Nusa Dua – Menko Perekonomian Darmin Nasution menilai positif ajang International Conference on Oil Palm and the Environment (ICOPE) 2018 karena bertujuan membuat solusi bersama terkait industri kelapa sawit yang berkelanjutan.
Darmin mengatakan, ICOPE 2018 menjadi menarik karena semua duduk bersama, baik pekebun, aktivis, maupun pemilik kebun kelapa sawit, dengan environmentalist, bersama-sama dengan para pakar, yang mungkin mendukung atau pun mungkin agak kritis kepada sawit.
“Justru karena keberagamannya, acara ini menjadi menarik sehingga dialog dan diskusi di dalamnya akan membawa dampak, bukan hanya dampak berdiskusi tapi saling memahami. Pada akhirnya, solusi itu kerja sama, bukan saling bertahan di posisi masing-masing,” jelas Darmin saat membuka International Conference on Oil Palm and the Environment (ICOPE) 2018 di Nusa Dua Bali, Rabu (25/4).di Nusa Dua Bali, Rabu (25/4)
Sementara Chairman and CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Franky Oesman Widjaja menilai kehadiran ICOPE dapat menyatukan selisih pendapat yang marak. Selama ICOPE 2018, secara bersama-sama semua pihak bisa menunjukkan kepada dunia apa yang sudah dilakukan dan bagaimana masa depan yang berkelanjutan untuk kelapa sawit. “Untuk mencapai kesuksesan, seluruh pihak yakni akademisi, pemain industri, pemerintah, konsumen, anggota masyarakat, LSM dan ilmuwan harus bersatu dan selaras pada pemahaman dan tujuan bersama,” ujarnya.
Menurut Franky, keberlanjutan hanya dapat dicapai ketika ada keseimbangan antara peluang ekonomi, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menjadi kunci sektor sawit berkelanjutan dan merupakan komponen kunci dari tema ICOPE 2018 yakni “Solusi untuk Produksi Lokal”.
Sedangkan Chairman ICOPE 2018 JP Caliman menjelaskan, selama 11 tahun sejak dimulai pada 2007, ICOPE tetap teguh dalam menangani isu-isu dampak lingkungan dari produksi minyak sawit. ICOPE juga telah mendapat pengakuan global dalam komunitas ilmiah sebagai sumber daya yang berguna dan tidak bias untuk hal hal berkaitan dengan produksi minyak sawit dan keberlanjutan.
ICOPE satu-satunya konferensi internasional yang didedikasikan untuk kelapa sawit dan lingkungan dengan jumlah peserta sebesar itu. ICOPE dimulai 11 tahun yang lalu oleh tiga mitra yang berbagi nilai sama untuk tujuan mencapai keberlanjutan industri sawit, bersemangat untuk bekerja dalam kolaborasi, dan merengkuh kepercayaan dalam sains.
Caliman menyampaikan keberhasilan ICOPE dalam perkembangannya selama 11 tahun tidak lepas dari dukungan berkelanjutan Pemerintah Indonesia. “Kami percaya ini adalah kunci yang berkontribusi terhadap keberhasilan ICOPE. Pada penyelenggaraan ICOPE 2018, Pemerintah Prancis melalui kedutaan besarnya di Jakarta dan Singapura bersedia bergabung. Ke depan, kami berharap mendapatkan lebih banyak lagi partisipasi dari pemerintahan tambahan di tahun-tahun mendatang,” ujar Caliman.
Tidak hanya dukungan yang konsisten dari pemerintah, ICOPE juga didukung oleh beberapa badan sertifikasi seperti RSPO dan ISPO yang menyambut inisiatif untuk keberlanjutan industri kelapa sawit. Tema ICOPE 2018 adalah Embracing Sustainable Palm Oil: Solutions for Local Production and Global Change yang bertujuan mencari solusi yang berkontribusi terhadap perubahan global dari tren atau risiko negatif saat ini dengan tetap mendukung usaha para petani dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Sumber: Investor Daily