Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai industri kelapa sawit di Indonesia pihak Uni Eropa meminta Chairman LMC International, James Fry melakukan studi deforetasi, hal ini diungkapkan James Fry dalam rangkaian konferensi International Conference Oil Palm and Environment (ICOPE) 2018 di Bali, Jumat (27/4/2018).
Tutur James Fry, diinisiasi Komisi Uni Eropa, studi mengenai deforestasi dan kelapa sawit ini dilakukan. “Saya diminta secara spesifik tidak memberi rekomendasi kepada Komisi Uni Eropa. Jadi hanya menyajikan fakta,” papar Fry.
Ada dua pendekatan yang dilakukan Fry, yaitu studi pustaka dan melihat realita di lapangan. Temuannya adalah budidaya sawit penggerak deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati, menjadi sumber emisi gas rumah kaca serta pemberi manfaat ekonomi. Berbicara tentang deforestasi, banyak kompleksitas deforestasi yang terlihat dari hasil studi.
Kompleksitas dapat ditekan dengan melakukan intervensi suplai, permintaan dan keuangan. Selain itu Fry juga memberi tiga opsi, yaitu mengembangkan proyek yang ada, mengintensifikasikan inisiatif yang sudah ada, serta mengembangkan kerangka legislasi baru.
Fry menemukan pula dampaknya terhadap lahan yang semula digunakan warga lokal. Namun, bukti-bukti akan praktik tersebut masih dikumpulkan. Ia mengungkap pula ada potensi besar sawit berkelanjutan untuk Indonesia, Malaysia dan sektor manufaktor makanan dari pasar Eropa.
Studi yang dilakukan Fry menunjukkan adanya kemauan untuk melihat realita yang ada dan pengambilan keputusan setelah mendapat cukup informasi.
sumber: infosawit.com