Kelapa sawit mengatasi krisis energi dunia mungkin bukan hal yang asing lagi di telinga Anda. Banyak riset telah membuktikan bahwa minyak sawit bisa menjadi solusi dalam mengatasi krisis global yang kini telah dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia. Maka tak heran, kelapa sawit bisa menjadi primadona internasional.
Di tahun 2021 saja, harga minyak sawit mentah mencapai 1226 dollar AS per ton. Tingginya harga ini terjadi karena adanya peningkatan permintaan minyak sawit secara global. Permintaan tersebut diperkirakan akan terus meningkat mengingat krisis energi di sejumlah negara masih terus berlangsung.
Krisis energi yang melanda dunia juga turut meningkatkan harga CPO global. Di tahun 2021, harga minyak sawit mentah (CPO) global mencapai puncak tertinggi sepanjang sejarah, yaitu sekitar 1.390 dollar AS per metrik ton.
Meningkatnya harga CPO global ini bisa memberi dampak positif bagi industri sawit di Indonesia. Dengan tingginya harga CPO, Indonesia yang telah menjadi negara pengekspor sawit terbesar dunia berhasil menjaga neraca perdagangan tetap positif di tengah kondisi Pandemi Covid-19.
Menjelang akhir tahun 2021, banyak negara yang mulai melakukan perbaikan ekonomi. Hal ini turut memberi dampak signifikan terhadap industri kelapa sawit di Indonesia.
Contoh pemanfaatan kelapa sawit
Pengembangan sumber energi terbarukan merupakan hal penting untuk mengatasi krisis energi. Dalam hal ini, industri kelapa sawit memiliki kontribusi besar. Produk utama kelapa sawit yaitu minyak sawit mentah atau CPO yang bisa dikembangkan menjadi berbagai sumber energi terbaru salah satunya biodiesel, cangkang dan limbah pabrik juga bisa diolah kembali menjadi biomassa yang dapat dikonversi sebagai energi terbaru.
Selain bisa diperbarui dan menjamin kesinambungan produksi, pengembangan kelapa sawit sebagai sumber energi juga memberi dampak positif bagi lingkungan dan meningkatkan nilai tambah sekaligus optimasi sumberdaya.
Kebun dan pabrik kelapa sawit menghasilkan limbah yang bisa dimanfaatkan kembali. Misalnya, serat dan bagian cangkang sawit bisa dipakai untuk bahan bakar boiler pabrik, tandan kosong kelapa sawit bisa diolah menjadi kompos. Limbah cair minyak sawit juga bisa dimanfaatkan kembali sebagai sumber energi listrik.
Krisis energi menjadi isu yang mengkhawatirkan di skala internasional. Hampir 1,1 miliar penduduk dunia masih hidup tanpa fasilitas listrik. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian lebih. Dalam acara World Bank Group-IMF yang digelar di Lima, Peru, para ahli berusaha menjadi sumber energi terbarukan untuk mencari solusi akan permasalahan tersebut. Dalam acara tersebut, para ahli juga menargetkan adanya fasilitas energi terbarukan secara menyeluruh pada tahun 2030.
Target tersebut akan berjalan jika peranan pihak swasta dan pemerintah saling bekerja sama. Salah satu bentuk dukungan pihak swasta yang telah dilakukan oleh Asian Agri, salah satu perusahaan sawit terbesar di Indonesia. Sejak tahun 2015, ada beberapa perusahaan sawit di Indonesia seperti Wilmar, Musim Mas, Asia Agri, dan lain-lain telah menggunakan limbah cair sawit menjadi energi listrik. Hal tersebut dilakukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Biogas.
Adanya Pembangkit Listrik Tenaga Biogas tersebut mampu menghasilkan energi yang menyokong kebutuhan listrik di lingkungan sekitar perusahaan. Satu buah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas telah terbukti mampu menghasilkan energi listrik hingga 2 juta watt. Melalui Pembangkit Listrik Tenaga Biogas, Asian Agri telah membantu pasokan energi listrik nasional sebesar 10 juta MW.
Biodiesel sebagai solusi krisis energi
Salah satu cara pemanfaatan minyak sawit sebagai energi terbarukan adalah mengolahnya menjadi biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar berbasis lemak hewani atau nabati yang bisa digunakan sebagai pengganti petroleum diesel atau minyak bumi.
Satu hektar tanaman kelapa sawit diprediksi mampu menghasilkan 3,5 ton minyak nabati. Hal ini tentu menjadi faktor pendukung potensial bagi terciptanya energi terbarukan di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara penghasil sawit terbesar. Dengan produksi minyak kelapa sawit secara berkelanjutan, ketersediaan energi dan bahan bakar domestik akan tetap terjaga. Hal ini juga turun mengurangi jumlah polusi udara.
Indonesia juga menjadi negara pelopor yang mencampur energi terbarukan ke dalam solar melalui biodiesel B30. Biodiesel B30 merupakan bahan bakar yang diperoleh dengan mencampur 30% minyak sawit dan 80% minyak solar. Melalui kombinasi ini, Indonesia juga berhasil menghentikan impor solar. Pada akhirnya, hal ini juga turut menghemat devisa negara dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Penggunaan B30 juga berhasil menyerap lebih banyak tenaga kerja di sektor hulu sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Secara tak langsung, penggunaan biodiesel B30 juga berperan penting dalam pengentasan kemiskinan serta selalu meningkatkan taraf hidup petani sawit. Pada tahun 2021, produksi biodiesel B30 di Indonesia mencapai 57,86 juta barel. Hal tersebut juga berpartisipasi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 4,6 juta ton CO2.
Dari paparan di atas, kita bisa melihat bahwa industri kelapa sawit mampu mendukung Indonesia untuk menciptakan sumber energi terbarukan. Dengan begitu, Indonesia tak perlu lagi mencari cadangan energi alternatif. Pemanfaatan kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan ini bisa tercipta optimal jika semua pihak berkomitmen dan fokus pada pengembangannya. Tak hanya masalah ketersediaan energi, dengan optimalisasi industri sawit angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia juga bisa berkurang.
Industri kelapa sawit merupakan faktor kunci dalam penanggulangan angka kemiskinan di desa-desa. Sebab, keberadaan perkebunan sawit di pedesaan telah membantu meningkatkan pendapatan penduduk lokal. Data Komisi Eropa juga menyebutkan bahwa industri kelapa sawit berhasil meningkatkan pendapatan petani hingga sepuluh kali lipat.
Selain itu, industri kelapa sawit juga memberikan sumbangan besar dalam mengurangi kesenjangan antara masyarakat pedesaan dan kota dengan memberikan askes kesehatan dan pendidikan yang baik di pedesaan. Peningkatan industri kelapa sawit juga berhasil meningkatkan standar kualitas kehidupan banyak orang. Maka tak heran, jika budidaya kelapa sawit menjadi fokus penting bagi pemerintah.
Penggunaan sumber energi terbarukan sangat penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil semakin menipis sehingga berpotensi memicu krisis energi. Dengan adanya sumber energi terbarukan, kita bisa menemukan sumber energi alternatif yang akan membantu mengatasi kelangkaan bahan bakar. Adanya sumber energi terbarukan juga akan membantu kita untuk mengatasi efek rumah kaca yang menjadi pemicu besar adanya pemanasan global. Selain itu. penggunaan sumber energi terbarukan juga lebih menghemat biaya.
Sebagai salah satu sumber energi alternatif, kelapa sawit berpotensi besar dalam mengatasi krisis energi dunia. Karena itu, industri kelapa sawit perlu mendapatkan perhatian besar. Penggunaan kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan juga bisa menjadi peluang tumbuhnya lapangan kerja. Dengan begitu, ketimpangan sosial dan kemiskinan di Indonesia pun bisa segera diatasi. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Dengan potensi tersebut, Indonesia juga bisa mengambil bagian dalam mengatasi krisis energi dunia.
Bagi perusahaan yang ingin bertanya lebih lanjut mengenai cara meningkatkan produktivitas kebun sawit dan hama penyakit lainnya, dapat mengunjungi website kami www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp kami 0821-2000-6888.