Mengenal ISPO dan RSPO: Standar Keberlanjutan untuk Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia

ISPO-RSPO

Sawit Notif – Industri kelapa sawit terus menghadapi tuntutan penerapan praktik perkebunan yang berkelanjutan di tengah isu lingkungan. Sebenarnya, pembuktiannya bisa diperlihatkan dengan memperoleh sertifikat ISPO dan RSPO.

Kedua sertifikat ini dapat hadir sebagai standar yang membuktikan bahwa perkebunan kelapa sawit dikelola secara ramah lingkungan, memperhatikan/memenuhi hak pekerja, dan memberikan dampak yang lebih baik bagi masyarakat sekitar.

Apa Perbedaan ISPO dan RSPO?

Meskipun ISPO dan RSPO termasuk sertifikasi untuk perkebunan sawit, keduanya tetap memiliki perbedaan. Apa bedanya? Jika belum tahu, maka berikut ini perbedaan sertifikasi ISPO dengan sertifikasi RSPO, yaitu:

1. Asal dan Dasar Pembentukan

ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) dibentuk dan ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, sehingga bersifat wajib bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit. Peran ISPO sangat penting terutama untuk menunjukkan kelayakan ekonomi, sosial, dan ramah lingkungan dengan prinsip berkelanjutan.

Sertifikat yang berlaku sejak 2011 ini kini berada di bawah naungan Perpres 44/2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia di Permentan Nomor 38/2020.

RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil)  dibentuk oleh lembaga non-pemerintah yang melibatkan berbagai pihak berkepentingan, termasuk perusahaan, NGO, produsen, dan pembeli minyak sawit. Sertifikasi RSPO sawit bersifat sukarela dan berlaku internasional.

Sertifikasi RSPO untuk apa? Sertifikat RSPO dapat digunakan sebagai bukti di pasar global bahwa produk minyak kelapa sawit memang dihasilkan dengan memperhatikan prinsip kelayakan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Kedua sertifikasi ini dibentuk sebagai upaya mendorong implementasi pengelolaan sawit yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan sesuai dengan SDGs (Sustainable Development Goals).

2. Standar dan Prinsip Pelaksanaan

Standar ISPO lebih fokus pada pemenuhan peraturan dan undang-undang di Indonesia. Di dalam pelaksanaannya harus mematuhi 7 prinsip utama, yaitu:

  • Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan Indonesia
  • Penerapan praktik perkebunan yang baik
  • Pengelolaan lingkungan hidup, sumber daya alam, dan keanekaragaman hayati
  • Tanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
  • Tanggung jawab sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat
  • Penerapan transparansi
  • Peningkatan usaha secara berkelanjutan

Sementara itu, standar RSPO lebih luas dibandingkan ISPO karena berlaku secara internasional. Di dalam pelaksanaannya, RSPO menerapkan beberapa prinsip, yaitu:

  • Komitmen terhadap transparansi
  • Memiliki kepatuhan terhadap hukum maupun peraturan yang berkaitan
  • Tanggung jawab lingkungan serta konservasi sumber daya dan keanekaragaman hayati
  • Kepatuhan terhadap viabilitas keuangan serta ekonomi dalam jangka waktu panjang
  • Penerapan praktik-praktik pihak pengusaha perkebunan maupun pengusaha pabrik minyak sawit
  • Tanggung jawab atas pekerja hingga masyarakat yang dapat terpengaruh oleh kegiatan pengusaha perkebunan ataupun pabrik minyak sawit
  • Pengembangan penanaman sawit baru yang bertanggung jawab
  • Komitmen terhadap perbaikan secara terus menerus dalam area-area yang digunakan untuk perkebunan maupun pengelolaan minyak sawit

Standar dan prinsip lingkungan dalam perkebunan sawit sebenarnya dapat dipenuhi dengan melakukan budidaya secara efektif dan efisien. Salah satu upaya yang harus dilakukan tentu saja upaya pengendali Ganoderma menggunakan CHIPS agar lebih ramah lingkungan.

Hasil penggunaan biopestisida ini akan terlihat lebih efektif dan efisien bahkan tidak mencemari lingkungan. Tidak hanya itu, komponen dalam CHIPS juga membantu memberikan meningkatkan kesuburan lahan sawit demi mencapai produktivitas lebih tinggi.

3. Ruang Lingkup dan Jangkauan Pasar

Perbedaan ISPO dan RSPO lainnya juga dapat dilihat dari cakupan serta jangkauan pasar.

ISPO memiliki cakupan yang lebih sempit dibanding RSPO dan lebih fokus untuk pasar domestik di Indonesia. Sementara itu, cakupan dan jangkauan pasar RSPO lebih luas hingga pasar global, termasuk Eropa, Amerika, dan lainnya.

Hal ini karena, RSPO termasuk sertifikasi skala internasional yang diawasi langsung oleh organisasi dunia. RSPO telah melibatkan perusahaan-perusahaan multinasional bahkan lebih dari 50 negara.

4. Proses dan Biaya Sertifikasi

Cara mendapat sertifikasi ISPO dapat diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada Lembaga Sertifikasi ISPO Indonesia resmi. Pastikan untuk memilih Lembaga Sertifikasi ISPO yang sudah terakreditasi KAN dan terdaftar di kementerian.

Biaya ISPO harus ditanggung oleh perusahaan kelapa sawit yang mengajukannya. Namun, pemerintah Indonesia tetap berusaha memberikan bantuan teknis hingga subsidi terutama bagi petani sawit swadaya.

Jika ingin mendapat sertifikat RSPO harus menjalani audit dari lembaga independen profesional. Biaya yang perlu dikeluarkan juga lebih mahal dibanding mengurus sertifikat ISPO. Namun, ada juga program dukungan dan pendanaan khususnya bagi petani sawit skala kecil agar lebih mudah mendapatkan sertifikat RSPO.

Manfaat Sertifikasi untuk Citra Produk Industri Minyak Kelapa Sawit

ISPO dan RSPO memiliki manfaat yang besar terutama untuk citra produk minyak kelapa sawit yang dihasilkan. Artinya, bukan hanya soal memenuhi standar, tetapi menjadi strategi memperkuat posisi produk di pasar global yang semakin memperhatikan isu keberlanjutan.

Berikut ini beberapa manfaat sertifikasi ISPO maupun RSPO untuk citra produk minyak sawit, yaitu:

  • Meningkatkan Kepercayaan Konsumen. Konsumen kini cenderung memilih produk yang memiliki label keberlanjutan. Jadi, RSPO bisa menjadi modal utama untuk bersaing di pasar global.
  • Memperkuat Reputasi Perusahaan. Sertifikasi menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga lingkungan, memperhatikan pekerja, hingga menyedikan produk dengan penuh tanggung jawab.
  • Mengurangi Risiko Konflik Lahan dan Sosial. Standar RSPO mewajibkan perusahaan melakukan dialog sosial dengan masyarakat adat serta penilaian dampak lingkungan. Sementara itu, ISPO memastikan kepatuhan hukum nasional.
  • Memberikan Akses Pasar yang Lebih Luas di Indonesia hingga Pasar Global.

Apa Kontribusi ISPO dan RSPO pada Bisnis Kelapa Sawit di Tingkat Internasional?

Jika belum tahu, maka berikut ini kontribusi dari kehadiran ISPO maupun RSPO untuk bisnis minyak kelapa sawit.

  • Standarisasi praktik pertanian yang berkelanjutan
  • Mendukung daya saing produk khususnya minyak kelapa sawit Indonesia
  • Baik ISPO maupun RSPO mewajibkan audit dan dokumentasi. Hal ini meningkatkan transparansi dan membuat industri lebih dapat dipercaya.
  • Membantu petani swadaya untuk mendapatkan ISPO dan RSPO terus berkembang, karena keberlanjutan kini menjadi syarat bersaing.

Sudah Tahu tentang ISPO dan RSPO?

ISPO dan RSPO memiliki peranan besar dalam mendorong praktik perkebunan kelapa sawit yang bertanggung jawab. Keduanya memiliki perbedaan dan manfaat tersendiri yang harus dipahami pelaku bisnis guna meningkatkan daya saing produk di pasar internasional.

Selain itu, kepemilikan sertifikat ISPO memastikan standar nasional telah diterapkan tentang pengelolaan perkebunan hingga industri sawit. Sementara itu, RSPO memberikan akses ke pasar global yang lebih ketat terutama untuk menghadapi isu tentang keberlanjutan/ sustainability.

Bagi pihak perkebunan sawit yang ingin mendapatkan informasi lebih lengkap silahkan hubungi 0821-2000-6888 atau kunjungi website https://pkt-group.com/.

FAQ

1. Apakah Minyak Sawit Bersertifikat RSPO Baik?

Tentu saja! Minyak sawit yang memiliki sertifikat RSPO sudah terjamin diproduksi melalui praktik pengelolaan perkebunan hingga industri pengelolaan yang ramah lingkungan, memperhatikan kesejahteraan pekerja, dan meminimalkan konflik sosial.

2. Apakah Sertifikasi ISPO Wajib?

Ya. Perusahaan perkebunan, petani swadaya, hingga pabrik pengolahan minyak sawit wajib memiliki sertifikat ISPO sesuai peraturan Pemerintah Indonesia. Kebijakan ini dibuat guna memastikan praktik di lapangan tetap sesuai standar nasional dan memperhatikan prinsip keberlanjutan.

3. Berapa Lama Masa Berlaku Sertifikat RSPO?

Sertifikat RSPO yang sudah didapatkan akan berlaku selama lima tahun. Setiap tahunnya akan selalu diadakan audit pengawasan guna memastikan perusahaan tetap memenuhi standar keberlanjutan yang ditetapkan.

4. Apakah RSPO Wajib?

Meskipun bersifat sukarela atau tidak wajib, sebaiknya perusahaan kelapa sawit di Indonesia tetap memiliki sertifikat RSPO. Tujuannya agar hasil produk minyak sawit yang dihasilkan lebih dipercayai di pasar global karena memperhatikan prinsip lingkungan, ekonomi, dan sosial.