti upaya menghentikan deforestasi, melindungi lahan gambut, memperkuat hak asasi manusia dan tenaga kerja, serta pengembangan selanjutnya dari standar tambahan dan terpisah khusus untuk pekebun mandiri (petani sawiet swadaya), yang akan diratifikasi pada bulan November 2019.
Setelah itu dari informasi RSPO, anggota akan melakukan Sidang Umum Tahunan (General Assembly) ke-15 RSPO (GA15) guna memberikan suara pada sejumlah resolusi, termasuk pengesahan usula P & C yang baru, dan jika disahkan akan menjadi P&C RSPO 2018.