Kenali Apa itu Oleokimia Kelapa Sawit

oleokimia-sawit

Sawit Notif – Minyak kelapa sawit dapat diolah menjadi berbagai macam produk. Salah satu produk yang bisa dihasilkan dari pengolahan minyak kelapa sawit adalah oleokimia. Oleokimia adalah bahan kimia yang diperoleh dari lemak dan minyak. Bisnis oleokimia sawit sendiri sudah berlangsung sejak tahun 190-an dan kini terus berkembang pesat.

Sedangkan industri oleokimia di Indonesia cukup menjanjikan terlebih negara ini juga mampu memproduksi bahan bakunya dalam jumlah besar. Produksi oleokimia minyak sawit membutuhkan proses yang cukup panjang menggunakan teknologi khusus.

Produk yang dihasilkan dari lemak dan minyak nabati kelapa sawit ini memang memiliki banyak manfaat, baik itu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga hingga industri. Tidak heran jika permintaan akar oleokimia dari minyak kelapa sawit sangat tinggi.

 

Apa Itu Oleokimia?

Oleokimia adalah produk berupa senyawa kimia yang dihasilkan dari pengolahan lemak dan minyak nabati. Pengelolaan bahan baku tersebut dilakukan melalui proses kimiawi maupun enzimatis.

Metode atau proses splitting trigliserida akan bekerja mengolah bahan baku menjadi gliserol dan turunan asam lemaknya. Nantinya, oleokimia dasar dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan berbagai produk turunan lainnya.

Apa Itu Oleokimia Sawit?

Oleokimia sawit merupakan produk berupa senyawa kimia yang dihasilkan dari pengolahan lemak dan minyak kelapa sawit. Oleokimia dari minyak kelapa sawit dapat diolah menjadi berbagai jenis produk rumah tangga. Selain itu, oleokimia dari minyak sawit juga kini dapat dimanfaatkan sebagai biodiesel ramah lingkungan.

 

Keunggulan dan Manfaat Oleokimia Sawit

Keuntungan usaha kelapa sawit terutama untuk bahan baku oleokimia sangat tinggi. Salah satu alasannya karena oleokimia memiliki banyak manfaat, sehingga tingkat permintaannya pun tinggi.

Berikut ini beberapa keunggulan dan manfaat oleokimia yang terbuat dari minyak kelapa sawit, yaitu:

1. Termasuk Sumber Daya Terbarukan

Oleokimia terbuat dari minyak nabati, sehingga termasuk sumber daya alam terbarukan serta ramah lingkungan. Inilah yang membuat oleokimia lebih diminati dibandingkan petrokimia dari minyak bumi.

2. Memiliki Sifat Biodegradable

Bahan baku oleokimia yang berasal dari minyak nabati membuatnya menjadi lebih mudah terurai. Artinya, oleokimia termasuk produk yang bersifat biodegradable. Biodegradable berarti dapat diurai secara alami oleh organisme hidup, seperti bakteri dan jamur, menjadi komponen yang lebih kecil seperti gas dan gula.

3. Dapat Digunakan untuk Berbagai Keperluan

Keunggulan oleokimia lainnya adalah dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Anda dapat menemukan oleokimia yang dimanfaatkan untuk membuat produk rumah tangga hingga industri.

4. Lebih Aman

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa oleokimia tidak mengandung bahan beracun. Artinya, oleokimia lebih aman digunakan sebagai bahan baku berbagai produk. Oleokimia juga lebih aman karena tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

5. Membantu Mengurangi Ketergantungan pada Bahan Kimia

Kehadiran oleokimia juga bermanfaat untuk membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan kimia berbasis petrokimia.

 

Jenis-jenis Oleokimia

Oleokimia dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis. Berikut ini jenis-jenis dari oleokimia, yaitu:

1. Fatty Alcohols

Fatty alcohols merupakan senyawa alkohol yang dihasilkan melalui proses hidrogenasi asam lemak. Jenis oleokimia ini akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan detergen, surfaktan, dan kosmetik.

2. Fatty Acids

Fatty acids merupakan asam lemak yang dihasilkan dari proses splitting trigliserida. Jenis oleokimia yang satu ini akan diproses untuk menjadi bahan baku resin, kosmetik, sabun, dan surfaktan.

3. Fatty Amines

Fatty Amines berupa senyawa amina yang diperoleh dari reaksi antara amonia dengan asam lemak. Jenis oleokimia yang satu ini pada umumnya digunakan untuk agen pengemulsi, produksi surfaktan, ataupun agen antistatik.

4. Fatty Methyl

Jenis oleokimia yang satu ini dihasilkan melalui proses transesterifikasi asam lemak dengan metanol. Fatty methyl dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif mesin diesel.

5. Gliserol

Gliserol sebenarnya merupakan produk sampingan yang dihasilkan dari proses splitting trigliserida. Kelompok oleokimia yang satu ini sangat cocok digunakan sebagai bahan baku detergen, farmasi, maupun kosmetik.

 

Cara Produksi Oleokimia Minyak Kelapa Sawit

Proses pembuatan oleokimia minyak sawit dilakukan dengan melalui beberapa tahapan. Berikut ini rincian cara memproduksi oleokimia sawit, yaitu:

  1. Minyak sawit dipanaskan, kemudian ditambahkan asam sulfat. Tujuannya untuk memisahkan asam lemak dari gliserol (fat splitting).
  2. Asam lemak kemudian dipisahkan juga dengan bahan-bahan tidak diperlukan, seperti sabun dan air.
  3. Proses destilasi fraksinasi pun dilakukan dengan tujuan memisahkan asam lemak dengan berbagai panjang rantai karbon. Tujuannya untuk membuat asam lemak murni. Distilasi fraksinasi adalah pemisahan komponen suatu campuran dengan membagi komponen-komponen tersebut ke dalam fraksi-fraksi yang dibedakan berdasarkan perbedaan titik didihnya
  4. Asam lemak tak jenuh yang sudah dimurnikan akan masuk ke proses hidrogenasi, sehingga berubah menjadi asam lemak jenuh. Hidrogenasi adalah istilah yang merujuk pada reaksi kimia yang menghasilkan adisi hidrogen (H2).
  5. Proses pembuatan oleokimia sawit dilanjutkan dengan proses esterifikasi. Proses ini terjadi dengan mereaksikan asam lemak jenuh dengan alkohol. Hasil proses esterifikasi berupa methyl esters atau fatty alcohols.
  6. Proses akhir pun dilakukan untuk mengubah methyl esters atau fatty alcohols menjadi produk akhir. Misalnya, agen pengemulsi, surfaktan, atau agen anitistatik.(SD)