Sawit Notif – Kementerian Koperasi Usaha Kecil Mikro (UKM) pastikan pabrik minyak makan merah atau minyak sawit merah (red palm oil) akan rampung awal tahun depan. Menteri Koperasi UKM mengatakan setelah sebulan pabrik selesai, produksi dapat langsung dilakukan.
Mengutip finance.detik.com, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia (Menkop UMKM RI), Teten Masduki mengatakan bahwa sebenarnya mulai produksi minyak sawit merah tidak terlalu jauh. Menurutnya, hanya membutuhkan waktu sebulan ke depan sampai Januari (2023) pembangunan bisa dilakukan. Serta, harapnya bulan Januari pabrik sudah mulai beroperasi, meskipu terdapat kemunduran sedikit karena ada mekanisme pembiayaan BPDPKS yang menunggu penyelesaian.
Minyak makan merah adalah produk turunan dari crude palm oil (CPO). Bedanya, minyak makan merah ini tidak melalui proses pemutihan yang biasa dilalui oleh minyak goreng pada umumnya, seperti minyak goreng curah.
Teten juga mengatakan pabrik untuk minyak makan merah ini tidak menghabiskan waktu yang lama. Sebab, pabriknya bukan sebesar pabrik minyak goreng besar, maka itu target pembangunan akan rampung Januari dan bisa langsung memulai produksi.
Menurutnya, pemanfaatan dana BPDPKS untuk koperasi petani sawit sudah selesai, dan sebenarnya bisa paralel, karena memang memanfaatkan dana milik petani sawit di- collect dari ekspor sawit yg ada di BPDPKS. “Jadi itu hak petani. Cuma kan sekarang untuk menyalurkannya itu regulasinya belum ada. Kalau Permenkop sudah selesai harmonisasinya, ini bisa diselesaikan,” katanya.
Teten juga mengklaim bahwa minyak makan merah ini akan lebih murah dibanding minyak goreng pada umumnya. Minyak Makan Merah juga sangat sehat, karena diproduksinya lebih efisien dan insyaAllah bisa lebih murah, menurutnya.
Sumber: finance.detik.com