Sawit Notif – Pemerintah Indonesia terus mengintensifkan diplomasi dagang dengan Amerika Serikat guna membuka akses pasar yang lebih luas dan kompetitif bagi komoditas unggulan nasional. Fokus utama negosiasi saat ini adalah menekan tarif impor hingga 0% untuk produk-produk strategis seperti crude palm oil (CPO), kopi, kakao, dan nikel.
Dilansir dari sawitindonesia.com, meskipun saat ini tarif resiprokal telah turun dari 32% menjadi 19%, pemerintah menilai penurunan tersebut masih belum optimal dalam mendongkrak daya saing ekspor Indonesia di pasar global.
“Presiden menegaskan bahwa meski tarif sudah turun menjadi 19%, ruang negosiasi tetap terbuka. Target kita jelas komoditas utama Indonesia harus bisa bebas dari tarif,” ujar Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, di Jakarta, Jumat (18/7).
Susiwijono menyampaikan bahwa pemerintah saat ini tengah memfinalisasi daftar komoditas yang berpotensi diajukan untuk memperoleh tarif 0% di pasar AS. Ia optimistis, posisi Indonesia cukup kuat dalam negosiasi ini, mengingat tarif yang diberlakukan AS terhadap Indonesia kini lebih rendah dibandingkan sejumlah negara penyumbang defisit perdagangan Amerika.
“Di kawasan ASEAN, posisi tarif kita relatif lebih kompetitif. Bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang memberi defisit dagang bagi AS, kita lebih unggul. Singapura memang lebih rendah, tapi mereka justru memberi surplus untuk AS,” jelasnya.
Jika penghapusan tarif ini berhasil dicapai, pemerintah memperkirakan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat akan terdongkrak signifikan. Selain memperluas pasar, langkah ini juga akan memperkuat kontribusi sektor ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. (AD)(DK)(NR)
Bagi pihak perkebunan sawit yang ingin mendapatkan informasi lebih lengkap silahkan hubungi 0821-2000-6888 atau kunjungi website www.pkt-group.com