Mengenal TBM1, TBM2, TBM3 pada Kelapa Sawit

TBM-Sawit

Sawit Notif – Tahapan perawatan tanaman belum menghasilkan kelapa sawit membutuhkan ketelatenan dari petani sawit. Kegiatan pemeliharaan atau perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) terdiri dari konsolidasi, penyisipan, perawatan piringan, serta tahapan lainnya.

Pemeliharaan TBM dan TM kelapa sawit memiliki sejumlah perbedaan. Bukan tanpa sebab, kedua fase ini memiliki kebutuhan yang berbeda. Fokus dan frekuensi pemeliharaannya juga berbeda.

Apa Itu Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Kelapa Sawit

Pembahasan pertama akan mengulas mengenai pengertian tanaman belum menghasilkan kelapa sawit. Secara sederhana TBM adalah fase awal dalam siklus hidup tanaman kelapa sawit. Sejak proses penanaman di lapangan hingga tanaman menghasilkan tandan buah segar.

Fase ini berlangsung sejak 0 hingga 3 tahun usia tanam (0-30/36 bulan). Kegiatan pemeliharaan berfokus pada pertumbuhan vegetatif yang lebih optimal. Meliputi pengembangan akar, daun, hingga batang tanaman kelapa sawit.

Jenis-Jenis TBM

Fase tanaman belum menghasilkan terbagi ke dalam 3 jenis. Mulai dari TBM I, TBM II, hingga TBM III. Semakin bertambah usia tanaman kelapa sawit, maka semakin berubah pula kebutuhan dan metode pemeliharaannya

A. TBM I

TBM 1 kelapa sawit berlangsung sejak tanaman berusia 0 hingga 12 bulan. Pada fase ini, tanaman mulai menunjukkan perkembangan struktur vegetatif. Misalnya saja batang yang mulai mengeras dan daun yang bertambah banyak.

B. TBM II

Umur tanaman belum menghasilkan kelapa sawit (TBM) II dimulai saat tanaman menginjak 13 hingga 24 bulan. Meski belum memasuki masa panen, tanaman sawit mulai mendekati masa produktif. Tajuk tanaman sawit mulai menutupi gawangan dan menunjukkan bunga.

C. TBM III

Tanaman belum menghasilkan kelapa sawit yang tergolong dalam jenis yang ketiga berusia 25 hingga 36 bulan. Fase ini menjadi fase persiapan terakhir sebelum tanaman sawit memasuki fase Tanaman Menghasilkan (TM).

 

Bagaimana Memelihara TBM pada Kelapa Sawit agar Menjadi Tanaman Menghasilkan yang Baik

Untuk menghasilkan tanaman yang baik, TBM perlu mendapatkan pemeliharaan ekstra. Tujuannya tentu saja mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam dan memiliki tingkat produksi yang tinggi.

1. Konsolidasi

Konsolidasi merupakan tindakan rehabilitasi untuk tanaman sawit yang baru memasuki usia tanam. Kegiatan ini mencakup analisis tanah, inventarisasi tanaman bermasalah, dan pemantauan tanaman. Tujuannya untuk mencegah kerusakan tanaman di masa-masa awal.

2. Pemeliharaan Infrastruktur di Area Kebun

Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan kelapa sawit juga mengikutsertakan kegiatan untuk memelihara infrastruktur di area kebun. Infrastruktur tersebut mencakup jalan produksi, jalan inspeksi, dan saluran drainase.

3. Penyisipan

Penyisipan tanaman belum menghasilkan kelapa sawit berguna untuk mengganti tanaman yang mati, tidak tumbuh normal, atau mengalami kerusakan. Dengan melakukan penyisipan, populasi ideal tanaman sawit menjadi tetap optimal.

4. Pemberantasan Ilalang

Merujuk ada beberapa jurnal tanaman belum menghasilkan kelapa sawit, terdapat informasi yang menyarankan petani sawit untuk melakukan pemberantasan ilalang saat fase TBM. Ilalang yang tumbuh meluas dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman sawit.

5. Pemeliharaan Tanaman Penutup Tanah

Dalam fase TBM, tanaman penutup tanah berperan sebagai pelindung alami yang menjaga struktur tanah tetap gembur dan subur. Dengan begitu, perkembangan akar kelapa sawit juga berjalan lebih optimal.

6. Membuka dan Merawat Piringan

Kegiatan penting lainnya dalam pemeliharaan TBM adalah membuka dan merawat piringan. Piringan pada kelapa sawit berguna sebagai zona penempatan pupuk agar lebih mudah terserap oleh akar tanaman sawit.

Semakin luas ukuran piringan menandakan umur tanaman yang semakin tua. Merawat piringan sawit secara rutin dapat mencegah persaingan antara kelapa sawit dan gulma dalam hal penyerapan air dan unsur hara.

7. Pemupukan Tanaman

Tanaman sawit yang memasuki fase TBM sangat memerlukan asupan nutrisi maksimal. Pupuk meningkatkan buah sawit menjadi salah satu kebutuhan yang wajib terpenuhi. Kelapa sawit memerlukan asupan unsur hara makro dan mikro.

Pemupukan yang tepat akan mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman. Dengan begitu, potensi produktivitasnya di masa depan juga ikut meningkat. Agar hasilnya maksimal, proses pemupukan harus sesuai dengan kebutuhan aktual setiap tanaman sawit.

8. Kastrasi

Proses menanam kelapa cepat berbuah membutuhkan ketelatenan dan ketelitian dari petani sawit. Tahapan penting yang tidak boleh tertinggal selama fase TBM yakni melakukan kastrasi. Tujuan utama proses kastrasi berkaitan dengan pengalihan energi dan nutrisi.

Energi dan nutrisi yang seharusnya terpakai untuk pembentukan dan pematangan bunga dapat dialihkan sepenuhnya ke pertumbuhan vegetatif tanaman. Pelaksanaan kastrasi memerlukan alat khusus, seperti sabit kecil.

9. Pemberantasan Penyakit dan Hama

Pada fase TBM, tanaman sawit rentan terkena serangan penyakit dan hama. Misalnya saya serangan hama kumbang tanduk, ulat api, hingga penggerek batang. Sementara penyakit yang kerap menyerang tanaman sawit dapat berupa Ganoderma dan layu Fusarium.

Pengendalian penyakit dan hama memerlukan tanggapan yang cepat. Jika tidak mendapatkan pengendalian sejak dini, pertumbuhan tanaman akan terhambat dan mengurangi produktivitas kebun secara menyeluruh.

10. Persiapan Panen pada Tanaman Muda

Tanaman yang sudah memasuki fase akhir TBM III umumnya mulai menghasilkan tandah buah segar (TBS). Untuk mempersiapkan fase panen tanaman muda, petani sawit dapat melakukan pengenalan standar buah matang hingga penataan sarana panen.

Agar tidak keliru, petani sebaiknya membuat laporan pemeliharaan TBM kelapa sawit yang sesuai dengan usia tanaman. Dengan begitu, setiap fase TBM dapat teratasi dengan baik tanpa memunculkan risiko kerugian.

Tahapan persiapan perlu mendapatkan perhatian ekstra agar proses panen berjalan dengan efisien dan hasilnya memiliki kualitas yang tinggi. Dengan persiapan yang matang, transisi dari TBM ke TM menjadi lebih lancar.

Butuh Bantuan?

Tanaman belum menghasilkan kelapa sawit membutuhkan pemeliharaan yang intensif. Manajemen yang baik selama fase TBM menjadi fondasi yang kokoh bagi tanaman. Dengan begitu, tanaman kelapa sawit dapat memiliki masa produktif yang panjang.

Bagi perusahaan yang memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai seputar perkebunan kelapa sawit, Anda dapat mengunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.

FAQ

Belajar menanam kelapa sawit memang tidak ada habisnya. Petani sawit perlu memperbarui ilmunya seiring dengan perkembangan tanaman di area kebun. Di bawah ini terdapat informasi tambahan tentang penanaman kelapa sawit.

Apa Penyebab Sawit Tidak Berbuah?

Perawatan sawit yang kurang maksimal menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sawit tidak berbuah. Pohon sawit yang tidak mampu berbuah sering kali terkena serangan penyakit pada bagian akar. Penyebabnya dapat berasal dari jamur yang membuat bagian akar busuk.

Pupuk Apa yang Bisa Merangsang Buah Sawit?

Untuk merangsang pertumbuhan buah sawit secara maksimal, petani sawit sebaiknya menggunakan pupuk MOAF dari PKT. Pupuk ini mengandung unsur hara lengkap yang menjadi kebutuhan utama tanaman sawit.

Apa Saja yang Mempengaruhi Produksi Tanaman Kelapa Sawit?

Produksi tanaman kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, teknik budidaya, dan manajemen kebun. Sejak awal pemilihan bibit, petani sawi perlu memastikan kualitas bibit yang berpotensi tinggi.

Aktivitas pemeliharaan tanaman juga memegang peranan penting dalam produksi tanaman. Meliputi pemupukan, pengendalian gulma, pemangkasan, dan pemberantasan penyakit serta hama yang menyerang tanaman kelapa sawit.(DK)(SD)(AD)