Hutan Kawasan Ekosistem Leuser Terkena Dampak Perkebunan Kelapa Sawit

Hutan Kawasan Ekosistem Leuser Terkena Dampak Perkebunan Sawit

Sawit Notif – Rainforest Action Network (RAN) mendokumentasikan perusakan sekitar 2.224 hektar hutan hujan yang terjadi di dalam konsesi PT. Nia Yulided Bersaudara (PT.NYB) hingga September tahun 2022.

Penebangan dan perluasan perkebunan kelapa sawit di area konsesi PT.NYB mengurangi luas hutan dari 4.873 hektar pada tahun 2016 menjadi 2.664 hektar pada Oktober 2022.

Mengutip Infosawit.com, Direktur Kebijakan Hutan RAN, Gemma Tillack mengatakan temuan menunjukkan bahwa merek besar seperti Nestlé dan Colgate Palmolive telah gagal menghentikan deforestasi di perusahaan kelapa sawit selama lima tahun.

Gemma juga mengatakan Merek-merek ini, bersama dengan perusahaan perdagangan minyak sawit seperti Wilmar dan Golden Agri Resources, harus segera mengambil tindakan untuk menghentikan deforestasi oleh produsen nakal, dan berinvestasi dalam program untuk melindungi hutan hujan dataran rendah yang tersisa di ekosistem Leuser dari ekspansi kelapa sawit.

Saat ini, sudah lebih dari 5 tahun dengan ribuan hektar hutan yang dihancurkan untuk menanam bibit kelapa sawit, perusahaan milik menantu mantan pejabat Gubernur Aceh, Tarmizi Abdul Karim ini sudah mulai mengeruk keuntungan dengan menjual TBS ke pabrik minyak sawit yang memasok kepada perusahaan pedagang minyak sawit dan perusahaan merek.

Gemma juga mengatakan RAN menuntut agar Nestlé, Colgate Palmolive, PepsiCo, Nissin Foods segera berhenti membeli minyak sawit dari PT. NYB maupun PT. BSG serta para perusahaan dagang pedagang minyak sawit yang gagal membersihkan rantai pasok sawitnya dari deforestasi di Kawasan Ekosistem Leuser.

Maka itu, menurutnya perusahaan-perusahaan ini harus memobilisasi tindakan nyata dan investasi untuk memastikan bahwa hutan hujan dataran rendah terakhir Aceh Timur, di mana kawasan konservasi penting dan spesies langka seperti gajah Sumatera dapat tetap dilestarikan.

Sumber: Infosawit.com