Jakarta – Memasuki bulan Juli 2018, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali merilis besaran Harga Indeks Pasar (HIP) Bahan Bakar Nabati (BBN), yang meliputi biodiesel dan bioetanol.
Harga kedua komoditas tersebut mengalami penurunan diakibatkan faktor melemahnya harga minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) serta menguatnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Dilansir Kementerian ESDM Rabu (4/7/32018), biodiesel ditetapkan sebesar Rp7.949 per liter atau turun tipis Rp191 dari bulan Juli 2018 lalu, yaitu Rp8.140/liter. Harga tersebut masih belum termasuk dengan perhitungan ongkos angkut, yang berpedoman pada Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No.1770 K/12/MEM/2018.
Penurunan ini terjadi akibat menurunnya harga minyak kelapa sawit, pada perhitungan yang tertera pada Surat Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Nomor 3381/10/DJE/2018.
HIP biodiesel ini ditopang oleh harga rata-rata minyak kelapa sawit (CPO) sepanjang 25 Mei 2018 hingga 24 Juni 2018 sebesar Rp7.740/kg. Harga ini lebih rendah pada periode sebelumnya, yaitu Rp7.954/kg.
Penurunan harga terjadi pula pada HIP bioetanol. Harga pasar bioetanol diplot sebesar Rp9.900/liter oleh Pemerintah setelah selama lima bulan terakhir sempat mengalami kenaikan dari Rp10.059 (Februari), Rp10.083 (Maret), Rp10.140 (April), Rp10.147 (Mei), dan Rp10.210 (Juni).
Faktor penurunan ini ditentukan oleh rata-rata tetes tebu Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) selama 25 Agustus 2018-24 Juni 2018 tercatat sebesar Rp1.533/kg ditambah besaran dolar sebesar USD0,25/liter dikali 4,125 kg/liter.
sumber: sindonews.com