Kenaikan Harga CPO Memberikan Efek Positif ke Emiten Sawit

tandan-sawit

Sawit Notif – Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) diperkirakan tengah berada dalam fase uptrend jangka pendek. Sementara itu, produksi CPO diprediksi akan terus meningkat hingga September 2025, setelah mencatat pertumbuhan selama tiga bulan berturut-turut hingga Mei lalu.

Dilansir dari metrotvnews.com, Peningkatan produksi ini didorong oleh faktor cuaca yang mendukung serta pelaksanaan program peremajaan tanaman yang terus berlangsung. Di sisi lain, tekanan terhadap harga mampu tertahan berkat adanya sinyal kuat dari peningkatan permintaan ekspor.

Menurut Herditya Wicaksana, Head of Research MNC Sekuritas, tren kenaikan harga CPO memberi dampak positif terhadap sejumlah saham emiten sawit, termasuk PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA). Ia menyarankan investor untuk menerapkan strategi “Buy if Break” dengan titik support di Rp171 dan resistance di Rp190 per saham. Target harga diperkirakan berada dalam kisaran Rp200 hingga Rp212.

“Untuk saat ini, saham-saham emiten CPO lebih cocok dipertimbangkan untuk investasi jangka pendek, mengingat pergerakan harga yang cenderung konsolidatif dalam beberapa waktu terakhir,” ujarnya dalam pernyataan tertulis, Selasa (17/6/2025).

Sementara itu, Reza Priyambada, Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, menilai bahwa kinerja keuangan JAWA pada kuartal I 2025 menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Perusahaan berhasil mencatat laba sebesar Rp21,6 miliar, berbalik dari posisi rugi pada periode yang sama tahun 2024.

Menurut Reza, peningkatan kinerja tersebut didorong oleh kenaikan harga jual dan volume penjualan minyak sawit sebagai komoditas utama JAWA. Ia berharap tren harga CPO yang stabil dapat terus mendukung kinerja emiten sawit tersebut.

Namun demikian, Reza mengingatkan bahwa pergerakan saham emiten CPO sangat dipengaruhi oleh dinamika harga di pasar global dan tingkat permintaan. Selain faktor harga, sentimen seperti kebijakan pemerintah terkait program biodiesel dan hambatan perdagangan (entry barrier) dari negara tujuan ekspor juga turut menentukan pergerakan harga CPO dan saham terkait.

“Untuk investasi jangka panjang, penting untuk mencermati prospek jangka panjang dari CPO itu sendiri. Dengan banyaknya turunan produk dari CPO yang digunakan di berbagai sektor seperti ritel, konsumer, hingga kosmetik, permintaan terhadap CPO masih sangat kuat,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sifat harga CPO yang fluktuatif membuat investasi di sektor ini harus disesuaikan dengan kondisi dan sentimen pasar yang sedang berkembang. “Artinya, strategi investasi di saham-saham CPO tetap harus bersifat situasional dan penuh pertimbangan,” tutup Reza.(SD)(AD)(DK)(NR)