Sawit Notif – Ekspor minyak sawit mentah (CPO) berpeluang menyelamatkan perekonomian Indonesia dari ancaman resesi global. Jika pemerintah membuat kebijakan yang kreatif dan memberikan relaksasi atas ekspor CPO.
Mengutip Bisnis.com, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan bahwa dalam menghadapi ancaman resesi dunia, pemerintah Indonesia perlu membuat kebijakan dengan memberikan dukungan besar terhadap komoditas berorientasi ekspor, salah satunya CPO. Hal ini karena ada beberapa kebijakan yang justru membatasi kegiatan ekspornya.
Menurut Tauhid, hal itu berkaitan dengan kebijakan pemerintah berupa Domestic Market Obligation (DMO), Domestic Price Obligation (DPO), Persetujuan Ekspor (PE) dan Flush Out (FO), Bea Keluar dan lainnya yang jelas menghambat ekspor.
Tauhid memberitahu keinginan pemerintah mempercepat ekspor dan selamat dari resesi ekonomi global bisa terealisasi asalkan kebijakan yang menghambat ekspor, seperti DMO, DPO, dan Flush-Out dapat dihilangkan.
Ini dikarenakan menurutnya adanya kebijakan DMO dan DPO menyebabkan terjadinya disparitas harga kelapa sawit di tingkat domestik dan harga di pasar internasional (CIF Rotterdam) yang kini menyentuh US$1,05 ribu per metrik ton.
Meski demikian, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri- Kementreian Pedagangan RI, Syailendra mengatakan bahwa kebijakan DMO dan CPO tidak ada maksud untuk menghambat ekspor CPO maupun menurunkan harga TBS sawit petani.
Karena menurutnya pemerintah sudah memberikan banyak relaksasi kepada pengusaha untuk melakukan ekspor CPO salah satunya dengan menambah rasio kuota ekspor menjadi 1:9.
Sumber: Bisnis.com