Salah satu tanaman perkebunan yang menjadi komoditas ekspor-impor utama adalah kelapa sawit. Untuk mendapatkan hasil tumbuhan yang berkualitas, Anda perlu mengetahui jenis tanah ataupun faktor lain untuk lahan kelapa sawit Anda. Berikut adalah penjelasannya.
3 Jenis Tanah untuk Lahan Kelapa Sawit
Jika ingin memulai bisnis kelapa sawit, yang perlu Anda perhatikan adalah jenis tanah yang akan Anda gunakan. Berikut adalah jenis-jenisnya:
1. Tanah Aluvial
Jenis tanah untuk lahan sawit ini memiliki nama lain yakni tanah sedimen atau tanah endapan dan hanya bisa Anda temukan di dekat aliran sungai. Asal muasal tanah aluvial adalah endapan lumpur yang terbawa hingga ke hilir dan ke daerah dataran rendah oleh air sungai maupun danau.
Dengan kata lain, tanah aluvial terbentuk ketika tanah dari daerah tinggi tersapu oleh arus sungai, mengendap, dan bercampur dengan lumpur di dasar sungai.
Lokasi tanah atau lahan kelapa sawit ini ada di Sumatera bagian timur, Jawa bagian utara, Kalimantan Selatan dan Tengah, serta Papua bagian utara dan selatan. Untuk mengetahui lebih jauh, berikut adalah beberapa karakteristik tanah aluvial, yakni:
A. Berwarna Coklat dengan Sedikit Abu-Abu
Jenis lahan kelapa sawit ini memiliki warna coklat yang terkadang condong ke arah abu-abu. Warna tersebut muncul karena aluvial memiliki kandungan mineral yang tinggi.
B. Subur dan Kaya Mineral
Tanah aluvial sangat subur dan cocok untuk perkebunan dan pertanian. Namun tingkat kesuburan tanah aluvial dari berbagai tempat cukup berbeda dan bervariasi. Sebab, hal tersebut tergantung pada jenis material apa yang ada di dalam aluvial sampai mengalami proses pengendapan.
Meski begitu, tanah aluvial umumnya memiliki kandungan mineral serta banyak mengandung air karena dapat Anda temukan di dekat sungai sehingga membuatnya subur.
C. Tekstur Menyerupai Tanah Liat
Karena kesamaan antara tanah liat dan tanah aluvial, banyak orang masih kesulitan membedakan keduanya. Salah satu keunggulan tanah aluvial adalah teksturnya yang lembut dan mudah untuk Anda garap. Selain itu, struktur dari tanah atau lahan kelapa sawit ini sedikit longgar.
D. Kandungan Kalium, Fosfor, dan pH Rendah
Aluvial biasanya memiliki pH kurang dari 6. Selain itu, kadar kalium dan fosfor aluvial juga rendah di tempat-tempat yang memiliki sedikit curah hujan.
2. Latosol
Tanah merah, yang juga dikenal sebagai tanah latosol, adalah jenis tanah yang baik untuk pertanian. Sifat dari tanah ini mudah menyerap air. Selain itu, tanah ini cocok untuk ditanami kelapa sawit karena mengandung bahan organik.
Jenis lahan kelapa sawit ini dapat Anda temukan di daerah Jawa, Bali, Papua, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara. Selain untuk kelapa sawit, tanah latosol sangat baik untuk ditanami palawija, padi, karet, dan kopi. Berikut adalah beberapa ciri yang membedakan latosol dari jenis tanah lainnya:
A. Struktur Gembur dan Tekstur Tanah Liat
Tanah untuk lahan sawit ini biasanya memiliki tekstur seperti tanah liat, atau mirip dengan aluvial. Namun, struktur tanah latosol cukup gembur. Selain itu, berkaitan dengan infiltrasi, laju aliran air ke dalam tanah latosol bervariasi yakni berkisar dari cukup cepat hingga relatif lambat.
B. Memiliki pH asam
Latosol memiliki kisaran pH 4,5 hingga 6,5, yang relatif asam. Tanah yang sedikit asam ini terjadi karena material pembentuk latosol mengalami pelapukan berat, yang membuat kation-kation basa tercuci.
C. Bahan Organik dengan Kandungan Rendah
Bahan organik dalam tanah latosol berkisar antara 3 sampai 9 persen, tetapi biasanya hanya mencapai 5 persen. Warna tanah dapat digunakan untuk menentukan apakah latosol memiliki tingkat nutrisi yang tinggi atau rendah. Jadi, semakin merah warna tanah lahan kelapa sawit ini, maka semakin sedikit unsur hara yang latosol miliki.
D. Memiliki Solum yang Tebal
Ketebalan solum pada latosol berkisar antara 130 cm sampai lebih dari 5 meter. Solum terdiri dari lapisan atas dan bawah, di mana keduanya mengalami proses pembentukan tanah yang sama dengan bagian dasarnya yaitu berupa bahan induk yang sebagian besar masih belum lapuk.
3. Tanah Organosol
Tanah jenis ini adalah tanah yang terbentuk dari proses pelapukan zat organik. Oleh karena itu, tidak heran jika salah satu jenis tanah yang paling subur adalah tanah jenis organosol. Tanah organosol terbagi menjadi dua kategori berdasarkan jenis struktur yang terkandung di dalamnya, seperti humus dan gambut.
Gambut seringkali bersifat asam, sedangkan humus sangat kaya nutrisi atau unsur hara. Lahan gambut biasanya kurang ideal untuk tanaman lain, tetapi untuk kelapa sawit, lahan gambut sangat ideal.
Umumnya, jenis tanah ini terdapat di daerah dengan curah hujan tinggi dan iklim yang lembab. Selain daerah pesisir, tanah ini dapat Anda temukan hampir di banyak tempat di Indonesia. Tanah lahan kelapa sawit ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
A. Memiliki Warna Coklat Kehitaman
Warna organosol berkisar dari coklat tua hingga hitam. Ini juga dapat mewakili jumlah kandungan unsur organiknya. Oleh sebab itu, dengan meningkatnya kandungan organik, warna tanah organosolnya akan semakin gelap.
B. Memiliki Berbagai Tingkat Keasaman
Berbeda dengan humus, jenis tanah organosol gambut memiliki tingkat pH tanah yang relatif asam. Perlu sedikit penyesuaian agar dapat Anda gunakan sebagai media tanam supaya kebutuhan nutrisi tanaman tersebut tetap terpenuhi.
Faktor Lain yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kelapa Sawit
Selain jenis tanah lahan kelapa sawit, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini adalah penggunaan pupuk yang tepat. Pupuk kelapa sawit yang harus Anda gunakan adalah pupuk MOAF® dari Plantation Key Technology (PKT) yang dapat meningkatkan pH tanah. Selain itu, faktor lain yang harus juga Anda pertimbangkan adalah iklim.
Faktor iklim mempengaruhi berbagai proses fisiologis, pertumbuhan, dan produktivitas tanaman. Khususnya, lahan di iklim tropis dengan kelembaban yang cukup dan sinar matahari sepanjang tahun dapat mendukung pertumbuhan kelapa sawit.
Paparan sinar matahari langsung yang harus tanaman Anda dapatkan yakni kisaran suhu 24 hingga 32 derajat celcius dan 6 hingga 7 jam per harinya. Selain itu, curah hujan yang Anda butuhkan untuk menanam kelapa sawit yakni antara 2.500 dan 3.500 mm per tahun, dengan distribusi rerata 100 mm per bulan.
Sudah Tahu Jenis Lahan Kelapa Sawit yang Bagus?
Itulah jenis tanah yang bagus untuk Anda jadikan lahan sawit. Selain jenis dan faktor lain yang sudah Anda ketahui lewat penjelasan di atas, Anda juga perlu mengetahui bagaimana perawatan sawit yang tepat. Hal tersebut perlu supaya kelapa sawit tumbuh dengan baik.