Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pemerintah harus bisa meyakinkan parlemen Eropa bahwa kelapa sawit bukanlah komoditas yang merusak alam, sebaliknya, sawit adalah komoditas yang berkelanjutan (sustainable).
Saat ini, pemerintah di bawah komando Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah membentuk tim diplomasi untuk lobi soal rencana penghapusan bahan bakar biodiesel dari minyak sawit oleh parlemen Eropa pada 2021.
Pembentukan tim sekaligus memperkuat materi lobi yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia kepada parlemen Eropa. Ketika, Parlemen Eropa menerima lobi dari pemerintah, harapannya Undang-undang tentang penghapusan bahan bakar biodiesel dari minyak sawit yang diajukan oleh parlemen Uni Eropa dibatalkan.
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, sebagai negara eksportir kelapa sawit, wajib hukumnya bagi Indonesia melakukan lobi dengan parlemen Eropa terkait putusan tersebut. Sebelum mengeluarkan putusan, sebaiknya Eropa memahami tentang kondisi perkebunan sawit di Indonesia yang sesuai dengan asas ramah lingkungan.
“Ekspor kelapa sawit kita terbesar untuk bisa memasukkan ini, tapi mereka bilangnya tidak ramah lingkungan. Sehingga perlu lobi-lobi dalam hal ini dan kita harus bisa memaparkan bahwa kita sudah melakukan suatu bisnis practice yang sebenarnya sudah baik dan sustainable,” tuturnya, di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (6/3/2018).
Rosan menegaskan, kelapa sawit lebih efisien dibandingkan dengan minyak bunga matahari,
maka dari itu parlemen Eropa menelaah ulang. Di samping itu, pemerintah juga harus memperjuangkan nasib 13 juta tenaga kerja dalam industri kelapa sawit Indonesia yang terancam dengan adanya larangan tersebut.
“Kita harus fight dan kita melibatkan banyak tenaga kerta. Kita minta parlemen Eropa jangan berlakukan itu,” tuturnya.
sumber: okezone.com