Demi Sawit, 3 Negara Bakal Lakukan Pertemuan di Roma

Demi Sawit, 3 Negara Bakal Lakukan Pertemuan di Roma

Jakarta – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menggelar rapat terkait sawit dengan sejumlah Duta Besar (Dubes) untuk Indonesia seperti Kolombia dan Malaysia. Hasilnya, disepakati bahwa ketiga negara tersebut akan menjelaskan tentang kelapa sawit di Vatikan, Roma.

Asal tahu saja, sebelumnya Luhut telah melakukan pertemuan dengan Paus Fransiskus. Dalam pertemuan tersebut, dia sekaligus untuk menyampaikan surat Presiden Joko Widodo kepada Paus Fransiskus untuk minta dukungan dari vatikan soal kelapa sawit di lapangan Basilika St Petrus, Vatikan.

Duta Besar Kolombia untuk Indonesia Jose Renato Salazar Acosta mengatakan, Indonesia dan Malaysia mengusulkan untuk membuat pertemuan soal pengembangan berkelanjutan dari kelapa sawit. Adapun, pertemuan akan diadakan di Roma tanggal 15 Mei.

“Kolombia juga akan berpartisipasi karena kita adalah produsen kelapa sawit nomor empat (di dunia) maka kami akan berpartisipasi dalam pertemuan di Roma,” tuturnya, di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Rabu (2/5/2018).

Jose Renato belum mengetahui apakah dalam pertemuan kelapa sawit di Roma ditujukan untuk memperoleh dukungan terhadap pencabutan resolusi UE atau tidak. Yang pasti, Kolombia, Malaysia dan Indonesia akan memberikan informasi mengenai pengembangan berkelanjutan kelapa sawit di pertemuan Roma.

“Jadi saya tidak akan berkomentar sekarang tapi di pertemuan di Roma mereka mengusulkan adanya sebuah deklarasi soal itu,” tuturnya.

Sebelumnya, Pensosbud KBRI Vatikan Wanry Wabang dalam keterangan yang diterima Antara London, menyebutkan kunjungan Menko Luhut ke Vatikan merupakan rangkaian pertemuan dengan sejumlah kepala negara dan pejabat pemerintahan negara Eropa guna memperoleh dukungan terhadap pencabutan resolusi UE yang bersifat diskriminatif.

Surat Presiden Jokowi antara lain berisi informasi performa perekonomian Indonesia selama ini cukup baik dan sebagian besar rakyat dientaskan dari garis kemiskinan. Banyak dari warga Indonesia bekerja sebagai petani, termasuk petani kelapa sawit yang memiliki sekitar 40% dari 12 juta hektar lahan kelapa sawit.

Namun, situasi saat ini kurang kondusif karena adanya resolusi Uni Eropa terkait larangan penggunaan minyak kelapa sawit untuk bahan biofuel mulai tahun 2021, sebagai salah satu energi terbarukan. Diskriminasi ini tentunya tidak hanya akan mempengaruhi petani kecil di Indonesia tetapi juga di negara penghasil kelapa sawit lainnya.

Apalagi Indonesia selalu berkomitmen untuk mencari solusi dari permasalahan yang timbul di sektor kelapa sawit, termasuk tuduhan perusakan lingkungan. Namun di depan politisi UE, Luhut senantiasa menekankan Indonesia sebagai negara sudah maju tidak bermaksud “mengemis” dari Eropa. Kesetaraan dan saling menguntungkan merupakan prinsip yang ia pegang teguh dalam kerja sama dengan negara-negara Eropa.

Selain beraudiensi dengan Paus Fransiskus, Luhut juga bertemu dengan Kardinal Peter Turkson, Kepala Dicastery for Promoting Integral Human Development.

Dalam pertemuan ini, Menko Luhut menyampaikan informasi tentang perekonomian makro Indonesia, komitmen Indonesia terhadap pelestarian alam, dan kontribusi industri kelapa sawit dalam mengentaskan kemiskinan. Kardinal Turkson yang sangat fasih dalam permasalahan lingkungan memberi masukan perlunya diselenggarakan konferensi yang membahas secara komprehensif dan integral tentang industri kelapa sawit. Menurut rencana, KBRI Vatikan bekerja sama dengan kantor Kardinal Turkson akan menyelenggarakan konferensi tentang kelapa sawit pada Mei mendatang.

Setelah mengunjungi Vatikan, Menko Luhut melanjutkan perjalanan ke Belanda guna meneruskan usaha Indonesia meyakinkan negara-negara Eropa mengenai perlu adanya win-win solution dalam menyikapi kebijakan Uni Eropa terkait ekspor kelapa sawit.

sumber: okezone.com