Keterlambatan dalam pemupukan pada tanaman kelapa sawit dapat memiliki dampak yang cukup serius. Pemupukan yang terlambat dapat mengakibatkan berbagai masalah bagi pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman kelapa sawit.
Maka itu, praktisi perkebunan perlu mengetahui bahaya akibat keterlambatan pemupukan. Berikut adalah beberapa dampak bahaya keterlambatan pemupukan pada tanaman sawit:
1. Pertumbuhan Terhambat:
Pemupukan yang terlambat dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan vegetatif tanaman kelapa sawit. Nutrisi yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan optimal tidak tersedia dalam jumlah yang cukup, sehingga tanaman kelapa sawit akan mengalami defesiensi unsur hara seperti munculnya bercak kuning pada daun, batang bagian atas mengecil, pelepah kering dan patah, indeks luas daun yang tidak sesuai standar. Bahkan, bisa menyebakan abnormalitas tanaman.
2. Penurunan Produksi Buah atau Hasil Panen:
Keterlambatan dalam memberikan pupuk dapat mengakibatkan penurunan produktivitas pada tanaman kelapa sawit. Tanaman yang kekurangan nutrisi akan menghasilkan hasil panen yang sedikit karena tanaman akan melakukan aborsi terhadap bunga betina yang terbentuk. Kurangnya nutrisi juga akan mengakibatkan tanaman kelapa sawit menghasilkan bunga jantan yang berlebih, bahkan pada kondisi kekurangan hara ekstrem tanaman akan mengalami stagnasi atau tidak menghasilkan bunga betina ataupun bunga jantan sama sekali.
3. Penyakit dan Serangan Hama:
Sama halnya dengan makhluk hidup yang lain tanaman kelapa sawit yang kekurangan nutrisi akan lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Begitupun keterlambatan dalam mengaplikasikan pupuk cenderung lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Karena unsur hara makro (N, P, K, Mg) dan mikro (B, Cu, Zn, Fe)yang terkandung di dalam pupuk mampu meningkatkan daya tahan tanaman kelapa sawit terhadap serangan hama dan penyakit.
4. Rendemen CPO Rendah:
Kuantitas minyak kelapa sawit (CPO) dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan tanaman sawit. Tanaman sawit yang kekurangan nutrisi cenderung menghasilkan buah dengan kuantitas rendemen CPO rendah yang diakibatkan oleh kurang terpenuhinya kebutuhan unsur hara tanaman kelapa sawit.
5. Semakin Panjangnya Waktu TBM
Keterlambatan aplikasi pupuk pada tanaman belum menghasilkan (TBM) akan mengakibatkan makin panjangnya waktu TBM. Sewajarnya, waktu TBM mutasi ke TM hanya membutuhkan waktu 2 – 3 tahun. Dengan keterlambatan aplikasi pupuk maka waktu mutasi TBM ke TM bisa lebih dari 3 tahun. Dampak lain dari keterlambatan aplikasi pupuk pada TBM adalah berkurangnya hasil panen pada saat panen pertama pada fase TM 1.
Solusi Mengatasi Bahaya Akibat Keterlambatan Pemupukan
Dalam mengatasi bahaya akibat keterlambatan pemupukan pada tanaman sawit, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi masalah tersebut:
1. Perencanaan Pemupukan yang Tepat:
Penting untuk membuat jadwal pemupukan yang baik berdasarkan pada tahapan pertumbuhan tanaman sawit dan kebutuhan nutrisinya. Dengan memahami fase pertumbuhan tanaman sawit, petani dapat merencanakan pemupukan secara efektif sehingga menghindari keterlambatan pemupukan.
Dalam perencanaan pemupukan yang baik, petani perlu mengetahui waktu yang tepat untuk menghindari keterlambatan pemupukan yakni untuk semester I waktu mengaplikasikan pupuk adalah di bulan Januari sampai Maret dan semester II di bulan Juli sampai September.
Selain mengetahui waktu yang tepat, mengatasi bahaya akibat keterlambatan pemupukan dapat dilakukan dengan melakukan pemantauan terus-menerus dan menyesuaikan jenis pupuk sesuai kondisi tanaman.
Untuk menghindari bahaya keterlambatan pemupukan pada tanaman sawit, maka penting untuk menjaga jadwal pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan pemberian pupuk tepat jenis serta tepat waktu.
2. Penggunaan Pupuk yang Tepat:
Pemilihan jenis pupuk dan dosis yang tepat sangat penting untuk memastikan tanaman sawit mendapatkan nutrisi yang diperlukan. Petani perlu memastikan penggunaan pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan mengaplikasikan tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit pupuk.
Penggunaan pupuk yang direkomendasikan untuk perkebunan sawit adalah pupuk MOAF® dari Plantation Key Technology (PKT). Pupuk MOAF® adalah pupuk yang diformulasi khusus sesuai dengan kebutuhan masing-masing tanaman. Sehingga pihak perkebunan tidak perlu khawatir hasil perkebunan untuk jangka waktu yang panjang.
Penggunaan pupuk juga harus memeperhatikan dosis pemupukan yang tepat dengan memberikan pupuk sesuai umur dan kebutuhan tanaman. PKT sebagai perusahaan Research & Solution yang terintegrasi, dari mendiagnosa masalah sebenarnya, sampai menyediakan solusi nyata.
Sebelum mengaplikasikan pupuk MOAF®, PKT melakukan survey dan research terlebih dahulu agar dapat menentukan apa yang dibutuhkan oleh tanaman, yakni berupa formulasi khusus untuk tiap tanaman dan lahan yang berbeda.
Maka itu, dalam menjaga keseimbangan dan kelengkapan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman, praktisi perkebunan dapat mengaplikasikan pupuk MOAF® dari PKT yang memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro seimbang yang juga dapat menetralisir tingkat keasaman tanah tanpa merusak kesuburan tanah.
3. Edukasi dan Pelatihan:
Memberikan edukasi dan pelatihan kepada praktisi perkebunan tentang praktik pemupukan yang baik dan pentingnya pemupukan yang tepat waktu dapat membantu mengurangi risiko keterlambatan pemupukan.
Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, petani dapat mengatasi bahaya akibat keterlambatan pemupukan pada tanaman sawit dan menjaga pertumbuhan serta produksi tanaman sawit agar tetap optimal.
Bagi perusahaan perkebunan sawit yang ingin bertanya langsung tentang teknik pemupukan sawit yang tepat dan ingin memiliki pupuk sawit berkualitas dapat menghubungi whatsapp kami 0821-2000-6888 atau mengunjungi website kami www.pkt-group.com.