Sawit Notif – Sawit buah pasir menjadi indikator awal yang menandakan produktivitas tanaman kelapa sawit. Jika buah pasir memiliki perkembangan yang baik, maka tanaman sawit berpotensi menghasilkan TBS dengan kualitas tinggi.
Begitu pula sebaliknya, buah pasir sawit yang rusak atau tumbuh lambat mengindikasikan masalah pada tanaman. Mulai dari kurangnya asupan nutrisi, serangan penyakit dan hama, hingga kondisi di sekitar perkebuan yang kurang memadai.
Apa Itu Sawit Buah Pasir?
Sawit buah pasir merupakan kondisi di mana kelapa sawit mempunyai ukuran buah yang relatif kecil, kasar, keras, dan tidak berisi minyak dalam jumlah banyak layaknya sawit pada umumnya. Istilah buah pasir sawit sering kali membuat petani sawit merasa khawatir.
Karakteristiknya yang kurang produktif bisa mengakibatkan kerugian ketika masa panen tiba. Hasil minyak yang minim tidak sebanding dengan biaya perawatan dan pemanenan tanaman. Oleh karena itu, petani perlu meminimalisir kemunculan buah sawit tumbuh kecil.
Penyebab Kenapa Buah Sawit Bisa Kecil atau Buah Pasir
Sesudah mengetahui arti buah pasir sawit, petani juga perlu memahami penyebab sawit buah pasir. Terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan buah sawit menjadi sangat kecil. Informasi lengkap terkait penyebab buah pasir ada pada penjelasan di bawah ini.
1. Umur Buah yang Masih Tergolong Muda
Kemunculan buah kecil pada tanaman kelapa sawit baru bisa terdeteksi ketika umurnya masih berusia muda. Mulai dari 12 hingga 18 bulan. Dalam kondisi normal, kelapa sawit mulai berbuah saat menginjak usia 3 sampai 4 tahun setelah penanaman.
2. Lahan Perkebunan Kurang Subur
Penyebab buah sawit kecil juga bisa terjadi karena kurangnya kesuburan lahan perkebunan. Media tanam yang dipakai untuk menanam sawit wajib berada dalam kondisi subur. Lahan yang kurang subur memerlukan tambahan nutrisi dari pupuk.
3. Minimnya Pemeliharaan dan Perawatan Kelapa Sawit
Jika petani merawat dan memelihara tanaman secara sembarangan, potensi tumbuhnya buah sawit kecil justru lebih besar. Pada dasarnya, perawatan yang baik tidak hanya soal memberi pupuk sawit buah pasir saja. Tanaman sawit membutuhkan berbagai rangkaian perawatan.
4. Kemunculan Penyakit dan Serangan OPT
Munculnya penyakit dan serangan OPT perlu diwaspadai oleh petani sawit. Mulai dari serangan kumbang, ulat api, tungau, tikus, hingga penyakit yang menyerang bagian akar tanaman. Dampak penyakit dan serangan OPT membuat pertumbuhan sawit terhambat.
Cara Meminimalisir Buah Pasir
Sejatinya, ada beberapa cara untuk meminimalisir buah pasir atau buah sawit kecil. Namun, cara yang paling terbukti efektif yakni menerapkan metode kastrasi. Petani bisa menerapkan metode kastrasi dengan membuang buah sawit berukuran kecil selama 3 kali musim buah.
Metode kastrasi bertujuan untuk menekan pertumbuhan generatif pada tanaman sawit sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman berjalan lebih optimal. Petani hanya boleh melakukan kastrasi ketika tanaman sudah cukup umur.
Banyak petani sawit yang menanyakan hal ini, apakah sawit buah pasir perlu dibuang? Buah pasir yang umumnya dianggap kurang menguntungkan berpotensi mengurangi hasil panen secara keseluruhan. Untuk itu, petani perlu memahami cara membuang buah pasir sawit.
Tidak semua buah pasir perlu dibuang. Pertimbangkan kondisi tanaman dan lingkungan perkebunan. Jika merugikan, gunakan alat untuk buang buah pasir sawit agar tidak mempengaruhi hasil panen di masa mendatang.
Cara Merawat Pohon Sawit agar Hasil Maksimal
Ada sejumlah cara agar pohon kelapa sawit bisa menghasilkan jumlah panen yang menguntungkan. Meliputi upaya memaksimalkan pupuk, mengendalikan penyakit dan hama, hingga menghindari risiko kebakaran terjadi di perkebunan.
1. Efisiensi Drainase dan Air
Sama seperti tanaman lainnya, kelapa sawit juga memerlukan air yang cukup untuk perkembangannya. Jumlah asupan air yang pas sangat menentukan pertumbuhan tanaman. Genangan air yang berlebihan justru menghambat pertumbuhan tanaman.
2. Menerapkan Upaya Pengendalian Penyakit dan Hama
Petani sawit perlu mendeteksi serangan penyakit dan hama sedini mungkin. Jika tidak, kondisi tanaman sawit bisa mengkhawatirkan. Jumlah panen sawit yang melimpah dan berkualitas pasti berasal dari tanaman sehat, bebas dari serangan penyakit maupun hama.
3. Memanfaatkan Perkembangan Teknologi di Bidang Pertanian
Teknologi pertanian modern menawarkan beberapa kemudahan untuk pengelola sawit. Para petani sawit bisa mulai mencoba beberapa metode yang mendukung pertumbuhan tanaman sawit. Misalnya saja pemantauan tanaman menggunakan drone dan sistem irigasi tetes.
4. Memaksimalkan Pemupukan
Cara merawat sawit buah pasir yang paling sederhana yakni menyeimbangkan pemberian pupuk pada tanaman. Gunakan pupuk MOAF dari PKT agar nutrisi tanaman sawit tercukupi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali kebutuhan nutrisi setiap tanaman sawit.
5. Tidak Melupakan Monitoring dan Evaluasi
Ukuran dodos sawit buah pasir perlu dimonitoring secara berkala. Ketika menjumpai masalah, petani bisa melakukan langkah penanganan yang cepat. Setiap lahan perkebunan memerlukan metode perawatan tanaman yang berbeda-beda.
6. Memberi Asupan Nutrisi Mikronutrien yang Pas
Sawit siap panen tentu saja memerlukan asupan nutrisi mikronutrien yang cukup. Pemberian mikronutrien dilakukan dengan cara pemupukan atau penyemprotan. Tanaman sawit mampu menghasilkan buah berukuran besar ketika mendapat asupan nutrisi yang mencukupi.
7. Sanitasi dan Pemangkasan Pohon
Umur sawit buah pasir yang tergolong dini memerlukan perawatan yang hati-hati. Petani bisa memaksimalkan sanitasi dan pemangkasan di sekitar pohon. Pemangkasan daun tua dan kering ikut mempengaruhi sirkulasi udara dan mengurangi kelembapan di sekitar pohon.
8. Menghindari Risiko Kebakaran Kebun
Upaya yang tidak boleh tertinggal yakni meminimalisir kemungkinan terjadinya kebakaran di area perkebunan sawit. Bersihkan area kebun secara berkala, terutama material-material yang mudah terbakar. Kebakaran yang terjadi di area kebun bisa menimbulkan dampak yang fatal.
Penutup
Petani sebaiknya melakukan upaya perawatan tanaman secara seimbang untuk memaksimalkan pertumbuhan buah. Sawit buah pasir memiliki ciri tersendiri. Buahnya cenderung memiliki warna yang pucat dan bentuknya relatif kecil.
Untuk informasi lebih lengkap terkait cara meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit Anda, silahkan hubungi 0821-2000-6888 atau kunjungi website https://pkt-group.com/. Perawatan yang sembarang berpotensi menurunkan hasil panen sawit di kemudian hari.
FAQ
Apa Penyebab Sawit Kurang Berbuah?
Terdapat beberapa faktor yang membuat sawit kurang berbuah. Mulai dari penggunaan bibit yang tidak unggul, proses pemupukan tidak seimbang, umur tanaman masih muda, sampai kondisi kebun kurang memadai.
Selain itu, metode perawatan yang kurang maksimal juga mempengaruhi produktivitas tanaman kelapa sawit. Petani sawit perlu melakukan upaya perawatan secara maksimal. Mulai dari pemangkasan pelepah sampai perawatan tajuk sawit.
Berapa Berat Buah Pasir Sawit?
Bentuk buah pasir sawit yang masih kecil rata-rata memiliki berat tandan sekitar 3 hingga 8 kilogram. Beratnya relatif lebih kecil ketimbang tandan sawit unggulan. Ukurannya yang kecil menandakan kandungan minyak yang masih sedikit.
Pupuk Apa Biar Sawit Berbuah Lebat?
Kualitas pupuk yang baik bisa terlihat melalui kandungannya. Pilih jenis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan setiap tanaman. Umumnya, tanaman sawit memerlukan asupan pupuk yang mengandung kalium, nitrogen, fosfor, hingga boron. (DK)(AD)(SD)