MEDAN – Sebanyak 118 ribu hektar perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah terjangkit oleh serangan Ganoderma hingga menyebabkan tanaman yang terserang mengalami pembusukan dan akhirnya mati. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (Maksi) Darmono Taniwiryono saat menghadiri acara Roundtable Ganoderma Management (RGM) di IPB International Convention Center, Bogor, pada tahun 2019 lalu.
Seperti tak pandang bulu, Ganoderma menyerang perkebunan negara, swasta atau rakyat. Kerugian yang ditimbulkan pun tidak sedikit, yaitu puluhan triliun rupiah. Namun sayangnya tak banyak perusahaan perkebunan yang menyadari kerugian tersebut hingga setelah perusahaan harus mengeluarkan dana yang banyak untuk penanganan serangan Ganoderma.
“Saat ini, Ganoderma sudah menyerang 30% kawasan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara. Selain itu juga sudah menyerang Lampung. Adanya ancaman serius Ganoderma terhadap industri sawit di Indonesia kini telah menjadi perhatian serius pemerintah,” jelasnya.
Dampak penurunan produksi sawit tidak hanya mengancam beberapa perkebunan, melainkan juga produktivitas sawit nasional. Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dijalankan pemerintah tampaknya juga akan terdampak, bahkan hingga dikategorikan gagal karena serangan Ganoderma.
Darmono berpendapat, pengendalian Ganoderma sawit perlu dilakukan secara komprehensif dan tidak bisa secara parsial, dikarenakan penggunaan benih sawit unggul dan moderat toleran terhadap Ganoderma bukan sebuah jaminan sawit akan terbebas dari ancaman Ganoderma.
Dapat dikatakan, Ganoderma adalah masalah sawit skala nasional. Namun pencegahan dan pengendalian penyakit tersebut tentu belum terlambat. Apalagi, kini telah hadir Teknologi CHIPS® yang pertama kali ditemukan oleh salah satu perusahaan Biotechnology Research and Solution yaitu PT Propadu Konair Tarahubun (Plantation Key Technology/PKT). Dr. Supeno Surija, Ph.D sebagai founder dari PKT telah meraih penghargaan MURI atas penemuan teknologinya tersebut.
Selain penggunaan teknologi pengendalian yang tepat, Darmono menyarankan, agar perusahaan kebun tidak boleh melupakan komponen pengendalian terpadu lainnya seperti penghancuran sumber inokulum, pemupukan yang berimbang antara pupuk kimia dan organik, penggunaan musuh alami, dan pembuatan parit isolasi.
Ketarangan lebih lanjut silahkan kunjungi website www.pkt-group.com atau menghubungi whatsapp kami 0821-2000-6888.
sumber : news.majalahhortus.com