Mentan Apresiasi Petani Milenial yang Sukses Raup Omzet Rp10 Miliar per Tahun

petani-milenial

Sawit Notif – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyampaikan rasa bangganya terhadap capaian para petani milenial yang berhasil menembus omzet hingga miliaran rupiah setiap tahun. Menurutnya, perkembangan ini menjadi bukti bahwa generasi muda semakin berperan dalam menggerakkan roda perekonomian berbasis pertanian di berbagai daerah.

Dilansir dari cnbcindonesia.com, Amran memaparkan, saat ini Indonesia memiliki sekitar 300 ribu petani muda yang tersebar di seluruh wilayah. Dari jumlah tersebut, sebagian mampu membukukan pendapatan tahunan Rp 5 miliar hingga Rp 10 miliar. “Petani milenial ini patut dibanggakan. Kita harus mendampingi dan membina mereka karena merekalah yang menjadi penggerak ekonomi rakyat di daerah,” ujarnya usai berdialog dengan sejumlah petani muda di kantornya, Kamis (14/8/2025).

Ia menambahkan, bidang usaha yang digeluti para petani milenial sangat beragam, mulai dari peternakan, hortikultura, tanaman pangan, hingga perkebunan. Pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, akan memberikan pembinaan secara rutin setiap tiga hingga enam bulan. Tujuannya, memastikan para petani ini mendapatkan arahan yang tepat sesuai dengan minat, potensi, dan bakat yang mereka miliki.

Amran menilai, meningkatnya minat generasi muda pada sektor pertanian merupakan perubahan positif. Jika sebelumnya pertanian kerap dianggap kurang menarik, kini anak muda justru antusias terjun berkat adanya dukungan teknologi dan mekanisasi. Ia mendorong mereka untuk fokus menguasai seluruh rantai usaha, mulai dari proses hulu hingga hilir. “Kalau mau sukses berbisnis, setiap tahapan harus dikelola dengan baik. Misalnya di peternakan ayam, kita harus menguasai mulai dari pakan, pemeliharaan, sampai penjualannya,” tegasnya.

Untuk mendukung target mencetak satu juta petani milenial dalam lima tahun ke depan, Kementan menyiapkan berbagai kemudahan. Program tersebut meliputi penyederhanaan perizinan, bantuan pompanisasi dan irigasi, serta penghubungan dengan lembaga perbankan guna memperkuat permodalan. “Pendampingan ini bukan sekadar janji, melainkan aksi nyata,” tambah Amran.

Salah satu contoh sukses petani milenial adalah Taufik Mawaddani, pemilik Merapi Farm. Sejak 2016, ia menekuni peternakan kambing dan domba serta mengembangkan produk turunan seperti sate dan susu kambing bubuk dengan merek “Suzuka” yang telah dipasarkan secara nasional. Taufik mengaku, sektor pertanian mampu memberikan keuntungan finansial yang besar sekaligus membuktikan bahwa profesi petani dapat bersaing dengan pekerjaan lain dari sisi kesejahteraan.

Ia menceritakan bahwa dukungan pemerintah sangat membantu sejak awal usahanya, mulai dari izin edar pakan, akses pasar, vaksin gratis untuk mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK), hingga fasilitas permodalan dari bank. “Kami bahkan mendapat bantuan alat pertanian melalui program CSR perusahaan. Banyak sekali fasilitas yang diberikan pemerintah kepada petani milenial,” tuturnya.

Bergabung dalam program petani milenial sejak 2019, Taufik yakin bahwa regenerasi sektor pertanian hanya akan terwujud jika pemerintah terus memberikan dorongan dan dukungan nyata. “Tanpa peran aktif pemerintah, regenerasi petani hampir mustahil terjadi,” pungkasnya. (AD)(SD)(DK)(NR)