Pemerintah mematangkan materi untuk melobi Uni Eropa terkait pengesahan rancangan proposal energi yang menghapus penggunaan biodiesel berbahan minyak sawit oleh Uni Eropa pada 2021. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang akan memimpin lobi ke Uni Eropa.
“Rencana diplomasi Uni Eropa akan dipimpin oleh pak Luhut, kami menyusun materi apa yang harus disampaikan, jadi saling melengkapi bahan,” kata Oke kepada wartawan, Selasa (6/3).
Oke mengatakan, pihaknya bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan menyusun strategi lobi tersebut di bawah koordinasi Kemenko Kemaritiman.
Kemudian, mereka akan melakukan rangkaian perjalanan ke negara-negara Uni Eropa untuk menjelaskan mengenai masalah biodiesel.
Parlemen Eropa sebelumnya mengesahkan rancangan proposal energi dengan menghapus minyak kelapa sawit sebagai bahan dasar biodiesel pada 2021 dan minyak nabati pada 2030. Hal itu dilakukan parlemen Uni Eropa dengan mendukung Report on the Proposal for a Directive of the European Parliament and of the Council on the Promotion of the use of Energy from Renewable Sources pada 17 Januari 2018.
Dalam pemungutan suara terhadap usulan tersebut, sebanyak 492 politisi Uni Eropa setuju, 88 menolak, dan 107 lainnya abstain. Dokumen tersebut nantinya akan diajukan kepada pemerintah masing-masing negara dan komisi Uni Eropa.
Oke menilai pengesahan rancangan proposal energi yang menghapus penggunaan biodiesel berbahan minyak sawit telah berdampak besar pada komoditas tersebut di seluruh dunia. Sebab, saat ini telah muncul persepsi negatif bahwa minyak sawit dipandang sebagai salah satu penyebab deforestasi yang terjadi di dunia.
“Karena alasan deforestasi seolah-olah sawit itu jelek, jadi dampaknya sekarang negative impression terhadap sawit sudah tambah tinggi,” kata Oke.
Menurut Oke, persepsi negatif terhadap minyak sawit lebih lanjut akan merugikan Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan salah satu pengekspor kelapa sawit terbesar di Indonesia.
Menurut Oke, pemerintah Indonesia akan berupaya agar kebijakan tersebut tak disahkan oleh Uni Eropa. “Itu yang harus dihindari sehingga kami perlu melakukan (lobi),” kata Oke.
Sebelumnya Luhut menjelaskan lobi perlu dilakukan karena usulan tersebut akan merugikan Indonesia. Sebab, saat ini terdapat 16 juta industri plasma kelapa sawit yang memproduksi biodiesel.”Kalau itu terjadi akan mempengaruhi industri kelapa sawit kita,” kata Luhut.
Beberapa pengusaha industri kelapa sawit yang dalam daftar tamu bertemu dengan Luhut untuk membahas hal ini di antaranya Martua Sitorus (Wilmar International), Bachtiar Karim (Musim Mas), dan Surya Darmadi (Duta Plasma).
Luhut mengungkapkan, salah satu strategi lobi yang akan dilakukan dengan melakukan rangkaian perjalanan ke negara-negara Uni Eropa. Dalam rangkaian tersebut, Indonesia akan menjelaskan posisinya terkait permasalahan biodiesel.
sumber: katadata.co.id