Ini Harga TBS Kelapa Sawit Periode 6 hingga 12 Juli 2018, Harga Rendah Karena Dijual ke Perantara

Harga TBS Kelapa Sawit di Riau Turun, Harga Tertinggi Rp 1.637,60/kg

Jambi – Hasil rapat penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit periode 06 Juli hingga 12 Juli 2018 mengalami kenaikan Rp 4. Harga TBS kelapa sawit usia tanam tiga tahun dihargai Rp 1.242/kilogram, untuk usia tanam empat tahun dihargai Rp 1.321/kilogram.

Sedangkan untuk harga TBS kelapa sawit usia tanam lima tahun dihargai Rp 1.382/kilogram.

Harga TBS kelapa sawit usia tanam enam tahun dibandrol Rp 1.440/kilogram, dan untuk harga TBS kelapa sawit usia tanam tujuh tahun Rp 1.477/kilogram. Harga TBS kelapa sawit usia tanam delapan tahun Rp 1.508/kilogram, untuk harga TBS kelapa sawit usia tanam sembilan tahun Rp 1.538/kilogram.

Untuk harga TBS kelapa sawit usia tanam 10-20 tahun yang paling baik, pekan sebelumnya Rp 1.580/kilogram. Pada pekan ini mengalami kenaikan Rp 1.594/kilogram. Sedangkan harga TBS kelapa sawit usia tanam 21 sampai 24 tahun dihargai Rp 1.536/kilogram dan untuk harga TBS kelapa sawit usia tanam 25 tahun dihargai Rp 1.464/kilogram.

“Harga CPO dan kernel Minggu ini, CPO Rp 7.031 dan kernel Rp 4.953,” jelas Agusrizal, Kepala Dinas Perkebunan Propinsi Jambi.

Agusrizal mengatakan, harga yang ditingkat petani ada harga yang dibeli oleh pemegang DO atau delivery order atau istilah lainnya perantara. Para petani yang harga TBS nya dibeli harga lebih rendah dari harga yang ditetapkan. Karena mereka menjual kepada perantara. Hal ini yang menyebabkan harga ditingkat petani menjadi rendah.

Ia juga mengatakan, jika petani yang sudah bermitra dengan perusahaan, harga beli sesuai dengan penetapan harga TBS yang ditetapkan. Jika dimasyarakat atau pekebun terdapat harga yang rendah, berarti ada pemegang DO yang bermain.

Harga TBS saat ini masih membuat petani kelapa sawit kecewa, terutama petani sawit swadaya yang harus menerima hasil penjualan sawitnya dengan harga lebih rendah dari harga penetapan dari Dinas Perkebunan.

Ketua Apkasindo Provinsi Jambi, Roy Asnawi mengakui hal ini. Ia mengatakan, sejak sebelum lebaran hingga sepekan setelah lebaran harga TBS menurun. Pekan ini sempat naik sedikit dari harga minggu lalu.

Ia mengatakan, harga TBS yang dijual petani swadaya bahkan pernah dibawah harga Rp 1.000. Pernah ada yang membeli Rp 800 – Rp 900 karena biaya transportasi yang mahal.

“Kita berharap harga TBS tidak mengalami penurunan lagi pekan depan, harga Rp 1.500 masih cukup lumayan jika memang perusahaan membeli segitu, kalau dibawah itu, kasihan petani ngeluhlah, apalagi swadaya. Kalau petani mitra atau plasma mungkin nggak masalah, ” tegasnya.

Dikatakan Roy, saat ini pekebun sedang panen besar sehingga banyak yang membeli di bawah harga yang ditetapkan.

“Ditambah TBS di pabrik lagi banyak, untuk petani swadaya harga bisa Rp 300- Rp 400 lebih rendah dari harga yang ditetapkan pemerintah, ” katanya.

Dinas Perkebunan Provinsi Jambi juga berupaya untuk mendorong petani agar membentuk sebuah kelompok dan bermitra dengan pihak perusahaan. Karena harga yang ditetapkan perusahaan sama dengan hasil rapat penetapan harga yang diadakan setiap hari Kamis.

“Perusahaan tidak mau menerima langsung yang dari petani kecuali sudah ada kerjasama dengan kelompok petani tersebut, atau koperasi, kalau sudah begitu harga sama dengan yang ditentukan tiap seminggu sekali,” ujarnya.

Jika sudah melalui koperasi, biasanya kualitas TBS yang diberikan terjamin dan perusahaan bisa langsung menerima.

“Jika langsung diterima dari masyarakat, TBS yang diberikan tidak terlalu masak atau yang masak dicampur dengan yang panen mentah, terkadang ada disiram air terlebih dahulu,” jelasnya.

Sumber: tribunnews.com