Peran Sentral Kelapa Sawit Bagi Dunia

peran-kelapasawit

Sawit Notif – Sekitar separuh penduduk dunia bergantung pada minyak sawit sebagai bagian dari kebutuhan pangan dan minyak sawit merupakan minyak dominan yang digunakan sebagai bahan pangan di Afrika dan Asia.

Pohon kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.), bukan merupakan tanaman asli dari Indonesia, namun berasal dari Afrika Barat dan tumbuh paling baik di daerah iklim tropis dengan air melimpah, terutama di Indonesia. Buah kelapa sawit mampu menghasilkan dua jenis minyak nabati yakni minyak sawit mentah (crude palm oil) dan minyak inti sawit mentah (crude palm kernel oil).

Dilansir dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) https://www.bpdp.or.id/ lebih dari 75% total produksi minyak sawit digunakan untuk produk pangan, khususnya minyak goreng. Selain itu, minyak sawit juga diolah menjadi produk-produk kosmetik, produk pembersih, hingga biofuel yang ramah lingkungan.

Mengacu pada International Union for Conservation of Nature (IUCN) Issues Brief yang berjudul Palm Oil and Biodiversity yang diterbitkan pada tahun 2018, disebutkan bahwa sepanjang tahun 1980 hingga 2014, produksi minyak sawit global meningkat sebesar 15 kali lipat yakni dari 4,5 juta ton menjadi 70 juta ton.

Seiring dengan pertumbuhan populasi global, peran minyak sawit dalam memenuhi permintaan pangan global juga meningkat. Permintaan minyak sawit global diperkirakan tumbuh sebesar 1,7% per tahun hingga tahun 2050 mendatang.

Hal ini lantaran sekitar separuh penduduk dunia bergantung pada minyak sawit sebagai bagian dari kebutuhan pangan mereka dan minyak sawit merupakan minyak dominan yang digunakan sebagai bahan pangan di Afrika dan Asia. Sebagian besar (85%) pasokan minyak sawit global berasal dari Indonesia dan Malaysia, diikuti oleh Thailand, Kolombia, dan Nigeria.

Selain itu, perkebunan kelapa sawit menyediakan lapangan kerja dan mendorong pembangunan ekonomi nasional. Industri ini merupakan sumber lapangan kerja yang penting di Indonesia dan Malaysia. Sektor industri perkebunan sawit juga berkontribusi terhadap pembangunan daerah terpencil melalui penyediaan infrastruktur umum seperti jalan, rumah sakit, dan sekolah.

Lantas, apa yang terjadi jika perkebunan kelapa sawit dengan segala manfaatnya diusik dan digantikan fungsinya oleh minyak nabati lain?

Menurut IUCN, peralihan sederhana dari kelapa sawit ke tanaman penghasil minyak lainnya bukanlah solusi karena dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati lebih lanjut. Kelapa sawit menghasilkan minyak hingga sembilan kali lebih banyak per unit luas dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya, dan dapat membantu memenuhi permintaan global akan minyak nabati yang diperkirakan akan tumbuh dari 165 juta ton per tahun saat ini menjadi 310 juta ton pada tahun 2050.

Pelarangan minyak sawit dapat mengakibatkan berkurangnya upaya untuk memproduksi minyak sawit secara berkelanjutan. Sementara itu, perluasan lahan yang digunakan untuk memproduksi minyak nabati lainnya seperti kedelai, bunga matahari, dan rapeseed justru akan berdampak negatif terhadap keanekaragamanhayati di daerah sentra produksi minyak nabati tersebut.(AD)(SD)(NR)