Kurangnya Tenaga Kerja, Industri Kelapa Sawit Malaysia Beresiko Merugi 6,5 Triliun Rupiah

Kurangnya Tenaga Kerja, Industri Kelapa Sawit Malaysia Beresiko Merugi 6,5 Triliun Rupiah

Sawit Notif – Malaysian Palm Oil Association (MPOA) memprediksi produksi minyak sawit mentah akan turun pada akhir tahun 2022. Penurunan produksi tersebut disebabkan berkurangnya tenaga kerja yang tersedia di sektor perkebunan kelapa sawit.

Mengutip Sindonews.com, MPOA memperkirakan produksi CPO di Malaysia akan mencapai 18 juta ton pada sisa tahun ini. Oleh karena itu, MPOA mengatakan peluang kerugian industri bisa mencapai lebih dari MYR20 miliar (Rp6,5 triliun/kurs Rp3.299) pada akhir tahun.

Menurut laporannya, Industri kelapa sawit di Malaysia mengalami masa pasokan tenaga kerja terburuk sejak komersialisasi CPO pada tahun 1917. MPOA mencatat bahwa selama periode tersebut, sebanyak 120.000 pekerja perkebunan kelapa sawit telah berhenti.

Sedangkan periode kembalinya pekerja asing dinilai berjalan cukup lambat, bahkan saat pohon sawit di Negeri Jiran saat ini sedang memasuki masa puncak panen.

MPOA mengatakan mereka kehilangan panen yang cukup signifikan, mulai dari 15%-25%, atau malah bisa lebih tinggi.

Selain masalah tenaga kerja, MPOA juga menilai masih adanya faktor cuaca yang tidak menentu, kenaikan harga pupuk yang tiba-tiba, biaya logistik, hingga kenaikan upah minimum 25-36% yang dapat membebani biaya produksi.

Sumber: Sindonews.com