Unilever Ubah Limbah Sawit Jadi Energi Bersih, Kurangi Ketergantungan Gas Alam

limbah-sawit

Sawit Notif – Unilever kembali menegaskan komitmennya pada keberlanjutan dengan meluncurkan program pemanfaatan limbah cair kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) menjadi energi bersih biomethane. Inisiatif ini dijalankan melalui Unilever Oleochemical Indonesia (UOI) di Sei Mangkei, Sumatera Utara, yang menjadi salah satu pusat industri hilir sawit nasional.

Dilansir dari elaeis.co, Biomethane hasil olahan POME digunakan untuk menggantikan gas alam dalam proses operasional pabrik. Langkah ini disebut sebagai tonggak penting dalam upaya perusahaan global tersebut mengurangi ketergantungan pada energi fosil sekaligus mendukung transisi energi bersih di Indonesia.

Managing Director UOI, Saikrishna Devarakonda, menegaskan program ini sejalan dengan target perusahaan untuk menekan emisi Scope 1 dan Scope 2 hingga 100 persen pada 2030, dibandingkan level tahun 2015. “Kami ingin memastikan ekspansi bisnis selalu beriringan dengan keberlanjutan,” ujarnya, Senin (25/8).

Untuk merealisasikan program ini, Unilever menggandeng KIS Group, penyedia biogas terkemuka di Asia. Melalui kerja sama tersebut, limbah cair dari dua pabrik sawit mitra yang telah tersertifikasi keberlanjutan diolah menjadi biomethane. Energi bersih itu kemudian didistribusikan ke fasilitas UOI menggunakan truk berbahan bakar Bio-CNG, sehingga mampu menekan emisi ganda.

Unilever tidak berhenti pada dua pabrik mitra saja. Perusahaan menargetkan penambahan mitra ketiga pada akhir 2025, serta enam pabrik tambahan dalam dua tahun berikutnya. Dengan begitu, pada 2030 biomethane diproyeksikan bisa memenuhi 25 persen kebutuhan energi UOI, atau setara lebih dari 800.000 MMBtu per tahun.

CEO KIS Group, KR Raghunath, menilai manfaat program ini tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga untuk Indonesia. “Unilever mengurangi emisi, sementara Indonesia semakin mandiri dalam pasokan energi,” ujarnya. Data KIS Group menunjukkan potensi biomethane dari POME di Indonesia bisa menghasilkan energi setara lebih dari lima persen konsumsi gas alam nasional.

Selain mengurangi emisi, proyek ini juga memberikan dampak langsung bagi masyarakat sekitar. Sisa padatan dari proses pengolahan biomethane digunakan kembali sebagai pupuk organik di perkebunan sawit, sehingga menciptakan rantai pasok yang lebih ramah lingkungan sekaligus memberi nilai tambah ekonomi bagi petani lokal.

Unilever menegaskan proyek ini merupakan offtake biomethane komersial pertama di Indonesia, yang menjadi bukti bahwa limbah industri bukan akhir, melainkan awal dari energi baru. “Ini baru permulaan, dan kami berharap inisiatif ini menginspirasi lebih banyak perusahaan lain ikut bergerak menuju energi bersih,” tutup Saikrishna. (AD)(SD)(DK)(NR)