Ini Untung dan Rugi Dolar AS Rp 14.000 Bagi BUMN Kelapa Sawit

Ini Untung dan Rugi Dolar AS Rp 14.000 Bagi BUMN Kelapa Sawit

Jakarta – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menyentuh level Rp 14.045. Melemahnya rupiah terhadap dolar AS ikut dikeluhkan pelaku industri kelapa sawit.

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sebagai perusahaan milik negara yang juga bergerak di industri kelapa sawit berharap penguatan dolar AS tidak berlanjut.

“Kan jangan naik-naik terus, karena kita juga udah impor capital goods (barang modal) untuk beli barang capital seperti peralatan boiler (ketel uap) itu kalau rupiahnya lemah harganya makin tinggi, bayarnya makin mahal lagi,” kata Direktur Utama (Dirut) PTPN III Dolly P Pulungan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (9/5/2018).

Namun, di sisi lain menguatnya dolar AS menjadi peluang bagi perseroan untuk menggenjot ekspor komoditas sawit. Pasalnya harga jual ekspor akan naik ketika dolar AS menguat.

“Kalau kami, dari penilaian depresiasi (pelemahan) rupiah, otomatis harga jadi naik kan,” jelasnya.

“(Dolar menguat ekspor) digenjot, makanya kita akan direct sales kepada buyer di luar negeri langsung mulai tahun 2018 400.000 ton, next mungkin 2,5 juta ton kita ekspor semua (langsung ke pembeli) sehingga nanti devisa masuknya akan besar,” lanjutnya.

Dengan menggenjot ekspor juga bakal menambah devisa negara. Devisa ini pun dapat digunakan untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap terkendali.

“Tenaga aja makanya, nanti kalau supaya ini kita ekspor, devisa masuk kan at least meskipun hanya dikit kan kira kira kan lumayan PTPN support pemerintah bahwa kita hemat devisa kita melalui ekspor komoditasnya,” tambahnya.

sumber: detik.com