Sejarah kelapa sawit bisa ditelusuri hingga abad ke-15 ketika tanaman ini pertama kali ditemukan tumbuh liar di wilayah pesisir barat Afrika. Tanaman kelapa sawit kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara.
Sebenarnya, seperti apa asal usul dan sejarah dari tanaman kelapa sawit hingga bisa berkembang seperti sekarang?
Asal Usul Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah jenis tumbuhan dari wilayah pesisir barat Afrika, terutama dari wilayah yang kini dikenal sebagai Kamerun, Kongo, Angola, dan Guinea.
Tanaman kelapa sawit tumbuh liar di hutan hujan tropis pada wilayah tersebut dan telah dimanfaatkan oleh penduduk setempat selama berabad-abad sebagai sumber makanan. Tanaman ini juga digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk rumah tangga.
Pada tahun 1844, kelapa sawit dibawa ke Eropa oleh para pelaut Portugis dan kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Amerika Selatan dan Asia Tenggara.
Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia
Kapan kelapa sawit mulai dikenal di Indonesia? Seperti apa sejarahnya? Berikut ini rincian penjelasan tentang sejarah kelapa sawit Indonesia, yaitu:
1. Awal Mula Masuknya Tanaman Kelapa Sawit di Indonesia
Pada abad ke-18 kelapa sawit masuk ke Indonesia melalui perdagangan. Saat itu, kelapa sawit dikenal sebagai “oliën” atau minyak yang berasal dari Afrika. Minyak kelapa sawit kemudian digunakan oleh penduduk pribumi di Indonesia sebagai bahan bakar untuk lampu dan pembuatan sabun. Namun, pada awalnya kelapa sawit tidak ditanam secara komersial di Indonesia.
Sejarah kelapa sawit dimulai dari tanaman sawit masuk ke Indonesia hanya berasal dari empat biji saja yang ditanam di Kebun Raya Bogor pada 1848.
Seseorang bernama Dr. D.T. Price yang membawa masuk tanaman ini ke Indonesia. Dua benih kelapa sawit berasal dari Bourbon dan Mauritius, sedangkan dua benih yang lain berasal dari Amsterdam.
Tanaman kelapa sawit di Kebun Raya Bogor tumbuh setinggi 12 meter. Pohon tersebut kemudian menjadi pohon kelapa sawit paling tua yang ada di Asia Tenggara. Namun, pada tanggal 5 Oktober 1989, pohon induk tersebut mati.
Pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya Bogor dapat menghasilkan buah. Buah tersebut menghasilkan biji-biji yang kemudian disebarluaskan. Salah satu tempat penyebarannya adalah Pulau Sumatera untuk dijadikan sebagai tanaman hias pinggir jalan pada tahun 1875.
Berdasarkan sejarah singkat kelapa sawit di indonesia, ternyata tanaman sawit yang dikenal dengan nama “Deli Dura” bisa tumbuh subur di Deli, Sumatra Utara.
2. Perkebunan Kelapa Sawit Pertama
Pada awalnya, orang-orang Belanda tidak memperhatikan potensi kelapa sawit karena mereka lebih menggunakan minyak dari kelapa. Kemudian, revolusi industri yang berlangsung di Eropa memicu timbulnya kenaikan permintaan minyak.
Hal inilah yang menjadikan pemerintahan Hindia Belanda akhirnya memberanikan diri mencoba untuk menanam kelapa sawit di beberapa tempat.
Di tahun 1856 hingga 1870, tanaman kelapa sawit pun akhirnya ditanam di Karesidenan Banyumas. Namun, minyak yang dihasilkan kualitasnya tidak baik walaupun berbuah empat tahun lebih cepat dibandingkan tanaman kelapa sawit yang ditanam di Afrika.
Sejarah kelapa sawit dilanjutkan dengan percobaan penanaman kedua pada tahun 1869 di Muara Enim, Palembang pada tahun 1870 di Musi Ulu, serta tahun 1890 di Belitung.
Pada tahun 1870, pemberlakuan UU Agraria (Agrarisch Wet) mendorong pertumbuhan perusahaan perkebunan kelapa sawit asing.
Di tahun 1911, perkebunan kelapa sawit berskala besar dibuka untuk pertama kalinya. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan milik Adrien Hallet asal Belgia serta K. Schadt di Pantai Timur Sumatra (Deli).
Selain itu, perkebunan kelapa sawit juga dibuka di Sungailiat, Aceh. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan Sungai Liput Cultuur Maatschappij.
3. Bisnis Kelapa Sawit Terus Berkembang
Perkembangan kelapa sawit di Indonesia berjalan sangat pesat. Kelapa sawit menjadi komoditas dagang sehingga menghasilkan banyak olahan, perkebunan, hingga pabrik pengolahan.
Lahan kelapa sawit sendiri dianggap oleh sebagian orang Indonesia sebagai peluang ekonomi yang sudah mempekerjakan sekitar 2,8 juta tenaga kerja. Kelapa sawit pastinya menjadi industri yang sangat menjanjikan bagi beberapa konglomerat Indonesia.
Pada 1980-an, Liem Sioe Liong dari Salim Group sudah tertarik dengan industri ini. Eka Tjipta Widjaja juga sukses membangun brand Bimoli sebagai minyak kelapa sawit berkualitas.
Setelah tahun 1990-an, bisnis kelapa sawit menjadi semakin banyak sehingga sahamnya sempat dianggap sebagai saham terbaik.
Budidaya Kelapa Sawit
Setelah mengetahui bagaimana sejarah kelapa sawit secara lengkap, ketahui juga bagaimana cara budidaya kelapa sawit.
- Pilih lokasi dan siapkan lahan
Kondisi tanah yang cocok untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah tanah mineral (PMK), aluvial, lempung berpasir, tanah laterit, tanah latosol dan tanah gambut (organosol) dengan pH sekitar 5 sampai 5,5. Lakukan pembersihan lahan (L/C) dengan memperhatikan teknis-teknis land clearing (rintis blok, imas tumbang, cincang, dan rumpuk).
- Tentukan populasi per hektar dengan jarak tanam disesuaikan tingkat kesuburan tanah.
- Pembuatan lubang tanam
Jumlah lubang tanam disesuaikan dengan jumlah populasi per hektar tanaman yang diinginkan.
- Persiapan bibit
Bibit yang baik berusia sekitar 9-12 bulan serta telah melalui seleksi yang ketat pada pre nursery dan main nursery.
- Penanaman bibit
Sebelum bibit ditanam di dalam lubang tanam diberi CHIPS® 2.1 sebanyak 1,2 kg di dasar lubang tanam. Kemudian, bibit yang telah dikoyak polybagnya di masukan ke dalam lubang tanam dan dipadatkan dengan tanah agar posisi bibit tumbuh tegak secara vertikal. Pastikan bibit berada pada posisi yang tepat dan tidak terlalu dalam maupun terlalu dangkal. Sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman seperti pucuk, jumlah daun, dan perkembangan pertumbuhan bonggol pangkal batang bisa lebih maksimal. Sehingga pada saat tanaman berproduksi bisa menghasilkan RJT dan BRT yang maksimal.
- Perawatan tanaman
Lakukan pemupukan secara rutin. Pupuk yang diberikan harus mengandung unsur hara makro dan mikro, seperti Kalsium, Nitrogen, Fosfor, Kalium, Magnesium, Boron, Tembaga, dan Seng. Salah satu pupuk berkualitas yang bisa digunakan yaitu pupuk MOAF® yang disediakan oleh PKT.
Pupuk MOAF® dapat digunakan untuk meningkatkan pH tanah, dan mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, serta diformulasi khusus untuk perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan dan menghasilkan produksi yang tinggi dan berkelanjutan.
- Pengendalian gulma
Lakukan pengendalian gulma secara berkala untuk menghilangkan gulma dan tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman kelapa sawit, agar tidak terjadi kompetisi dalam penyerapan unsur hara, air, dan sinar matahari dengan tanaman kelapa sawit. Gulma utama pada perkebunan kelapa sawit adalah jenis lalang, mikania, gulma berkayu, gulma berdaun lebar dan sempit.
- Pengendalian hama dan penyakit
Penyakit utama pada perkebunan kelapa sawit adalah serangan Ganoderma, dimana serangan penyakit ini menyebabkan batang kelapa sawit membusuk yang akhirnya tumbang dan mati. Sehingga perlu melakukan tindakan preventif terhadap penyakit ini dengan menggunakan teknologi pengendali hayati CHIPS® dari PKT yang bermanfaat untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh Ganoderma, serta hama lainnya.
Hama utama pada perkebunan kelapa sawit adalah serangan hama ulat api dan ulat kantong, karena serangan hama ini mampu menurunkan produksi hingga 70%. Selain itu, juga ada serangan hama Oryctes rhinoceros dan rayap. Serangan hama ini juga mampu menurunkan produksi. Hama ini dapat dikendalikan dengan teknologi pengendali hayati berupa CHIPS® 3.1 dan CHIPS® 3.2.
- Panen
Kelapa sawit siap dipanen setelah mencapai usia 3tahun. Panen dilakukan dengan cara memotong tandan buah kelapa sawit menggunakan dodos (usia 3 sampai 8 tahun) dan egrek (diatas 8 tahun). Tandan dikumpulkan dan diangkut ke pabrik untuk diolah menjadi minyak kelapa sawit.
Manajemen panen harus ditata dengan baik untuk menghindari terjadinya kehilangan produksi, baik berupa brondolan maupun berupa tandan buah segar (TBS). Buah yang sudah dipanen pada hari itu harus segera dimuat dan diangkut ke pabrik secepatnya untuk mendapatkan kadar CPO yang maksimal dan kadar ALB yang rendah.
Tertarik Menjadi Pebisnis Kelapa Sawit?
Demikian sejarah adanya kelapa sawit yang perlu Anda ketahui, sejarah kelapa sawit menunjukkan betapa pentingnya tanaman ini dalam menggerakkan perekonomian dan menciptakan lapangan kerja di berbagai negara.
Jika Anda tertarik menjalankan bisnis ini, maka Anda perlu mengenal banyak hal mengenai kelapa sawit. Anda bisa membaca beberapa artikel mengenai kelapa sawit yang tersedia pada website PKT. Mulai dari pupuk yang sangat direkomendasikan untuk meningkatkan hasil produktivitas tanaman sawit, cara efektif mengendalikan hama dan penyakit tanaman sawit, dan berbagai hal yang berhubungan dengan kelapa sawit.
FAQ
Berikut ini beberapa pertanyaan tentang sejarah dari tanaman kelapa sawit, yaitu:
1. Siapa Penemu Kelapa Sawit Pertama Kali?
Seorang pelaut portugis yang berlayar ke Afrika pada tahun 1466 silam yang melihat tanaman kelapa sawit dimanfaatkan oleh penduduk sekitar.
2. Dari Mana Asal Kelapa Sawit?
Kelapa sawit berasal wilayah pesisir barat Afrika. Pada tahun 1844, kelapa sawit dibawa ke Eropa oleh para pelaut Portugis dan kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Amerika Selatan dan Asia Tenggara.
3. Sejak Kapan Tanaman Kelapa Sawit Berada di Indonesia?
Pada tahun 1848, Dr. D.T. Price membawa empat biji kelapa sawit ke Indonesia. Biji kelapa sawit yang dibawanya dari Afrika kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor. Sejarah kelapa sawit melalui perjalanan panjang dari Afrika hingga menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Awalnya kelapa sawit hanya dimanfaatkan sebagai sumber minyak nabati oleh penduduk pribumi di Indonesia. Sejak perkebunan kelapa sawit didirikan oleh Belanda pada akhir abad ke-19, kelapa sawit menjadi salah satu komoditas pertanian terpenting di Indonesia dan di dunia. Hingga sekarang bisnis kelapa sawit terus berkembang.