Siapa yang tidak mengenal kelapa sawit? Tanaman ini menyimpan banyak sekali manfaat, terutama pada bagian buah dan batangnya. Tidak hanya buah sawit yang bisa dimanfaatkan untuk bahan dasar pembuatan minyak goreng, batang kelapa sawit juga bisa dimanfaatkan untuk industri kayu dan menekan laju deforestasi.
Mengenal Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit sendiri termasuk tumbuhan monokotil, tapi tidak memiliki akar tunggang. Bakal akar pada bibit bisa tumbuh terus menerus hingga panjang akar bisa mencapai 15 meter. Sedangkan, daun kelapa sawit, menyerupai bulu ayam atau burung. Bagian pangkal pelepah daunnya berbentuk dua baris dengan duri yang sangat tajam dan keras pada kedua sisinya.
Kelapa sawit yang sudah berusia 3 tahun akan mengeluarkan bunga jantan dan betina. Bunga jantan biasanya berbentuk lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak meruncing dan garis tengah lebih kecil, sedangkan bunga betina bentuknya agak bulat dengan ujung kelopak agak rata serta garis tengah bunga agak tebal.
Biji milik kelapa sawit memiliki bobot dan ukuran yang berbeda-beda. Seperti biji dura deli yang beratnya bisa mencapai 13 gram per biji. Lalu, biji dura afrika yang panjangnya sekitar 2-3 cm dan beratnya bisa mencapai 4 gram. Terakhir, biji tenera afrika yang rata-rata memiliki berat 2 gram per biji.
Kelapa sawit bisa tumbuh di berbagai macam jenis tanah. Meskipun begitu, jenis tanah yang sangat baik untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah jenis tanah yang gembur, mempunyai aerasi dan drainase baik, kaya akan humus, serta tidak punya lapisan padas.
Batang Kelapa Sawit Bisa Menekan Laju Deforestasi
Seperti penjelasan di awal bahwa tanaman kelapa sawit bisa sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan mengandung nilai ekonomi yang tinggi. Salah satu bagian penting dari kelapa sawit yang bisa Anda manfaatkan adalah batang.
Batang kelapa sawit tak kalah bermanfaatnya dengan buah sawit sebagai bahan dasar pembuatan minyak. Karena bagian batang juga mempunyai potensi besar jika dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kayu. Sayangnya, pemanfaatan batang kelapa sawit belum optimal dan hanya dilakukan oleh sebagian daerah saja.
Bagian batang biasanya dibiarkan membusuk, dicacah dan diabaikan begitu saja tanpa ada pengolahan yang optimal. Padahal jika Anda tahu, bagian batang dari tanaman sawit memiliki segudang manfaat untuk ekonomi dan kebutuhan sehari-hari manusia. Salah satunya adalah untuk menekan laju deforestasi.
Menurut pengertiannya, deforestasi adalah penggundulan hutan untuk membuka lahan. Deforestasi tentu saja membawa dampak negatif bagi kelestarian lingkungan karena hutan menjadi semakin gundul.
Oleh karena itu, dengan memanfaatkan batang kelapa sawit menjadi bahan baku furniture Anda sama saja seperti menyelamatkan hutan dari penggundulan. Kualitas barang yang terbuat dari sawit juga tidak jauh berbeda dengan kayu bulat biasanya.
Sehingga para pebisnis di bidang furniture tidak khawatir tentang kualitas. Furniture yang menggunakan batang tanaman ini bisa menjadi terobosan baru bagi Indonesia untuk bisa lebih melestarikan lingkungan.
A. Bermanfaat untuk Bahan Pembuatan Mebel
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, batang tanaman ini bisa menjadi bahan baku pembuatan furniture. Dwi Sudharto, sebagai Kepala Puspalitbang Hasil Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengatakan batang sawit bisa diolah menjadi bahan dasar pembuatan mebel.
Mebel atau furniture seperti meja dan kursi yang terbuat dari tanaman sawit tentu memiliki nilai jual yang tinggi. Selain itu, bagian batang pada sawit juga bisa Anda manfaatkan sebagai bahan pembuatan flooring dan kayu lapis.
Struktur batang yang kokoh akan membuat bahan mebel dan kayu lapis menjadi kuat. Kualitasnya tidak kalah bagus seperti kayu biasanya dan memiliki corak yang unik menarik. Dwi Sudharto bahkan menyebut tanaman sawit mempunyai potensi produksi yang lebih besar, jika dibandingkan dengan produksi dari kayu bulat.
B. Pembuatan Gula Merah
Di beberapa daerah seperti Aceh dan Sumatera, masyarakatnya memanfaatkan batang kelapa sawit menjadi gula merah. Masyarakat setempat akan menebang batangnya, kemudian mengambil niranya yang nanti akan dijadikan gula merah.
Gula merah berbahan dasar sawit punya potensi cukup besar untuk menambah penghasilan para petani, selama sawit masih belum menghasilkan. Inovasi pengolahan batang sawit menjadi gula merah ini sudah mulai sejak tahun 2015 di Kabupaten Serdang, tetapi produksinya masih berskala kecil rumah tangga.
Masyarakat Serdang menyadap nira menggunakan dua cara, yakni mengukir tangkai bunga yang selendangnya belum terbuka dan menyadap nira setelah pohon tumbang selama 3-7 hari. Cara ini bisa menghasilkan nira 3,4 – 146,7 liter dengan kadar gula 8-19,1%.
Sekarang, usaha pengolahan gula merah dari nira kelapa sawit Kabupaten Serdang Bedagai sudah mampu memproduksi 400-1000 kg/unit atau usaha per hari. Jadi, kira-kira masyarakat Serdang mampu memproduksi 41,6 ton gula merah sawit per hari.
C. Menjadi Bahan Bakar Alternatif
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah menyatakan bahwa serat batang pada kelapa sawit bisa menjadi pelet pengganti batubara dan bioetanol. Inovasi ini muncul, karena sebelumnya bagian batang sawit seringkali dibiarkan hingga membusuk atau dibakar.
Padahal busuk batang sawit akan menjadi sarang kumbang Oryctes rhinoceros dan jamur Ganoderma yang merugikan dan bisa mengganggu tanaman sawit muda. Pembakaran batang sawit juga bisa berbahaya, karena bisa membakar hutan dan limbahnya bisa mencemari sungai.
Hal tersebut menjadi kecemasan dari berbagai pihak, karena dapat menyebabkan pemanasan global dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, banyak peneliti yang mulai melakukan penelitian terhadap batang sawit untuk menjadi dijadikan bahan bakar alternatif.
D. Cacing dari Tanaman Sawit Mati Bisa Mendatangkan Keuntungan
Tidak hanya sebagai furniture, gula merah, dan bahan bakar alternatif. Busuk batang sawit yang menyebabkan kelapa sawit mati akan menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomis. Sawit yang sudah mati akan mengeluarkan cacing berbentuk pipih sepanjang 10-15 cm, bernama African Night Crawler (ANC).
Cacing itulah yang nantinya layak dibudidayakan, bahkan bisa sampai ekspor ke luar negeri. Seorang anak petani sawit, bernama Kristanto asal Provinsi Riau bahkan sudah berhasil membudidayakan cacing ini sejak tahun 2005. Cacing jenis ini sangat berguna untuk industri farmasi, kosmetik, dan pakan ternak.
Media untuk budidaya cacing ini berasal dari pohon yang mati karena alam, misalnya tumbang saat terkena petir. Karena itulah, pohon sawit tidak akan mengandung zat kimia dan cocok untuk cacing ini berkembang.
Meski terlihat mudah, namun sebenarnya usaha membudidayakan cacing ini terbilang cukup rumit. Karena perlu penanganan dan perawatan sawit yang optimal.
Sudah tahu Apa Saja Manfaat Batang Kelapa Sawit?
Demikianlah ulasan mengenai berbagai manfaat batang kelapa sawit. Kelapa sawit memiliki banyak sekali fungsi, karena setiap bagian tanaman mulai dari buah hingga batang kelapa sawit memiliki manfaat. Sehingga, bisnis kelapa sawit memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi dan menguntungkan.
Bahkan, inovasi terhadap tanaman sawit masih harus terus dilakukan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Hal tersebut membuktikan betapa kayanya manfaat yang datang dari sebuah pohon kelapa sawit.
Bagi perusahaan yang dan ingin bertanya lebih lanjut dapat mengunjungi website kami www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp kami +62 821 2000 6888.