Menteri Pertanian Ajak Masyarakat Dorong Perkebunan Lebih Akseleratif dan Berkelanjutan

Sawit Notif – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak masyarakat untuk memperkuat sinergi dalam membangun sektor perkebunan Indonesia. Seruan itu disampaikannya saat Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Ditjenbun Kementan) bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menggelar Jalan Sehat Perkebunan di Gelora Bung Karno (GBK), di Jakarta, Minggu (19/12).

Mengutip Infosawit.com, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Kegiatan ini tidak hanya sebagai cara untuk menjaga kesehatan, tetapi juga untuk memperluas dan mempererat kerjasama antara dunia usaha dan pemerintah.

Syahrul juga mengatakan masalah perkebunan merupakan masalah nasional yang harus kita bangun bersama, saling bahu membahu, agar dapat menghadirkan perkebunan Indonesia yang lebih akseleratif, lebih baik dan berkelanjutan.

Dengan kolaborasi dan kerjasama, menurutnya hal tersebut dapat mendorong pembangunan sektor perkebunan yang dipastikan akan berdampak pada pembangunan perekonomian nasional. Kemudian, hal ini karena sawit termasuk sebagai komoditas perkebunan yang sangat penting dan berperan besar terhadap perekonomian negara.

Selain itu, kinerja pertanian di bidang ekspor juga diperkuat melalui data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan  di Tahun 2021, ekspor produk kelapa sawit mendapatkan devisa sebesar US$ 30,34 miliar, sedangkan neraca perdagangan RI di tahun 2021 tersebut surplus sebesar US$ 35,34 miliar.

Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI Pusat, berharap kegiatan yang diinsiasi oleh pihaknya bersama dengan Ditjenbun Kementan ini, dapat menjadi sarana komunikasi dan kerjasama antara pemerintah sebagai regulator dengan dunia usaha, khususnya private sector di bidang kepala sawit.

Menurutnya, situasi ini merupakan bagian dari bagaimana kita sebagai stakeholders kelapa sawit terus memperkuat kolaborasi, kali ini private sector GAPKI bersama dengan Ditjenbun, memperkuat komunikasi dan kolaborasi, dimana permasalahan perkebunan ini adalah masalah bersama, pelaku usaha adalah yang day to day menjalankan kegiatannya, namun Ditjen Bun sebagai legulatornya, jelasnya.

Sumber: Infosawit.com