Sawit Notif – BUMN Holding Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) akan memfokus bisnis di sektor kelapa sawit khususnya untuk kebutuhan produksi minyak goreng, dikutip dari Republika.co.id.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang didominasi oleh perusahaan swasta merasa menjadikan BUMN salah satu perusahaan minyak goreng di Indonesia dapat membantu pemerintah dalam segala aspek program bidang pangan.
Sekjen Gapki Eddy Martono mengatakan rencana bisnis itu bisa juga atas permintaan pemerintah untuk berperan lebih besar di industri hilir. Terutama agar bisa memproduksi minyak goreng kemasan sederhana atau MinyaKita yang merupakan bagian dari program pemerintah.
Eddy mengatakan, “Ini bagus untuk menjamin ketersediaan minyak goreng untuk masyarakat berpendapatan rendah,”katanya.
Namun, kata Eddy, saat ini produsen minyak goreng di Indonesia didominasi oleh produsen yang khusus melayani pasar lokal ketimbang eksportir. Di sisi lain, dalam hal produksi minyak goreng, saat ini tidak menjadi masalah.
Tetapi, dia menilai PTPN perlu memiliki perhitungan tersendiri dalam rencana bisnisnya. Termasuk, pada peningkatan kapasitas pabrik untuk menambah luas tanam kelapa sawit.
Direktur Utama PTPN III (Persero) sebagai induk holding BUMN perkebunan Mohammad Abdul Ghani mengatakan bahwa perseroan akan melakukan transformasi bisnis dengan fokus pada dua komoditas, yakni sawit dan tebu.
Pihaknya menargetkan PTPN dapat memproduksi minyak goreng sebanyak 1,8 juta ton pada 2026, atau sekitar sepertiga dari kebutuhan minyak migor nasional yang sebanyak 5,7 juta ton.
Sementara itu, khusus untuk minyak goreng curah, PTPN menargetkan dapat memenuhi 80% kebutuhan masyarakat.
Ia juga mengatakan bahwa bertujuan untuk meningkatkan luas lahan kelapa sawit ari saat ini 550.000 hektar (ha) menjadi 700.000 hektar pada tahun 2030. Penambahan ini dapat dicapai dengan mengkonversi lahan karet menjadi kelapa sawit.
Ghani juga mengucapakan, “Ketika itu terjadi, PTPN akan menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar dunia. Saat itu kita akan masuk sektor hilir juga, pada 2026 menghasilkan 1,8 juta ton dan biodiesel paling tidak menghasilkan 450 ribu ton,” ucapnya.
Lalu, saat ini juga PTPN tengah menanti Perpres pembentukan subholding kelapa sawit yang bernama Palmco. Ia berharap proses pembentukan Palmco dapat rampung di Oktober mendatang.
Sumber: Republika.co.id.