Sawit Notif – Petani sawit kerap menggunakan mikroba endofit untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pemupukan. Mikroba ini hidup di dalam jaringan tanaman sawit tanpa menyebabkan penyakit yang membahayakan.
Contohnya, Bacillus, Azospirillum, Pseudomonas, dan Trichoderma. Masing-masing mikroba ini mempunyai peran yang berbeda. Ada yang membantu melarutkan fosfat, menambat nitrogen, hingga menghasilkan hormon pertumbuhan.
Apa Itu Mikroba Endofit
Tanpa lama-lama, mari bahas penjelasan lengkap mengenai apa itu mikroba endofit. Pada dasarnya, endofit adalah mikroorganisme yang hidup di dalam jaringan tanaman tertentu tanpa menimbulkan penyakit. Baik berupa bakteri, fungi, maupun aktinomisetes.
Mikroorganisme ini berkolonisasi pada akar, batang, daun, maupun biji dan membentuk hubungan simbiotik yang saling menguntungkan. Berbeda dengan patogen lain, keberadaan endofit justru membawa dampak positif untuk tanaman sawit.
Meliputi membantu meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, serta ketahanan tanaman sawit terhadap berbagai kondisi lingkungan. Contoh mikroba endofit sebenarnya ada banyak sekali. Berikut beberapa rangkumannya.
| Bakteri | Fungi |
| – Bacillus subtilis
– Azospirillum brasilense – Pseudomonas fluorescens – Herbaspirillum seropedicae |
– Trichoderma harzianum
– Piriformospora indica – Aspergillus niger |
Bagaimana Mereka Hidup di dalam Jaringan Sawit
Mikroorganisme endofit dapat hidup di dalam jaringan kelapa sawit melalui proses kolonisasi yang bermula dari akar. Baik melalui rambut akar, celah alami, atau luka mikro pada jaringan tanaman sawit.
Setelah berhasil menembus permukaan, endofit akan bergerak ke area ruang antar sel tanpa merusak jaringan tanaman. Barulah mikroba mulai beradaptasi dengan lingkungan internal sawit dan memanfaatkan senyawa organik yang dihasilkan tanaman.
Endofit perlahan akan menyebar ke jaringan lain, seperti batang, pelepah, dan daun melalui sistem vaskular tanaman sawit. Penyebarannya tetap terkendali karena endofit memiliki mekanisme yang tidak memicu reaksi pertahanan berlebih dari tanaman.
Mikroba endofit untuk tanaman membantu menghasilkan enzim dan senyawa yang menghambat kondisi stres. Sebagai imbalannya, tanaman sawit akan menyediakan lingkungan stabil dan nutrisi bagi mikroba tersebut.
Tidak jarang petani sawit melakukan isolasi mikroba endofit untuk mendapatkan mikroba yang benar-benar berasal dari dalam jaringan tanaman. Umumnya, isolasi dilakukan dengan mensterilkan bagian tanaman.
Perannya dalam Meningkatkan Penyerapan Nutrisi dan Ketahanan Terhadap Stres Lingkungan atau Penyakit
Setelah mengetahui informasi tentang endofit artinya apa, petani sawit juga perlu memahami peran mikroba ini. Berikut paparan lengkap tentang peran endofit dalam meningkatkan penyerapan nutrisi dan ketahanan tanaman sawit.
1. Meningkatkan Ketersediaan dan Penyerapan Nutrisi
Fungsi mikroba endofit yang pertama yakni berperan dalam meningkatkan penyerapan nutrisi. Dengan cara melarutkan fosfat, menambat nitrogen, dan membantu menyediakan mineral.
Mikroorganisme endofit memiliki kemampuan untuk memecah senyawa fosfat yang terikat di tanah. Kemudian mengubahnya menjadi bentuk yang siap digunakan oleh tanaman. Endofit tertentu juga bisa menambat nitrogen dari atmosfer, lalu mengubahnya menjadi amonia.
Pada lahan dengan kesuburan rendah, endofit membantu meningkatkan efisiensi pemupukan. Oleh sebab itu, petani yang sudah menggunakan pupuk MOAF dari PKT akan merasakan hasil lebih maksimal. Pertumbuhan tanaman akan menunjukkan perkembangan yang baik.
2. Merangsang Pertumbuhan Tanaman
Pemanfaatan mikroba ini juga digunakan untuk merangsang pertumbuhan tanaman sawit melalui produksi hormon. Misalnya saja Indole Acetic Acid (IAA), giberelin, dan sitokinin. Hormon-hormon tersebut memiliki kegunaan yang beragam.
Mulai dari mendorong perkembangan akar, memperpanjang sel akar, serta meningkatkan jumlah rambut akar. Akar sawit yang lebih padat dan besar memudahkan tanaman untuk menyerap air maupun hara.
Apabila hubungan simbiotik ini tetap terjaga secara stabil, tanaman sawit akan terus memperoleh dukungan fisiologis alami yang membuatnya berkembang. Pemanfaatannya juga mendukung pertanian berkelanjutan.
3. Meningkatkan Ketahanan Terhadap Stres Abiotik
Agen biologis satu ini ikut berperan dalam meningkatkan toleransi tanaman terhadap stres abiotik. Misalnya saja kekeringan, salinitas, suhu tinggi, dan keracunan logam berat. Endofit menghasilkan enzim yang mampu menurunkan produksi etilen stres pada tanaman.
Penurunan etilen yang terjadi membuat tanaman tetap tumbuh normal, meski berada di kondisi lingkungan kebun yang tidak ideal. Kehadiran mikroba ini membantu tanaman sawit menyeimbangkan fisiologisnya saat menghadapi tekanan lingkungan.
Selain itu, endofit turut berperan dalam meningkatkan produksi osmolit pelindung. Mikroba ini membantu mengatur keseimbangan air dalam sel tanaman. Hasilnya, tanaman sawit tetap tahap terhadap kekeringan maupun kondisi ekstrem lain.
4. Menghasilkan Senyawa Antimikroba untuk Menghambat Patogen
Bakteri endofit pada tanaman mempunyai kemampuan untuk menghasilkan berbagai senyawa antimikroba yang efektif melawan patogen tanaman. Mikroba ini mampu menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang bisa merusak struktur sel patogen.
Oleh sebab itu, endofit dikenal dengan kemampuannya menghambat perkembangan jamur, bakteri, atau penyakit pada tanaman. Termasuk penyakit Ganoderma yang kerap menyerang tanaman sawit di area perkebunan.
Mikroba ini dapat menghasilkan metabolisme sekunder yang memberikan perlindungan internal bagi tanaman sawit. Lalu, menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi patogen, sehingga pertahanan alami tanaman semakin menguat.
5. Mengaktifkan Sistem Pertahanan Tanaman
Jenis mikroba endofit yang beragam memiliki sejumlah manfaat baik bagi tanaman. Salah satunya yakni mampu mengaktifkan sistem ketahanan tanaman melalui mekanisme Induced Systemic Resistance (ISR).
Tanaman yang mengalami aktivasi ISR biasanya memiliki beberapa ciri. Meliputi dinding sel yang lebih tebal, produksi fitoaleksin lebih tinggi, serta respon imun yang lebih baik. Dengan dukungan mikroba ini, tanaman sawit lebih tahan dengan ancaman biotik maupun abiotik.
Aktivasi sistem pertahanan yang dilakukan oleh endofit membuat tanaman sawit mampu merespons serangan patogen dengan lebih cepat dan efisien. Mikroba ini merangsang jalur sinyal pertahanan, seperti jasmonat dan etilen.
Butuh Bantuan?
Mikroba endofit hidup di dalam jaringan tanaman sawit yang sehat. Tidak berbahaya bagi tanaman inang dan berasosiasi dengan tanaman untuk mendukung kesehatannya. Keberadaannya membentuk hubungan simbiosis mutualistik.
Masih banyak informasi lain mengenai pertumbuhan sawit yang bisa dibahas. Bagi pihak perkebunan sawit yang ingin mendapatkan informasi lebih lengkap silahkan hubungi 0821-2000-6888 atau kunjungi website https://pkt-group.com/.
FAQ
1. Apa Perbedaan Epifit dan Endofit?
Kedua mikroorganisme ini memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Epifit hidup dan berkembang di permukaan tanaman, seperti kulit batang dan permukaan daun. Sementara itu, endofit hidup di dalam jaringan tanaman tanpa menyebabkan penyakit.
2. Bagaimana Ciri-Ciri Jamur Endofit?
Terdapat beberapa ciri yang mencerminkan jamur endofit. Di dalam jaringan tanaman, jamur ini hidup membentuk koloni tanpa menimbulkan penyakit atau kerusakan. Untuk membuktikan keberadaannya, petani sawit bisa melakukan isolasi endofit.
3. Apa Perbedaan Jamur Endofit dan Mikoriza?
Jamur endofit hidup di dalam jaringan tanaman secara bebas, tanpa membentuk struktur khusus. Mikroorganisme ini juga tidak selalu berhubungan langsung dengan bagian akar saja. Sangat berbeda dengan mikoriza.
Di sisi lain, mikoriza merupakan jamur yang membentuk asosiasi khusus dengan akar tanaman. Jamur ono membentuk struktur khusus untuk membantu tanaman menyerap air dan nutrisi. (SD)(DK)(AD)

