Teknik pengolahan panen kelapa sawit, merupakan hal yang sangat krusial bagi Anda yang sedang menggeluti bisnis kelapa sawit. Teknik pengolahan pasca panen ini merupakan hal yang sangat penting untuk Anda ketahui, ketika kebun sawit Anda telah memasuki masa panen.
Selain itu, proses pengolahan ini juga sangat penting agar kualitas buah sawit yang dihasilkan bermutu tinggi. Hal tersebut juga penting untuk menjaga buah sawit dari gangguan hama, serta dapat menjadi metode perhitungan jumlah panen sawit.
Pengolahan Pasca Panen Kelapa Sawit
Pasca panen adalah serangkaian kegiatan yang perlu Anda lakukan terhadap suatu komoditi sawit dengan segera setelah komoditi tersebut memasuki periode panennya. Selain itu, pentingnya penanganan pasca panen sawit ini disebabkan oleh beberapa aspek. Antara lain sebagai berikut :
- Aspek teknis yang meliputi persiapan pemanenan dan pelaksanaan panen.
- Aspek manajerial yang meliputi kriteria matang panen, rotasi dan sistem panen, hingga kerapatan panen.
Buah kelapa sawit akan mulai berbunga dan membentuk buahnya setelah memasuki usia 30 bulan. Kemudian, buah akan mulai matang pada sekitar 6 bulan setelah proses penyerbukan bunga.
Setelah itu, proses pemasakan pada buah kelapa sawit dapat Anda lihat dari perubahan bentuk dan warna kulitnya. Buah sawit akan berubah warna menjadi jingga kemerahan setelah mulai masak.
Pada saat buah mulai masak, kandungan minyak dalam daging buah tersebut juga telah maksimal. Namun, jika terlalu matang, maka buah sawit akan membrondol dan jatuh dari tangkainya. Proses panen serta penanganan pasca panen kelapa sawit ini meliputi beberapa kegiatan. Seperti memotong tandan, memungut brondolan buah, serta melangsir TBS ke tempat pengumpulan hasil (TPH).
Kemudian, TBS yang ada di TPH disortir dan dimuat ke dalam truk untuk diangkut ke PKS (Pabrik Kelapa Sawit). Selain itu, kriteria panen yang harus Anda perhatikan adalah kematangan panen dan pengorganisasian panen seperti kebutuhan alat panen, sistem panen, rotasi, serta mutu panen.
Proses Pengolahan Pasca Panen Kelapa Sawit
Setelah mengetahui aspek pertimbangan pada saat proses panen, barulah Anda mulai menerapkan proses pengolahan pasca panen, agar kualitas buah sawit lebih bermutu. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Pelaksanaan Panen
Tahapan awal proses pasca panen pada buah sawit adalah proses pelaksanaan panen. Pada tahapan ini, buah sawit yang Anda tanam sudah bisa Anda petik hasilnya. Biasanya, pertanda awal bahwa pohon kelapa sawit mulai masuk pada masa panen, adalah mulai berjatuhannya buah sawit ke tanah (brondolan).
Namun, biasanya untuk bisa mencapai tingkat kematangan hasil panen kelapa sawit yang maksimal, harus ditentukan dengan kriteria panen fraksi II artinya setiap 1 kilogram tandan harus ada 2 brondol atau 10 brondol yang jatuh di piringan. Setelah itu, baru dilakukan pemanenan berdasarkan angka perhitungan AKP (Angka Kerapatan Panen).
Tujuan dilakukannya pemanenan berdasarkan AKP adalah untuk meminimalisir pemanenan buah mentah yang menimbulkan kerusakan pohon, dimana perkembangan batang mengecil sampai ke kanopi daun (pohon membotol). Serta, TBS yang dipanen mengandung rendemen yang tinggi. TBS dan brondolan yang telah dipanen dilansir ke TPH, sebelum TBS tersebut di muat ke truk, TBS akan dicek mutu oleh kerani buah terlebih dahulu.
2. Bongkar Muat
Bongkar muat adalah kegiatan pemindahan produk hasil panen dari tempat panen (pengumpulan) ke dalam lokasi penanganan pasca panen. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahapan bongkar muat, yaitu persiapan petugas dan alat operasional angkut, penimbangan wadah dan isinya, penjumlahan susunan wadah dan isinya, penurunan intensitas kontak langsung dengan sinar matahari selama pengangkutan, dan proses pembongkaran muatan dengan hati-hati.
3. Proses Penyejukan (Pre Cooling)
Tahapan pre cooling merupakan proses menghilangkan panas lapang pada hasil panen sawit. Proses ini harus Anda lakukan dengan benar, yaitu dengan memperhatikan tingkat sirkulasi udara dan air yang merata, waktu yang tepat, serta tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya.
Selain itu, terdapat faktor yang paling berpengaruh terhadap proses penyejukan panen. Faktor tersebut adalah bagaimana nantinya petani atau teknisi pasca panen menyiapkan alat serta media pre cooling yang sesuai dengan karakter buah sawit tersebut. Jangan sampai Anda salah memilih alat pre cooling ini.
4. Curing
Setelah melewati proses penyejukan (pre cooling), tahapan pasca panen kelapa sawit selanjutnya adalah proses curing. Tahapan curing atau penyembuhan luka adalah proses pendiaman buah sawit untuk beberapa waktu setelah melewati serangkaian proses panen dan pre cooling.
Tujuan proses ini adalah agar produk hasil panen buah sawit dapat menetralisir kandungan minyaknya pasca proses penyejukan. Selain itu, proses ini terjadi akibat luka yang terjadi pada proses perlakuan panen. Kemudian, luka ini dapat pulih lewat fenomena pembelahan serta diferensiasi sel pada tanaman kelapa sawit.
Hal-hal yang perlu Anda perhatikan dalam tahap penyembuhan luka ini antara lain sebagai berikut:
- Menyiapkan tempat penanganan serta penyembuhan luka yang bersih.
- Melakukan proses penyembuhan luka sawit sesuai dengan karakter hasil panen buah sawit.
- Terakhir, memindahkan buah sawit yang telah melewati proses penyembuhan luka secara hati-hati untuk mencegah buah membusuk atau terserang penyakit.
Aspek Manajerial Pasca Panen Kelapa Sawit
Selain memperhatikan proses pengolahan pasca panen, Anda juga harus memperhatikan aspek manajerial dari tanaman sawit. Tujuannya, agar hasil panen jadi lebih bermutu dan untuk mengetahui karakteristik buah sawit. Berikut penjelasan lengkapnya:
A. Kriteria dan Tingkat Kematangan Sawit
Kriteria dan tingkat kematangan panen adalah indikasi yang akan membantu Anda untuk dapat memotong buah sawit, pada waktu yang tepat di periode masa panen. Biasanya, untuk menentukan kriteria dan tingkat kematangan buah sawit dapat Anda tentukan berdasarkan jumlah brondolan atau buah yang jatuh langsung dari pohon.
Dari hasil buah yang matang sendiri ini, maka Anda sudah bisa menentukan bahwa seluruh buah di kelapa sawit tersebut sudah siap panen. Selain itu, lihat juga warna buahnya. Pastikan warna buah sawit yang masih tergantung di pohon berwarna jingga kemerahan.
B. Rotasi Panen
Kedua, aspek manajerial dalam proses pasca panen sawit yang wajib Anda perhatikan adalah rotasi panen. Rotasi panen merupakan periode waktu yang diperlukan antara masa panen terakhir, sampai dengan masa panen berikutnya pada area kebun yang sama.
Umumnya, wilayah perkebunan kelapa sawit di Indonesia menggunakan sistem rotasi panen 9/10 di semester I pada musim trek artinya 3 kali panen dalam sebulan. Sedangkan, di semester II rotasi panen 6/7 karena musim panen berada di produksi sedang dan puncak (4 kali panen sebulan). Sudah Paham Cara Pengolahan Pasca Panen Kelapa Sawit?
Itu dia penjelasan lengkap tentang sistem pengolahan pasca panen kelapa sawit. Kesimpulannya, proses pengolahan pasca panen sangatlah penting untuk Anda lakukan. Karena akan sangat mempengaruhi kualitas (mutu), dan tingkat kematangan pada tanaman sawit.
FAQ Panen Kelapa Sawit
1. Apakah gudang penyimpanan kelapa sawit memiliki syarat khusus?
Gudang tempat penyimpanan kelapa sawit sebaiknya memiliki lantai beton atau semen. Serta harus menggunakan alas kayu dengan tinggi minimal 15 cm. Tujuannya adalah agar tidak terjadi pengembunan dan aerasi.
2. Bagaimana cara mengemas kelapa sawit?
Pengemasan kelapa sawit dapat Anda lakukan menggunakan bakul atau karung goni. Wadah tersebut harus bersih, tidak memiliki kebocoran, dan kuat. Tujuannya adalah untuk mempermudah pengangkutan serta mempertahankan mutu sawit.
3. Apa saja aspek manajerial dalam tahapan proses panen sawit?
Kriteria dan tingkat kematangan buah, serta rotasi panen.
4. Berapa lama jarak waktu rotasi panen sawit?
Secara umum, semester I menggunakan rotasi panen 9/10 dan semester II rotasi panen 6/7.