Sawit Notif – Ekosistem bisnis perkebunan kelapa sawit di Indonesia kini, selain dikuasai sejumlah perusahaan besar lokal, secara perlahan tapi pasti juga semakin diramaikan oleh pengelola atau investor asing. Faktor pendukung utamanya, tidak lain adalah upah yang relatif lebih rendah, serta masih besarnya peluang dalam membuka perkebunan kelapa sawit baru.
Salah satu negara yang diketahui memiliki bisnis sawit yang menggurita di Indonesia adalah negara tetangga yang juga penghasil sawit terbesar, yakni Malaysia. Mengutip Kontan.co.id, Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), dari 8,9 juta hektare (ha) total lahan kelapa sawit Indonesia, terdapat sekitar 3 juta ha lahan sawit yang merupakan bagian kekuasaan Malaysia.
Adapun perusahaan-perusahaan besar asal negeri Jiran yang menguasai total lahan tersebut antara lain Sime Darby (Guthrie, Golden Hope, Sime Darby, KL Kepong, IOI, TH Plantations, dan Kulim). Grup Khazanah yang biasa bergerak di sektor keuangan juga merambah bisnis sawit di Indonesia.
Dalam menghimpun satu kesatuan gurita bisnis sawit ini, perusahaan-perusahaan sawit Malaysia di tanah Indonesia juga telah membentuk organisasi yang dinamakan Persatuan Pelabur Perkebunan Malaysia di Indonesia (APMI) atau Association of Plantation Investors of Malaysia in Indonesia.
Sejak periode 2015 hingga pertengahan 2021, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi asing atau penanaman modal asing (PMA) di sektor pertanian masih didominasi oleh investasi perkebunan sawit.
Sementara investor asing PMA subsektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan di Indonesia tercatat paling besar, salah satunya berasal dari Malaysia dengan capaian 15,8 persen. Namun selain Malaysia, investor asing lainnya yang turut membuka perkebunan kelapa sawit di Indonesia dengan persentase paling besar adalah negara Singapura.
Dalam realisasi PMA sektor pertanian pada periode 2015 hingga Maret 2021, BKPM menjelaskan capaian sebesar 9,5 miliar dolar AS, atau kontribusi sekitar 5,2 persen dari dari total PMA di Indonesia. Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada periode tersebut mencapai Rp 173,9 triliun, atau kontribusi sekitar 9,2 persen terhadap total PMDN di Indonesia.
Sebelumnya, pada Oktober 2021 lalu, perwakilan negara Indonesia dan Malaysia telah mempertegas komitmen kerjasama terkait kebijakan kelapa sawit. Hal ini disampaikan saat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Zuraidi Binti Kamaruddin di Jakarta.
Airlangga secara tegas mengatakan bahwa Malaysia merupakan salah satu mitra ekonomi utama dalam hal investasi dan perdagangan.
Sumber: Kompas.com